Panti Asuhan di Palembang Ditutup karena Pemiliknya Terlibat Kasus Kekerasan, 18 Korban Dipindahkan
Setelah pemilik panti asuhan di Palembang ditahan, kini panti asuhannya ditutup sementara. Anak asuh yang menjadi korban dipindahkan ke panti sosial.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Panti Asuhan Fisabilillah Al-Amin, Palembang, Sumatra Selatan ditutup untuk sementara waktu setelah pemiliknya ditetapkan sebagai tersangka kasus kekerasan terhadap 18 anak asuh.
Pelaku yang bernama Hidayatullah (40) telah ditahan di tempat khusus di Polrestabes Palembang, sedangkan 18 korban dipindahkan ke panti sosial di Palembang.
Selama berada di panti sosial, para korban akan didampingi Komisi Perindungan Anak Indonesia (KPAI) Palembang untuk menghilangkan trauma yang dialami.
Ketua KPAI Palembang, Romy Apriansyah mengatakan pendampingan ini perlu dilakukan karena para korban kekerasan masih di bawah umur.
Baca juga: Aniaya Anak Asuh, Pemilik Panti Asuhan di Palembang Ditangkap dan Dinyatakan Positif HIV
"Mudah-mudahan dengan dipindahkan ke sini trauma healing yang dialami oleh anak-anak ini bisa diatasi. Karena anak-anak ini kan perlu pemulihan secara psikis," terangnya, Selasa (28/02/2023), dikutip dari TribunSumsel.com.
Selain mendampingi memulihkan psikis korban, KPAI juga akan mendampingi korban ketika memberikan keterangan ke penyidik.
"Sejauh ini yang sudah masuk di data kami sudah ada lebih dar 4 orang korban, karena pemeriksaan terhadap anak-anak ini kan beda dengan orang dewasa jadi harus soft, santai, karena anak-anak ini kan sedang alami trauma healing berat," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumsel, Mirwansyah mengatakan kondisi para korban sehat dan masih menjalani trauma healing.
"Hanya memang masih ada trauma dan kita lakukan tindakan trauma healing agar kejadian tersebut tidak terus teringat di memori," jelasnya.
Ia menambahkan panti asuhan Fisabilillah Al-Amin terdaftar resmi tapi akreditasinya menurun dari B menjadi C.
"Panti tersebut memang melayani panti asuhan untuk anak yatim piatu. Kita juga tidak menyangka sampai terjadi ada tindakan kekerasan di panti tersebut," tandasnya.
Mirwansyah menjelaskan anak asuh yang berada di panti asuhan tersebut ada yang difabel, sehingga perlu pendampingan khusus.
"Untuk itu kita sudah berkoordinasi dengan Kementerian Sosial, karena yang memberikan penilaian untuk sertifikasi Kemensos untuk meninjau ulang panti yang ada, terutama di Palembang," bebernya.
Sosok Pelaku di Mata Anak Asuh
Aksi kekerasan pelaku kepada para anak asuh sudah dilakukan berulang kali dan viral setelah seorang anak asuh merekamnya.
Anak asuh wanita yang merekam berniat membagikan video aksi kekerasan pelaku kepada temannya di luar panti, namun video itu menjadi viral.
Baca juga: Soal Kekerasan di Panti Asuhan Palembang, Ini Kata Istri Pelaku hingga Terungkap Motifnya
Seorang anak asuh panti asuhan Fisabilillah Al-Amin, Akbar (17) mengatakan, pelaku memang sering marah ke anak asuh yang jumlahnya 39 orang.
Menurutnya, emosi pelaku yang tidak terkontrol dikarenakan mengalami sakit dan banyak pikiran.
"Mungkin karena banyak pikiran juga Abi (panggilan anak asuh untuk pelaku) makanya marah. Abi itu juga sakit gangguan panik, dan pas aku kelas dua SMA ini lah Abi sudah mendingan," paparnya, Senin (27/2/2023).
Meski sering marah, pelaku selalu meminta maaf kepada anak asuh setelah emosinya mulai mereda.
"Abi itu kalau habis marah-marah dia pasti minta maaf ke kami. Biasanya juga dia itu sering ngajak kami jalan-jalan, bermain, dan dikasih juga kami yang jajan begitu juga dengan Ibu Rina istrinya dia juga baik," sambungnya.
Ia mengaku sudah 6 tahun tinggal di panti asuhan Fisabilillah Al-Amin untuk sekolah dan belajar mengaji.
Pelaku Positif HIV
Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan, Hidayatullah dinyatakan positif HIV.
Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Mokhamad Ngajib mengatakan, meski pemilik panti asuhan positif HIV, anak-anak yang berada di panti dipastikan tidak tertular.
"Anak-anak yayasan panti asuhan Fisabilillah Al-Amin sudah kami periksa di RS Bhayangkara, dan hasilnya negatif. Tidak ada yang tertular, Alhamdulillah semuanya sehat," paparnya, Senin (27/2/2023), dikutip dari TribunSumsel.com.
Baca juga: Seorang Ibu Tega Aniaya Anak Hingga Tewas, Polisi Dalami Keterlibatan Pacar Pelaku
Tersangka akan ditahan di tempat khusus di Polrestabes Palembang sembari pihak kepolisian berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Palembang.
"Tersangka ditempatkan di tempat yang khusus. Tapi selagi proses hukum berjalan kami juga akan koordinasi dengan Dinas Kesehatan bagaimana penanganannya," sambungnya.
Polisi masih mendalami terkait dugaan adanya kekerasan seksual kepada anak-anak panti asuhan.
Namun, hasil pemeriksaan sementara belum ada, sehingga pelaku dapat dijerat pasal kekerasan terhadap anak.
"Belum ada (kekerasan seksual) yang dialami anak-anak. Masih pendalaman proses penyelidikan, " lanjutnya.
Hingga saat ini sudah ada 24 saksi yang diperiksa terdiri dari anak-anak panti asuhan hingga masyarakat sekitar.
Dari 39 anak yang ada di panti asuhan, 18 diantaranya mengaku sebagai korban kekerasan baik verbal maupun fisik.
Baca juga: Diduga Aniaya Anak Asuh, Pemilik Panti Asuhan di Sumsel Dibui, Ternyata Baru Sembuh dari Sakit Jiwa
Kekerasan ini dilakukan tersangka karena merasa kesal dengan anak-anak panti asuhan yang malas dan tidak disiplin.
Petugas juga masih mendalami kesaksian dari istri tersangka yang mengatakan Hidayatullah memiliki riwayat gangguan jiwa.
"Informasi dari istrinya memang begitu. Ini juga akan kami buktikan dan sudah komunikasi dengan Rumah sakit Charitas karena di sana dia melakukan pemeriksaan."
"Tapi untuk kekerasan tersangka melakukan itu dalam keadaan sadar," bebernya.
Diduga Alami Gangguan Jiwa
Sebelumnya, istri tersangka, Rina meyatakan suaminya sempat mengalami gangguan jiwa selama 4 tahun.
"Suami saya pernah alami gangguan kejiwaan dan kurang lebih satu tahun ini sudah sembuh, hanya saja sifat temperamennya masih tinggi," terangnya.
Meski sudah dinyatakan sembuh, tapi sifat temperamen suaminya akan tiba-tiba muncul dan melakukan tindak kekerasan tanpa mengingat apa yang sudah diperbuat.
"Nah tapi setelah apa yang ia lakukan, dia baru sadar dan pasti meminta maaf kepada anak-anak itu," jelasnya.
Ia membenarkan suaminya telah melakukan kekerasan terhadap anak-anak panti asuhan yang videonya sempat viral.
"Benar Bu, kejadiannya itu sekitar 1 atau 2 Minggu yang lalu, untuk pastinya kapan saya juga tidak tahu. Pria itu merupakan suami saya Hidayatullah dia ketua pengurus di asrama di sana," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSumsel.com/Rachmad Kurniawan/Fransiska Kristela)