5 Fakta Ranca Upas Rusak Dilindas Motor Trail: Kronologi Peserta Ricuh hingga Lahan Edelweis Hancur
Berikut fakta kawasan Ranca Upas rusak akibat acara motor trail, Minggu (5/3/2023). Kronologi peserta ricuh hingga kondisi lahan edelweis hancur.
Penulis: Isti Prasetya
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Video kemarahan pengelola wisata Ranca Upas Ciwidey, Bandung rusak akibat terlindas motor trail menjadi viral di media sosial.
Tempat yang menjadi lahan tumbuhnya bunga rawa yang kerap disebut edelweis rawa itu hancur karena adanya ajang motor trail yang menjadikan lokasi tersebut sebagai jalur lintasan.
Diduga panitia tidak profesional dalam acara yang digelar pada Minggu (5/3/2023) lalu.
Bahkan acara tersebut sempat rusuh hingga terjadi aksi pembakaran tiga motor milik panitia oleh peserta.
Berikut Tribunnews.com merangkum dari berbagai sumber terkait kericuhan acara hingga kerusakan kawasan Ranca Upas akibat event motor trail.
1. Kronologi kerusuhan
Melansir TribunJabar.id, pembakaran motor tersebut peserta imbas dari kekesalan peserta terhadap panitia yang dianggap tidak bertanggung jawab dalam acara motor trail tersebut.
Peristiwa itu dibenarkan oleh Kapolsek Ciwidey, Iptu Anjar Maulana.
"Peserta yang membayar Rp200 ribu dijanjikan mendapatkan free tiket masuk, makan dan minum, serta mendapatkan doorprize bagi yang beruntung," kata Anjar, saat dihubungi melalui sambungan teleponnya, Senin (6/3/2023).
Namun, kata Anjar, saat peserta berada di jalur, tidak ada panitia yang bertugas untuk melakukan evakuasi dan tak ada petunjuk arah bagi peserta.
Saat beberapa peserta tiba di lokasi finis, kata Anjar, hanya ada beberapa panitia yang terlihat, namun ketika peserta mengadu ke panitia, alih-alih menenangkan, panitia dan peserta malah adu mulut.
Saat peserta yang datang ke finis bertambah banyak, panitia mengamankan diri karena peserta emosi.
"Dari situ, mungkin peserta sudah mulai kesal," kata Anjar.
"Hingga akhirnya, untuk meluapkan kekesalannya, para peserta itu membakar motor panitia," sambungnya.
2. Ketua panitia diamankan
Atas peristiwa ini, Anjar menyebutkan sudah mengamankan ketua panitia penyelenggara, Subagja.
"Ketua panitianya pada saat kejadian, langsung kami amankan. Saat mengamankannya gak berani lewat jalan, terpaksa muter, untuk menghindari amukan peserta," tuturnya.
Anjar mengatakan, kemarin malam, masih terdapat peserta yang berada di jalur, dan pihaknya beserta pengelola Ranca Upas, dan masyarakat langsung mengevakuasinya.
"Peserta yang dievakuasi ada satu orang yang mengalami hipotermia alhamdulillah berhasi dievakuasi, dan tak ada korban," ucapnya.
Meski demikian, hingga berita ditulis, Anjar mengatakan belum ada laporan dari pihak peserta yang merasa dirugikan.
"Untuk ketua panitia, masih kami mintai keterangannya," kata Anjar.
Baca juga: Buntut Kerusakan Ranca Upas yang Viral, Pengelola Larang Segala Bentuk Event Trail dan Offroad
3. Lahan bunga edelweis hancur
Bukan hanya peserta yang dirugikan, rupanya acara motor trail tersebut juga berimbas pada kelestarian lingkungan di kawasan Ranca Upas.
Diketahui, jalur trail tersebut melewati sebuah kebun pelestarian bunga edelweis rawa seluas 1,5 hektar.
Akibatnya hamparan bunga yang dinyatakan langka itu rusak parah dan memicu kemarahan pembudidaya bunga edelweis tersebut.
Satu di antaranya adalah akun TikTok @mang_uprit.mangprang79 yang merekam kondisi kerusakan lahan edelweis tersebut.
Dalam video yang diunggah pada Selasa (7/3/2023) itu, ia meluapkan emosinya karena lahan yang digunakan untuk menanam bunga edelweis rawa tersebut telah rata dengan lumpur.
Ia pun mengecam pihak-pihak yang terlibat dalam acara motor trail itu termasuk Perhutani yang memberikan izin acara.
"Buat temen-temen semuanya, panitia acara event trail di Kampung Cai Ranca Upas, khususnya buat orang Perhutani yang memberikan kebijakan izin terkait acara tersebut, lihat nih," ujar Mang Uprit dikutip dari TikTok @mang_uprit.mangprang79.
Video Mang Uprit kemudian menjadi viral di media sosial hingga mendapatkan 4,6 juta penayangan.
Sementara di Twitter, Ranca Upas terpantau telah dicuitkan sebanyak 28,5 ribu kali hingga artikel ini ditulis.
4. Kondisi terkini Ranca Upas
Dilaporkan TribunJabar.id, lahan yang mulanya dipenuhi rumput-rumput dan ditanami bunga tersebut, Rabu (8/3/2023) kini terlihat penuh lumpur.
Selain itu, terdapat lekukan jejak tanah bekas dilintasi ban sepeda motor di area jalan dan camping ground.
Lahan yang rusak tersebut berdekatan dengan camping groud, yang menuju hutan ataupun gunung.
Berbagai pihak pun tampak bergerak cepat untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
Hingga pagi tadi, kawasan Ranca Upas telah ditanami kembali bunga edelweis rawa oleh pengelola Ranca Upas, penggiat lingkungan bersama masyarakat sekitar.
Sedangkan di lokasi pembakaran sepeda motor, sudah tampak dibereskan tapi masih terlihat arang yang tersisa.
Tepatnya, berada di area parkir Ranca Upas.
Hari ini kondisi di Ranca Upas sendiri, terlihat normal seperti biasa.
Terdapat pengunjung yang berkemah, ke tempat penangkaran rusa, dan lainnya.
5. Pengelola wisata minta maaf
Menurut Manager Site Kampoeng Cai Ranca Upas, Argo Wibowo, event motor trail pada tanggal 5 Maret 2023, terdapat kesalahpahaman antara penyelenggara acara dan peserta.
"Sehingga karena tidak adanya panitia di jalur, peserta jadi mabal dari jalur (keluar dari jalur) dan memasuki kawasan savana yang mana di sana ada bunga rawa itu," kata Argo, Rabu (8/3/2023) dikutip Tribunnews.com dari TribunJabar.id.
Argo Wibowo pun menyampaikan permohonan maaf kepada publik terkait kerusakan ini.
"Kami sangat menyesalkan adanya kejadian itu, dan meminta permohonan maaf mewakili manajemen. Mungkin ke depannya menjadi pelajaran bagi manajemen kami terkait aturan, SOP, dan event-event tertentu, jadi kami akan atasi," tuturnya.
Argo menjelaskan, terkait izin penyelenggaraan even panitia sudah memenuhinya sebelum event.
"Semua izin itu sebelum event ini dilaksanakan sudah komplit, mulai dari IMI, desa, kecamatan, kepolisian."
"Makanya ketika kami tahu ada peserta 700 yang masuk, kami anggap panitia profesional karena perizinan sudah komplit," tuturnya.
Argo menyebut ini murni kesalahan panitia, sebab pihaknya juga sudah melihat perizinan dan lain sebagainya.
"Kami rasa, kami pikir panitia akan sangat profesional terkait event ini, tapi pas pelaksanaan panitia blunder. Akhirnya para peserta masuk rawa padahal itu udah dilarang, kami sudah pakai race line tapi tetep peserta masih mabal," ucapnya.
(Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunJabar.id/Lutfi Ahmad Mauludin, Rheina Sukmawati )