Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lucky Hakim Blak-blakan Digaji Padahal tidak Kerja: Udah Sebulan Tidur Ada Uang Masuk Rp 40 Juta nih

Lucky Hakim mendapat fasilitas mobil berharga Rp 700 jutaan, listrik gratis, dan air conditioner (AC) berlimpah tetapi tidak diberikan pekerjaan.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Lucky Hakim Blak-blakan Digaji Padahal tidak Kerja: Udah Sebulan Tidur Ada Uang Masuk Rp 40 Juta nih
Tribunnews
Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim dalam wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra secara virtual pada Kamis (23/2/2023). Lucky Hakim mengaku masih mendapatkan gaji padahal sudah sebulan dirinya tidak bertugas sebagai wakil bupati Indramayu. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim blak-blakan menerima fasilitas mewah dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) 2022 padahal dirinya sudah lama 'menganggur'.

Lucky merunut anggaran kepala daerah untuk medical check up mencapai Rp 15 juta, penyediaan rumah tangga mencakup makan dan minum sebesar Rp 561 juta dan untuk wakil kepala daerah sebesar Rp 483 juta.

Dana tunjangan yang fantastis itu menurut Lucky sangat luar biasa. Dia bahkan berkelakar bahwa dirinya tak makan 'berlian'.

Hal itu diungkapkan Lucky Hakim saat diwawancarai khusus oleh Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra secara virtual pada Kamis (23/2/2023).

Baca juga: Hubungan dengan Bupati Indramayu Tidak Harmonis, Lucky Hakim: DPRD Telah Melakukan Hak Interpelasi

"Makan dan minum Rp 483 juta, emang saya makan berlian? Ada lagi administrasi keuangan wakil kepala daerah sebesar Rp 1,1 miliar," kata Lucky Hakim.

Dia juga menuturkan ada banyak lagi biaya-biaya tunjangan yang diterima selama menjabat. Lucky merasa tidak berhak menerima anggaran tersebut karena sudah setahun tidak bekerja atau tidak menerima pengalihan wewenang baik delegasi ataupun mandat dari bupati.

Politisi Gerindra ini juga menyebut dirinya mendapat fasilitas mobil berharga Rp 700 jutaan, listrik gratis, dan air conditioner (AC) berlimpah tetapi tidak diberikan pekerjaan.

BERITA TERKAIT

Lucky merasa dzalim mendapatkan gaji besar padahal tidak berbuat apapun untuk masyarakat Kabupaten Indramayu seperti janji kampanyenya.

Dia menegaskan menolak menerima gaji buta karena sudah berjanji kepada pemilihnya saat kampanye Pilkada lalu.

Lucky mengaku pilihan mundur sebagai orang nomor dua di Kabupaten Indramayu sudah final.

Dirinya pun sudah dihubungi langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bahwa tidak ada jalan keluar atas persoalan yang dihadapi.

Baca juga: Mundur dari Wakil Bupati Indramayu, Lucky Hakim Usulkan Agar Jabatan Wakil Kepala Daerah Dihapus

Pasalnya, hasil pertemuan empat mata dengan Bupati Indramayu Nina Agustina pada Februari 2022 lalu, tak berujung baik.

Justru, pertemuan itu menjadi akhir komunikasi kedua kepala daerah itu.

Sejak saat itu, Lucky merasa di 'non job'. Bahkan, dirinya tak memiliki kewenangan apapun dalam menetapi janji-janji kampanyenya.

Berikut wawancara lengkap dengan Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra:

Kang Lucky, bisa cerita tidak awal mulanya abang bisa berpasangan dengan ibu Nina Agustina dalam Pilkada lalu, bagaimana ceritanya?

Itu peristiwa politik ya, saya rasa di mana-mana sama bahwa tidak memungkinkan satu partai politik kalau tidak sampai 10 kursi untuk maju sendiri.

Tetapi di sini kita lihat kalau bisa maju sendiri karena punya 22 kursi. Nah ketika PDIP punya 7 kursi dan Gerindra punya 6 kursi dan NasDem 1 kursi, maka koalisi.

Dari koalisi itu PDI mengajukan mbak Nina dan dari Gerindra dan Nasdem mengajukan saya artinya kita berkoalisi.

Tentu secara personal kita baiklah karena kita juga tidak cakar-cakaran, hubungannya baik dan sopan satu sama lain.

Baca juga: Rencana Lucky Hakim setelah Mundur dari Wakil Bupati Indramayu: Maju Pilkada hingga Jadi Artis Lagi

Jadi kita berjalan dengan tentu ada beberapa agreement kalau kita bicara agreement ya bahwa agreement-nya adalah membangun sama-sama, sama-sama membangun.

