Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Campak di Provinsi Papua Tengah Meningkat, Rendahnya Cakupan Vaksinasi Jadi Penyebab 

Maxi Rein Rondonuwu ungkap per 3 Maret 2023, total kasus yang dilaporkan sebanyak 397 orang, tersebar di 7 kabupaten. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Kasus Campak di Provinsi Papua Tengah Meningkat, Rendahnya Cakupan Vaksinasi Jadi Penyebab 
Tribunnews.com/ Naufal Lanten
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Dr dr Maxi Rein Rondonuwu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/8/2022). Maxi menyebutkan jika kenaikan kasus campak di Provinsi Papua Tengah disebabkan oleh rendahnya cakupan imunisasi MR untuk anak-anak di tahun 2022.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus campak di Provinsi Papua Tengah meningkat dalam tiga bulan terakhir. 

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maxi Rein Rondonuwu ungkap per 3 Maret 2023, total kasus yang dilaporkan sebanyak 397 orang, tersebar di 7 kabupaten. 

Tujuh kabupaten yang alami kenaikan kasus campak adalah Nabire, Paniai, Mimika, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya dan Deiyai. 

Baca juga: 48 Anak di Papua Tengah Positif Campak, Terbanyak di Kabupaten Mimika

“Sekitar 48 telah terkonfirmasi lab positif campak, terbanyak di Kabupaten Mimika 25 kasus, Kabupaten Nabire 16 kasus, dan Kabupaten Paniai 7 kasus,” ungkap Dirjen Maxi pada laman resmi Kemenkes, Senin (6/2/2023). 

Dari hasil pemeriksaan juga didapati 1 kasus konfirmasi rubella di Kabupaten Mimika. 

Dari kasus konfirmasi campak dan rubella tersebut, lanjut Dirjen Maxi, sebanyak 19 orang masih menjalani perawatan, sedangkan 182 orang sudah dinyatakan sembuh dan 2 orang meninggal. 

Berita Rekomendasi

“Jumlah kasus kematian tercatat 2 kasus, satu kasus berasal dari Kabupaten Nabire dan 1 kasus dari Kabupaten Paniai,” kata Maxi lagi. 

Dirjen Maxi menyebutkan jika kenaikan kasus campak di Provinsi Papua Tengah disebabkan oleh rendahnya cakupan imunisasi MR untuk anak-anak di tahun 2022. 

Berdasarkan laporan Kemenkes, cakupan imunisasi MR1 hanya 64,1 persen, kemudian turun menjadi 48,6 persen pada Imunisasi MR 2.

Baca juga: Dinas Kesehatan Mengaku Belum Tetapkan KLB Campak di Kabupaten Mimika

“Temuan kami di lapangan, 87 persen Kasus yang telah dilaporkan belum pernah mendapatkan imunisasi MR. Ini terjadi di hampir semua kelompok umur, bahkan status imunisasinya sebagian besar 0 (zero),” paparnya. 

Hal ini menjadikan Provinsi Papua Tengah masuk dalam kategori berisiko untuk penularan campak rubella. 

Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai langkah antisipatif.

Di antaranya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah dan Dinas Kesehatan di 7 kabupaten terkonfirmasi.

Meningkatkan surveilans aktif dan pemantauan penemuan kasus baru di Provinsi Papua Tengah.

Serta meningkatkan cakupan imunisasi, dan memenuhi kelengkapan fasilitas layanan kesehatan untuk persiapan penanganan kasus campak.

Baca juga: Menteri Kesehatan: Kasus Campak Meningkat Karena Pemerintah Fokus Tangani Covid-19

Lebih lanjut Dirjen Maxi mengingatkan bahwa imunisasi MR masih menjadi cara yang ampuh untuk mencegah dua penyakit sekaligus yakni campak dan rubella. 

Karenanya, ia mengimbau masyarakat untuk tidak ragu mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan imunisasi MR. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas