Pembakaran Pesawat Susi Air Bikin Warga Distrik Paro Panik dan Takut Lalu Mengungsi ke Kenyam Nduga
Dua hari belakangan ini TNI melakukan penyelamatan terhadap masyarakat yang berjalan kaki ke Kenyam
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Marselinus Labu Lela
TRIBUNNEWS.COM, TIMIKA - Sebagian warga Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan saat ini mengungsi ke Kenyam, ibu kota Nduga.
Mereka masih ketakutan menyusul pembakaran pesawat dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya, Selasa (7/2/2023) lalu
"Pada prinsipnya TNI-Polri dalam menangani kasus ini tidak menduga karena berdasarkan fakta di lapangan. Jadi tidak ada yang namanya penyanderaan pilot Susi Air," kata Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa saat melakukan konferensi pers di Polres Mimika.
Saat konferensi pers, Muhammad Saleh Mustafa didampingi Danrem 172, Brigadir Jenderal TNI JO Sembiring, Wakapolda Papua, Brigjen Ramdani Hidayat, dan Komandan Pasukan Brimob III, Brigjen Pol Gatot Haribowo.
Baca juga: Soroti Pembakaran Pesawat Susi Air di Nduga, INACA Minta Keamanan Penerbangan di Papua Ditingkatkan
Saleh mengatakan, saat ini beredar informasi di sosial media bahwa TNI-Polri melakukan operasi dan melakukan upaya paksa tindakan kekerasan seperti melakukan bom di Paro.
"Saya tegaskan itu tidak benar. Yang benar adalah masyarakat mengungsi karena kelompok KKB yaitu membakar pesawat dan membuat panik warga," katanya
Ia megatakan, dua hari belakangan ini pihaknya melakukan penyelamatan terhadap masyarakat yang berjalan kaki ke Kenyam.
"Butuh waktu dua sampai tiga hari itupun kalau sehat. Tetapi disitu ada anak kecil, ibu-ibu, orang tua, bahkan ada yang sakit sehingga bupati meminta TNI-Polri untuk evakuasi," tuturnya.
Lanjut Pangdam, saat ini TNI-Polri sudah melakukan evakusi warga ke Kenyam yang terdiri dari 25 orang dan sudah berada di Kenyam untuk dilakukan tindakan medis.
Warga mengugsi karena ada ancaman KKB terkait tindakan pemboman di lokasi tersenut.
"Ssmua yang dilakukan ini adalah tindakan hukum karena Egianus Kogoya telah melakukan kriminalisasi," tuturnya.
Wakapolda Papua, Brigjen Ramdani Hidayat mengatakan seperti yang disampaikan Pangdam bahwa telah dilaksanakan kegiatan kemanusiaan.
"Bupati Nduga meminta TNI-Polri diminta untuk mengevakuasi masyarakat Paro dan saat ini sedang di data jumlah warga," ungkapnya.