Lalu ketika sudah berjalan bicara tupoksinya kalau bicara tupoksinya saya pun setuju tupoksinya adalah wakil Bupati seperti saya ini.

Wakil Bupati seluruh Indonesia dan seluruh Wakil walikota seluruh Indonesia tupoksinya juga sama yaitu membantu Bupati kalau diminta.

Akan membantu Bupati kalau diminta membantu akan melaksanakan tugas kalau dilakukan disposisi akan bisa exis kalau Bupatinya tidak ada itu tupoksinya.

Beda dengan membangun bersama-sama itu sudah ada perbedaan tetapi saya pikir ya sudah tidak apa-apa karena kembali ke tupoksinya karena tupoksinya wakil Bupati sebagai apa ya saya terima.

Tetapi ketika ada hal-hal yang di luar peraturan terjadi misalnya, saya ngga tau mungkin teman-teman disini bisa membantu, mungkin bapak juga bisa membantu, sebenarnya protokoler atau ajudan atau sespri itu diatur oleh personal secara permikiran ngawur ngawur atau ada anggarannya yang mengatur itu dan tolong praturannya seperti apa dan bagaimana konteksnya.

Jadi apakah itu adalah kewenangan murni atau memang itu sudah protap nya itu mungkin bisa sama sama kita kaji.

Artinya perkenalan itu semua berjalan dengan baik dan semua berjalan dengan semestinya sama-sama membangun.

Tetapi ketika ditarik menjadi ranah bahwa kembali ke tupoksi masing-masing, saya diam dan saya juga menyetujui kenapa tidak, karena sesuai dengan undang-undang iya kalau mau kita akan ajukan judicial review ke Mahkamah Konsitusi untuk merubah undang undang nya.

Tetapi konteks ketiga janji bersama masyarakat kepada masyarakat itu kan konteks pribadi.

Ketika kampanye, saya berani, insya Allah berani, istilahnya ada tidak kandidat lain yang mendatangi seluruh desa di Indramayu, sudah saya datangi. Ada 860 titik yang saya datangi.

Dan saya datang itu kan bukan hanya nyanyi-nyanyi, saya kan berjanji. Jadi ada 860 titik yang saya berjanji dan janji itu akan ditangih ke saya. Walaupun di dunia saya bisa berkelit, tetapi di akhirat tidak bisa berkelit.

Itu sebabnya saya merasa di posisi yang terjepit, berjanji berdasarkan visi misi tetapi pada kenyataannya saya tidak memiliki alat untuk perbuat.

Apakah anda tidak tahu tupoksinya wakil Bupati sesuai dengan undang-undang, saya tahu undang-undang nomor dua tiga saya tahu saya mantan anggota DPR RI, tetapi bukan kah dulu bicara bahwa kita akan sama-sama membangun tetapi ketika ditarik ke ranah ke tupoksi masing masing, ya sudah berarti saya diam.

Tetapi diam pun masih diambil juga alat-alat untuk kerja saya, sehingga saya hanya fungsi pengawasan kan seperti itu.

Dan ini tidak bisa saya bohong Pak, kalau begini kan suatu kebohongan publik saya bisa kena pidana menyebarkan hoaks.

Apakah abang tidak pernah bertemu empat mata dengan Ibu Nina membicarakan hal ini?

Pernah, ngobrol empat mata bulan Februari tahun lalu. Bupati bilang ayo Mas bagaimana kita sama-sama mau membangun Indramayu ya tentu saja ini kan obrolan tahun lalu-nya lagi.

Lalu gimana apa maunya saya ya sesuai dengan apa yang kita cita-citakan awal kalau kita mau membangun sama sama ya kita membangun sama-sama.

Ya kalau misalnya kembali ke tupoksinya masing-masing ia pun tidak apa-apa, anda sudah bagus dengan anda lakukan walaupun saya jadi terlihat tidak bagus, tidak apa-apa akan saya tanggung ini semua.

Beban moral ini akan saya tanggung ketika anda memiliki segala kemewahan dalam konteks kekuasaan, kewenangan, tidak apa-apa.

Saya tidak memiliki kewenangan pun tidak apa-apa, tetapi tolong janji-janji kita yang dulu kepada masyarakat terpenuhi.

Tidak usahlah setengahnya, kita bicara 10 persen saja masyarakat akan puas. Kenyataannya saya punya media sosial dan dalam pergaulan sehari-hari saya turun ke Indramayu, masyarakat menagih saya bertubi-tubi.

Dan saya malu seperti tidak memiliki harga diri ketika waktu itu saya berjanji ini itu, tiba-tiba tidak terpenuhi sama sekali dan saya tidak punya alasan untuk ngeles.

Misalnya nanti tolong tanya ke kepala dinas ya, ajudan tolong catat. Saya tidak punya itu. Seperti didorong ke lubang sumur nggak dikasih pelampung, mau nggak mau saya harus berenang.

Artinya bahwa sudah bicara empat mata dan Bupati bilang ya ayo kita bangun sama sama, ya ayo. Terus maunya apa, ya sudah kita tepati janji kita saja sudah sesimple itu jangan pikirkan tentang, mungkin Bupati pernah bilang ‘wabub nya nggak mau apa-apa’, ya memang saya tidak mau apa-apa.

Saya tidak perlu pengawalan apa-apa tidak masalah. Alhamdulillah saya juga bukan orang susah. Tetapi konteksnya banyak orang susah di Indramayu ayo sama sama kita kerja yuk.

Dan saya rasa sebenarnya mungkin Bupati bekerja, ya tetapi itu Bupati, lah saya? Ketika sudah berjanji dengan masyarakat, bagaimana saya menghadapi masyarakat yang ini.

Bang, kalau tidak salah menurut Bu Bupati, komunikasi dengan abang terputus sekitar setahun yang lalu mulai Februari 2022, sudah tidak ada komunikasi lagi. Benar tidak?

Nah ini adalah suatu hal yang bagus sekali, dalam satu tahun terakhir apakah DPRD tidak melakukan rapat paripurna? ada kan rapatnya? apakah Bupati selalu datang setiap saat? tidak Bupati sering tidak datang. Selalu bertanya kenapa tidak wakil Bupati yang ditugaskan, tetapi malah menugaskan Sekda.

Jadi kalau bicara bahwa komunikasi terakhir bulan Februari tahun lalu betul, tetapi sebenarnya secara ketugasan itu bisa saja dilakukan didelegasikan kepada saya, walaupun itu adalah kewenangan Bupati.

Saya paham, bahwa komunikasi ini sebenarnya bisa saja dijalin, karena saya tidak mungkin menolak undangan, tugas dari Bupati. Karena kalau saya menolak itu yang saya hadapi adalah UU. Ketika wakil bupati tidak mau menerima, melakukan tugas bupati yang dilawan adalah UU.

Undang-undang menyatakan bahwa wakil Bupati tugasnya adalah membantu Bupati. Nah jadi masalahnya komunikasi terhenti karena tidak pernah ditugasi apapun.

Kalau boleh tanya, apakah abang dikasih tau struktur-struktur di bawah abang, mulai dari ajudan, protokol dan seterusnya dikurangi atau ditarik kembali. Apakah abang diberi pemberitahuan?

Saya minta bukti surat tanda terima. Saya menerima informasi itu baik melalui whatsApp ataupun email ataupun faktualnya atau kertas, tidak ada.

Kemarin kalau tidak salah saya nonton acara ini dan di situ Bupati bilang bahwa anak IPDN, ketika bertanya kepada Bupati apakah betul ajudannya ditarik itu sebuah pengakuan dari Bupati bahwa anak IPDN dijadikan Lurah.

Iya tidak apa-apa, anak IPDN dijadikan Lurah, dijadikan presiden itu bukan urusan saya. Tetapi sebagai masyarakat Indramayu meminta wakil ini musti kerja karena dia digaji oleh rakyat.

Saya ini dibayar oleh rakyat mendapatkan segala kemewahan kalau nganggur ya rugi siapa, rakyat. Saya mah senang gaji buta, itu kalau orang yang tidak benar, tetapi alhamdulillah orang tua saya mengajarkan saya menjadi orang benar.

Jadi enak sih gaji buta, tidur, makan dibayar. Tetapi yang gaji saya ini bukan orang kaya, yang menggaji saya itu dan kemewahan ini itu orang Indramayu yang pada susah cari uang.

Iya saya pikir ya sudahlah akhirnya jangan tunjukkan toh saya dalam konteks pengunduran diri saya tidak menyalahkan siapa pun, masih saja dipermasalahin. Saya sudah menyalahkan diri saya sendiri.

Selama menjadi wakil Bupati, apa sih sebenarnya fasilitas, gaji, yang abang terima?

Gaji itu ada, 5 juta. Belum lagi ada, saya baru terima uang dari BJB saya tunjukkan, ada lagi nih tunjangan sekitar 20 juta lagi. Saya enggak ngapa-ngapain. Udah sebulan tidur ada uang masuk 40 juta nih. Artinya masya Allah enak banget jadi pejabat di Indonesia, khususnya di Indramayu. Jadi banyak yang saya dapatkan.

Ini mobil harganya 700 juta. Belum lagi saya dapat tunjangan dll. Masa orang dibayar begitu besar dan digaji dan dikasih tunjangan, listrik gratis, terus nganggur.

Masalnya yang gaji ini bukan orang terkaya di Indonesia, atau pengusaha atau pemilik atau apa, yang gaji saya itu ibu-ibu yang ada di Pasekan, ibu-ibu yang ada di setinggi yang kerja jemur ikan asin, jemur bandeng, nelayan yang tangannya pada kasar-kasar karena narik jaring petani yang aku kulitnya hitam kepanasan, mereka menggaji orang ini begitu besar tetapi … dan operasi, saya ga pernah operasi, diem saja nganggur udah lama banget.

Saya test case, bulan Januari saya tidak datang ke Indramayu sekalipun, ini saya dicariin nggak, disuruh kerja nggak, nggak. Masya Allah. Artinya saya harus mundur.

Abang di sosmed pernah cerita bahwa 1 bulan abang punya fasilitas untuk uang makan. Benar nggak segitu?

Ya itu kan bisa dilihat dari anggaran di DPRD, berapa uang makan minum untuk Bupati dan wakil Bupati. Kan bisa dilihat itu. Kalau gajinya 5 juta, lalu ada tunjangan sampai 30 jutaan. Tapi kan ada fasilitas-fasilitas lain kaya, anggaran 2022, pelaksanaan APBD 2022, meliputi medical check up 15 juta, nggak saya tidak pernah medical check up.

Mengikuti kegiatan wakil kepala daerah 194 juta. Penyediaan rumah tangga mencakup makan dan minum sebesar Rp 561 juta, dan wakil kepala darerah Rp 483 juta. Makan minum Rp 483 juta, memangnya saya makan minum berlian.

Jadi maksud saya begini, tidak apa-apa tidak salah kita mendapatkan segala kemewahan itu, tidak apa-apa, asal saya-nya bisa memenuhi seperempat saja janji.

Saya bilangnya saya bukan Bupati atau siapa walikota, saya mendapatkan ini semua asalkan saya bisa seperempat menepati janji saya atau 1/10 atau 1/100.

Hitungannya begini, ada janji akan memberikan 300 ambulan di setiap desa, kasih saja 2 ambulan supaya saya bisa kasih ke masyarakat. Akan menaikkan honor 6000 guru honorer, ya sudah lah saya 10 persen berarti 600, yasudah 1 persennya 6 orang deh bisa naikan honornya.

Artinya saya ini orang yang tidak pantas mendapatkan kemewahan iya begitu banyak untuk sesuatu yang tidak saya lakukan.

Jadi kembali ke saya, saya yang salah, saya yang dzolim, saya yang bodoh, yang lainnya mulia, yang lainnya istimewa, yang lainnya setengah malaikat. Saya orang bodoh, dan saya tidak mau digaji oleh rakyat kalau rakyatnya menderita dan saya mewah-mewahan. Sesimpel itu.

Kalau boleh menyampaikan pesan ke Bupati Indramayu Bu Nina Agustina, apa yang mau abang sampaikan?

Semoga kita tetap sama-sama ingat betapa pada saat kampanye kita bertemu dengan ibu-ibu bapak-bapak, mereka berkeringat dan orang-orang yang begitu mendambakan suatu hal perubahan yang signifikan dan kongkrit dirasakan.

Jadi saya rasa kenangan-kenangan itu insya Allah akan tetap terngiang di kepala kita dan mudah-mudahan menjadi energi untuk kinerja lebih baik lagi.

Saya rasa saya suport lah kalau beliau kerja bagus, saya suport. Saya sedang tidak mendegradasi kehormatan siapa pun.

Saya pribadi karena saya tidak punya tulis itu maka saya mundur, kalau saya punya tools itu saya nggak papa, instrumen untuk bekerja.

Masalahnya karena tidak ada ya sudah, anda saja silakan, good luck semoga bahagia, semoga sejahtera Indramayunya nanti ketemu wakil yang mungkin bisa bekerja sama dengan baik. Artinya saya mundur, nanti ada orang yang bisa kerja.

Nanti kita lihat, apakah besok ada penggantinya, foto-foto wakil bupatinya akan dipasang tidak disemuanya. Tapi pas jaman saya, tidak ada tuh foto satupun di tempat manapun kecuali di DPRD. Beda ketika kampanye foto di mana-mana.

Mudah-mudahan pengganti saya, fotonya bisa bersanding juga bisa duduk bersebelahan ketika acara 17 Agustus-an bisa bareng. Artinya mundurnya saya ini bisa bermanfaat untuk orang lain yang akan bekerja untuk masyarakat. (Tribun Network/Yuda)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas