Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar Diambil Alih Polda Jatim untuk Permudah Koordinasi

Polda Jatim mengambil alih kasus perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar. Hal ini dilakukan untuk mempermudah koordinasi sektoral.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Kasus Perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar Diambil Alih Polda Jatim untuk Permudah Koordinasi
Kolase: Kompas.com/Asip Hasani
Wali Kota Blitar, Santoso (kiri) dan rumah dinasnya (kanan). Kasus perampokan Wali Kota Blitar kini ditangani Polda Jawa Timur. 

Dari rekaman CCTV terlihat jika para pelaku menggunakan atribut pegawai pemerintah seperti topi Korpri, seragam Satpol PP hingga mobil berpelat merah.

AKBP Argowiyono menjelaskan penggunaan atribut pemerintah ini menunjukkan perampokan telah direncanakan secara matang.

“Kalau kita lihat pola seperti itu, ini sudah direncanakan. Menggunakan pelat dinas juga,” jelasnya.

Menurutnya, para pelaku ingin mempersulit penyelidikan dengan memunculkan kesan pelaku adalah orang dalam.

“Tentunya (memunculkan) asumsi-asumsi seolah-olah ada keterlibatan orang dalam. Ini juga mungkin sudah dipikirkan,” terangnya pada Kamis (15/12/2022) dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: UPDATE Perampokan di Rumah Wali Kota Blitar: Pelaku Pakai Topi Korpri Naik Mobil Berpelat Merah

Ia mengungkapkan salah satu contohnya adalah rekaman CCTV yang menunjukkan seorang yang membuka pintu gerbang menggunakan pakaian yang identik dengan seragam Satpol PP.

Menurut Argo pria tersebut bukan Satpol PP tapi salah satu dari lima pelaku.

Berita Rekomendasi

“Kalau dari keterangan kemungkinan besar itu pelaku. Karena petugas (Satpol PP) saat itu sudah dilumpuhkan,” tambahnya.

AKBP Argowiyono menambahkan jika saat ini polisi sedang menunggu hasil uji laboratorium forensik dari data sidik jari dan DNA yang tertinggal di tempat kejadian perkara (TKP).

“Kita juga masih menunggu hasil uji labfor atau data Inafis terkait pengujian sampel DNA dan sidik jari yang tertinggal di TKP.” 

“Sidik jari ini kan banyak pola dan tergantung dari kualitas (sampel) sidik jari itu sendiri. Pada saat (hasil) keluar tidak langsung mengarah ke seseorang, tapi ada sekian kemungkinan-kemungkinan,” pungkasnya.

(Tribunnews.com/Mohay) (Kompas.com/Asip Agus Hasani) (TribunJatim.com/Samsul Hadi)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas