Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ranca Upas Rusak karena Event Motor Trail, Bupati Bandung akan Usut Pihak Penyelenggara

Bupati Bandung, Dadang Supriatna akan mengusut pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan event motor trail di Ranca Upas.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nuryanti
zoom-in Ranca Upas Rusak karena Event Motor Trail, Bupati Bandung akan Usut Pihak Penyelenggara
kolase tribunnews
Kerusakan Ranca Upas akibat event motor trail. Manjemen Ranca Upas menyatakan pihak panitia tidak berada di lokasi event motor trail dan mengakibatkan para peserta memasuki area rawa. 

TRIBUNNEWS.COM - Event motor trail yang merusak kawasan Ranca Upas, Kabupaten Bandung, Jawa Barat mendapat sorotan dari Bupati Bandung, Dadang Supriatna.

Acara yang diselenggarakan pada Minggu (5/3/2023) tersebut mengakibatkan rawa di Ranca Upas menjadi tanah berlumpur dan tanaman Edelweis mati terinjak roda motor trail.

Dadang Supriatna menegaskan akan mengusut pihak-pihak yang terlibat dalam event motor trail yang bertema 'Ranca Upas Camping Adventure Explore 2023.'

Melalui akun Instagramnya @dadangsupriatna, ia mengunggah video warga yang marah karena event motor trail merusak tanaman dan bunga di Ranca Upas.

Baca juga: 5 Fakta Ranca Upas Rusak Dilindas Motor Trail: Kronologi Peserta Ricuh hingga Lahan Edelweis Hancur

Pria berusia 51 tahun itu sangat menyayangkan ada pihak-pihak yang mengadakan acara dengan merusak alam.

Menurutnya, Pemkab Bandung tidak pernah memberikan izin kegiatan yang merusak lingkungan dan hutan.

Terkait adanya logo Pemkab Bandung yang dicatut dalam flyer acara, Dadang menegaskan pencatutan logo tersebut tanpa sepengetahuannya.

Berita Rekomendasi

Ia mengaku Pemkab Bandung sangat dirugikan dengan kejadian ini dan berjanji akan mengusut pihak-pihak yang membuat acara tersebut dapat terselenggara.

"Ku urang dimumule leuweung teh, ku aranjeun dirusak (oleh kami hutan itu dilestariakan, oleh kalian dirusak)."

"Tentunya, saya sangat menyayangkan dan mengecam keras kejadian ini. Kita, Pemerintah Kabupaten Bandung, tidak pernah mendukung dan memberikan izin terhadap kegiatan yang merusak lingkungan dan hutan.

"Kita pastikan bahwa logo Pemkab Bandung dicatut tanpa izin, tentunya kami sangat merasa dirugikan dengan kejadian ini.

"Panitia acara dan pihak-pihak yang mendukung terselenggaranya acara ini harus bertanggung jawab atas kejadian ini. Kita akan tindak lanjut," tulisnya.

Baca juga: Event Motor Trail Rusak Lahan Edelweis di Ranca Upas, Panitia Dinilai Bersalah karena Tak Atur Jalur

Dua skutik dan satu Kawasaki KLX panitia event trail di Kawasan Ranca Upas Ciwidey dibakar peserta.
Dua skutik dan satu Kawasaki KLX panitia event trail di Kawasan Ranca Upas Ciwidey dibakar peserta. (tiktok.com/@edventure_sunda)

Kata Manajemen Ranca Upas

Manager Site Kampoeng Cai Ranca Upas, Argo Wibowo, mengatakan saat event berlangsung tidak ada panitia yang mengarahkan jalur peserta.

Pihak panitia dianggap tidak profesional karena tidak mengarahkan jalur yang harus dilewati sehingga  para peserta melewati lahan yang ditanami bunga Edelweiss Rawa.

Sejumlah peserta meluapkan kekecewaannya dengan membakar tiga motor milik panitia.

"Sehingga karena tidak adanya panitia di jalur, peserta jadi mabal dari jalur (keluar dari jalur) dan memasuki kawasan savana yang mana di sana ada bunga rawa itu," terangnya, Rabu (8/3/2023), dikutip dari TribunJabar.id.

Ia menambahkan para peserta tidak hanya melewati jalur yang sudah tersedia, namun juga melewati rawa, hingga camping ground.

Argo mewakili manajemen meminta maaf atas kejadian yang mengakibatkan kerusakan di area Ranca Upas.

"Kami sangat menyesalkan adanya kejadian itu, dan meminta permohonan maaf mewakili manajemen."

"Mungkin ke depannya menjadi pelajaran bagi manajemen kami terkait aturan, SOP, dan event-event tertentu, jadi kami akan atasi," lanjutnya.

Baca juga: Buntut Kerusakan Ranca Upas yang Viral, Pengelola Larang Segala Bentuk Event Trail dan Offroad

Menurutnya, panitia penyelenggara event motor trail ini berasal dari pihak luar.

"Kebetulan tadi pagi kami bersama masyarakat bersama dengan koperasi edelweis Ranca Upas, penggiat lingkungan, masyarakat, dan elemen lainya kami melakukan penanaman kembali Bunga Rawa."

"Tadinya luasannya sekitar 1,5 hektar (yang rusak) tapi kami tanami sampai ujung kisaran sekitar 3 hektar," paparnya.

Ia menegaskan pihak panitia berbohong ketika mengajukan perizinan acara dengan menyebut peserta motor trail berjumlah 700 orang.

"Tapi ketika di cek ke lapangan, sekitar 1600 orang peserta, jadi overload juga," sambungnya.

Pada awal perizinan, ia mengira pihak panitia sudah profesional menyelenggarakan event seperti ini, sehingga manajemen Ranca Upas tidak memantau langsung ketika acara.

"Kami rasa, kami pikir panitia akan sangat profesional terkait event ini, tapi pas pelaksanaan panitia blunder."

"Akhirnya para peserta masuk rawa padahal itu udah dilarang, kami sudah pakai race line tapi tetep peserta masih mabal," tambahnya.

Warga Marah Bunga Edelweis Rawa Rusak

Beredar video warga yang marah-marah karena para peserta motor trail masuk ke area rawa Ranca Upas dan merusak bunga Edelweis Rawa.

Warga tersebut bernama Supriatna (44) atau akrab disapa Uprit.

Ia mengaku ikut berjaga di area rawa saat event motor trail berlangsung dari pagi hingga siang.

"Siang saya pulang ke kios karena lapar dan saya tidak balik lagi kesana. Saya berpikiran sudah aman, motor berkurang tak melewati rawa itu," jelasnya.

Baca juga: Viral Ajang Trail di Bandung Ricuh hingga Rusak 1,5 Hektare Lahan Bunga Abadi di Ranca Upas

Namun, Supriatna mengaku kaget ketika kembali ke area rawa pada sore hari kondisinya sudah sangat rusak.

"Di situ saya meluapkan meluapkan, sedikit emosi, itu spontanitas," tandasnya.

Amarah Supriatna memuncak saat melihat tanaman yang ia rawat dirusak oleh para peserta motor trail.

"Untuk kondisi saat itu, sangat lumayan bagi perasaan saya itu mengerikan, yang sudah saya tanam, ternyata pas udah saya lihat hancur," bebernya.

Ia berharap ke depan pihak Perhutani lebih menjaga kawasan Ranca Upas agar kejadian seperti ini tidak terulang.

"Sebenarnya dengan event itu, warga merasa resah karena mungkin kurang kesigapan panitia atau atau mungkin minimnya kepanitiaan."

"Saya kurang paham masalah itu, intinya saya juga tidak mau menjelekan siapapun, mudah-mudahan jadi gambaran buat kita supaya melestarikan alam," ujarnya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.com/Lutfi Ahmad Mauludin)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas