Status Gunung Api Karangetang di Sulut jadi Siaga, 73 Warga Dievakuasi untuk Memudahkan Penanganan
Sebanyak 73 warga dievakuasi setelah status Gunung Api Karangetang meningkat menjadi siaga. Evakuasi dilakukan untuk memudahkan penanganan.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Endra Kurniawan
Salah satu warga, Friska Kulas mengatakan guguran lava di puncak Gunung Api Karangetang mulai terlihat pada sore hari.
"Dari sore sudah kelihatan api dan asap di puncak gunung. Kadang sesekali terdengar suara gemuruh," terangnya.
Ada Peningkatan Aktivitas Gunung Api Karangetang
Pada Selasa (7/2/2023) ada peningkatan aktivitas Gunung Api Karangetang dengan munculnya gempa gugur lava sebanyak 62 kali.
Jika dibandingkan pada Senin (6/2/2023), peningkatan aktivitas Gunung Api Karangetang cukup signifikan karena hanya ada 43 kali guguran lava.
Baca juga: Respons Pelaku Wisata Soal Rencana Gunung di Bali jadi Kawasan Suci, Warga Sekitar akan Dirugikan
Jumlah gempa hembusan juga mengalami peningkatan dari 13 kali dengan amplitudo 20-30 mm pada Senin, menjadi 21 kali dengan ampiltudo 20-75 mm pada Selasa.
Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia Tatipang mengungkapkan penyebab adanya peningkatan aktivitas pada Gunung Api Karangetang.
Menurutnya hal ini terjadi karena terdapat tekanan gas yang mendorong sumbat lava pada puncak kawah utama.
"Ini kemudian jatuh dan mengarah ke arah barat yakni Kali Batang dan Kali Beha di Kampung Dompase dan Kampung Mini," paparnya, Rabu (8/2/2023).
Masyarakat diminta tidak mendekati Gunung Api Karangetang dan melakukan aktivitas di dalam zona prakiraan bahaya.
Guguran lava dan awan panas juga perlu diwaspadai karena dapat terjadi sewaktu-waktu.
Ancaman lahar hujan dan banjir bandang juga dapat terjadi di bantaran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSitaro.com/Octavian Hermanes)