185 Pengungsi Rohingya Tiba di Aceh, Sebagian Besar Terdiri dari Wanita dan Anak-anak
185 pengungsi Rohingya tiba di Aceh. Sebagian besar pengungsi terdiri dari wanita dan anak-anak.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
Tetapi juru bicara Babar Baloch mengatakan jika benar, ini akan menjadikan tahun 2022 sebagai tahun paling mematikan bagi penyeberangan Rohingya sejak 2013 dan 2014 ketika lebih dari 900 dan 700 dilaporkan tewas atau hilang.
Baca juga: 160 Etnis Rohingya Terdampar di Kapal di Perairan Lepas Kepulauan Andaman India
Siapa Rohingya?
Dilansir Britannica, Rohingya mengacu pada komunitas Muslim yang umumnya terkonsentrasi di negara bagian Rakhine (Arakan) di Myanmar (Burma).
Orang-orang Rohingya juga tinggal di kamp-kamp pengungsi di negara tetangga seperti Bangladesh dan India.
Rohingya dianggap sebagai salah satu minoritas yang paling teraniaya di dunia.
Pada awal abad ke-21, Rohingya menduduki sepertiga dari populasi di negara bagian Rakhine, sedangkan umat Buddha merupakan proporsi yang mayoritas dengan dua pertiga sisanya.
Penggunaan istilah Rohingya sangat ditentang di Myanmar.
Populasi Buddhis yang dominan menolak terminologi Rohingya, mereka memilih menyebutnya sebagai Bengali.
Populasi Buddhis menganggap Rohingya adalah imigran ilegal dari Bangladesh.
Saat sensus penduduk tahun 2014, yang pertama dilakukan dalam 30 tahun, pemerintah Myanmar membuat keputusan untuk tidak mendata mereka yang mengidentifikasi diri sebagai Rohingya.
Pemerintah hanya akan mendata mereka yang menerima klasifikasi Bengali.
Langkah itu sebagai tanggapan atas ancaman boikot sensus oleh umat Buddha Rakhine.
Hampir semua Rohingya di Myanmar tidak memiliki kewarganegaraan.
Mereka tidak dapat memperoleh kewarganegaraan sejak lahir di Myanmar karena Undang-Undang Kewarganegaraan tahun 1982 tidak memasukkan Rohingya ke dalam daftar 135 kelompok etnis nasional yang diakui.