Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Ibu Hamil yang Meninggal setelah Ditolak RSUD Subang, Dinas Kesehatan Minta Maaf

Dinas Kesehatan Kabupaten Subang turun tangan mengenai kasus ibu hamil yang meninggal dunia setelah ditolak di RSUD Subang karena ruangan penuh.

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Soal Ibu Hamil yang Meninggal setelah Ditolak RSUD Subang, Dinas Kesehatan Minta Maaf
Tribun Jabar/Ahya
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr Maxi - Dinas Kesehatan Kabupaten Subang turun tangan mengenai kasus ibu hamil yang meninggal dunia setelah ditolak di RSUD Subang karena ruangan penuh. 

Mulanya, korban dibawa ke RSUD Ciereng Subang dalam keadaan kritis.

Korban pun diterima oleh IGD rumah sakit, namun saat akan masuk ke ruang Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (Ponek) untuk mendapatkan tindakan, justru ditolak pihak rumah sakit karena belum mendapatkan rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang.

Padahal saat itu, pasien ditemani bidan yang menyebut pasien kritis dan harus mendapatkan penanganan.

"Saya akhirnya membawa istri menuju kesalah satu RS di Bandung, karena di RSUD Subang tidak memberikan tindakan apapun terhadap istri saya yang saat itu kondisinya sangat kritis. Tetapi, sayang istri saya meninggal dalam perjalanan sebelum sampai ke Rumah Sakit di Bandung," kata Juju.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat pun turun tangan.

Raden Vivi Aldiani Dewi selaku Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Jabar meminta RSUD Ciereng Subang untuk melakkan evaluasi.

Vini juga menyebut soal pentingnya rujukan terencana untuk ibu hamil.

Baca juga: Ibu Hamil Meninggal Diduga Akibat Ditolak RSUD Subang, Begini Pernyataan Dinas Kesehatan

BERITA REKOMENDASI

Ia menambahkan, semua lintas sektor pelayanan kesehatan bersama masyarakat harus bekerja sama dalam menangani ibu hamil.

Penanganan ibu hamil juga tak hanya bisa diselesaikan oleh tenaga kesehatan.

"Karena dalam proses kehamilan selama sembilan bulan, semua masyarakat bisa terlibat sehingga proses rujukan diharapkan menjadi rujukan terencana. Yang terjadi ini (kasus Kurnaesih) adalah rujukan tidak terencana di mana pasien dalam kondisi sudah berat," katanya, dikutip TribunJabar.id

Pihak pelayanan kesehatan harus mengevaluasi perencanaan penanganan ibu hamil, khususnya mengenai rujukan terencana.

"Sehingga harus dilakukan evaluasi pada semua pihak termasuk masyarakat, agar sama-sama membantu ketika ada warganya yang hamil. Karena setiap ibu hamil sebenarnya merupakan kasus berisiko," tuturnya.


Pihaknya juga meminta rumah sakit untuk melakukan Audit Maternal Perinatal (AMP) untuk menelusuri kembali penyebab kesakitan dan kematian ibu dan bayi.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan Jabar, Raden Vini Adiani Dewi.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan Jabar, Raden Vini Adiani Dewi. (Istimewa)

Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk pencegahan di masa yang akan datang serta mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas