Dampak Cuaca Ekstrem, Ratusan Nelayan di Tegal Tak Melaut hingga Minta Pemerintah Turun Tangan
Riswanto selaku Ketua HNSI Jawa Tengah mengatakan, hampir 70 persen nelayan kecil tak melaut karena cuaca yang tak bersahabat beberapa hari terakhir.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Cuaca ekstrem dan gelombang tinggi yang melanda beberapa wilayah Indonesia nampaknya berdampak besar bagi sebagian masyarakat.
Seperti di ratusan nelayan kecil di Kelurahan Muarareja, Kota Tegal, Jawa Tengah yang tak bisa melaut karena gelombang tinggi dan cuaca ekstrem.
Riswanto selaku Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Tengah mengatakan, hampir 70 persen nelayan kecil tak melaut karena cuaca yang tak bersahabat beberapa hari terakhir.
Mengutip TribunJateng.com, sebagian lainnya nekat bertaruh nyawa demi memenuhi kebutuhan harian.
Mereka tetap melaut meskipun hasil tangkapannya kurang maksimal.
"Sudah sejak dua minggu lalu, teman-teman nelayan selalu memonitor kondisi cuaca dan alam," kata Riswanto.
Baca juga: Dalam Tiga Tahun Terakhir, Jumlah Orang di Dunia Hadapi Kelaparan Ekstrem Mencapai 25,3 Juta Jiwa
Pihaknya juga selalu mengimbau untuk waspada terhadap cuaca buruk, khususnya gelombang tinggi.
Sebab, jika terpaksa melaut, hasil yang didapatkan tidak bisa menutup biaya operasional.
Riswanto juga berharap kepada pemerintah untuk mendistribusikan bantuan beras paceklik untuk para nelayan, karena saat cuaca buruk, para nelayan akan kehilangan pendapatan.
"Kami upayakan bantu komunikasikan ke dinas agar ada (beras paceklik). Harapannya bisa direalisasikan oleh dinas terkait," ungkapnya.
Distribusi BBM Terhambat
Tak hanya nelayan saja yang merasakan dampak langsung dari cuaca ekstrem dan gelombang tinggi.
Pendistribusian BBM ke Karimunjawa juga tersendat karena cuaca yang tidak bersahabat.
PT Pertamina Patra Niaga masih menunggu cuaca membaik untuk memasok BBM ke Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara.