Bencana Longsor Natuna: 46 Korban Meninggal Dunia, 8 Orang Masih Hilang
Ramadhan menyampaikan tim trauma healing dikerahkan bagi para korban, khususnya anak-anak yang mengungsi di lokasi posko pengungsian
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyampaikan berdasarkan data per Minggu (12/3/2023) pukul 20.00 WIB, Polda Kepulauan Riau mencatat 46 korban meninggal dunia dalam peristiwa bencana alam tanah longsor di Serasan, Kabupaten Natuna.
"Polda Kepri telah mencatat 46 korban meninggal dunia pada peristiwa tanah longsor di Provinsi Kepri," kata Ramadhan dalam konferensi pers seperti ditayangkan Kompas TV, Senin (13/3/2023).
Adapun masih ada sebanyak 8 korban hilang dalam proses pencarian oleh tim gabungan. Sementara itu ada 4 korban luka-luka diantaranya 1 orang luka berat dan 3 lainnya rawat jalan.
Baca juga: UPDATE Korban Longsor di Natuna: Jumlah Korban Meninggal 46 Orang, 9 Lainnya Masih Dicari
Saat ini sebanyak 1.216 warga terdampak masih mengungsi di sejumlah titik seperti Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Pulau Serasan sebanyak 219 orang, kemudian 215 orang di posko pengungsian Puskesmas, 500 orang di pengungsian Pelimpak dan Masjid Besar Al Furqan, serta 222 orang di pengungsian SMA Negeri 1 Serasan.
Ramadhan menyampaikan tim trauma healing dikerahkan bagi para korban, khususnya anak-anak yang mengungsi di lokasi posko pengungsian.
"Kegiatan trauma healing dilakukan oleh tim gabungan dari personel polwan dari Polres Natuna, serta Pemkab Natuna, juga Polri telah menyiapkan dapur umum," katanya.
Longsor di Desa Jermalik
Sebelumnya diberitakan, curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir di Pulau Serasan mengakibatkan terjadi tanah longsor di Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Senin (6/3/2023) sekira pukul 11.15 WIB.
Tanah longsor menimpa perkampungan di Desa Jermalik sampai ke jalan raya dan sebanyak 50 warga Desa Jermalik dilaporkan hilang akibat tanah longsor ini.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Natuna), Raja Darmika membenarkan kejadian bencana longosor di Serasan, Natuna.
"Betul, longsor lagi di Serasan. Informasinya ada korban jiwa. Tapi belum tau pasti berapa jumlahnya karena jaringan sedang gangguan," ungkapnya, Senin (6/3/2023), dikutip dari TribunBatam.id.
Baca juga: Tim SAR Gabungan Kerahkan Tujuh Excavator untuk Cari 21 Korban yang Tertimbun Tanah di Natuna
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan, Pusdalops PB dan Logistik BPBD Provinsi Kepulauan Riau, Junainah menyatakan saat ini ada 10 warga yang ditemukan meninggal tertimpa longsor.
Menurutnya jumlah ini bisa bertambah karena proses evakuasi masih dilakukan.
"Baru perkiraan. Kemungkinan data dapat berubah-ubah. Informasi terakhir tadi memang sudah ada kantong jenazah sebanyak 10 kantong yang sudah terisi," terangnya dikutip dari siaran pers BNPB.
Selain intensitas hujan yang tinggi, bencana longsor ini diakibatkan kondisi tanah di Serasan yang labil.
Proses evakuasi terhadap warga yang dikabarkan hilang masih dilakukan.
Junainah menjelaskan proses evakuasi terkendala cuaca dan sulitnya akses komunikasi karena jaringan telekomunikasi yang terputus.
Terputusnya jaringan juga mengakibatkan pendataan warga yang hilang dan jumlah korban meninggal belum dapat dilakukan secara maksimal.
Longsor terjadi di Serasan Natuna disebabkan karena intensitas hujan yang tinggi. Hingga saat ini sudah ada 10 korban meninggal yang ditemukan.
"Cuaca berubah-ubah. Angin masih kencang. Ombak sedang tinggi. Lokasi berada di beda pulau dari pusat pemerintahan Kabupaten Natuna. BPBD Provinsi tetap standby," paparnya.
Sejumlah tim diterjunkan untuk melakukan evakuasi korban longsor, mulai dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri hingga relawan.
"Sekarang masih evakuasi. Semua unsur mulai dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri dan relawan masih proses evakuasi. Jaringan terputus sehingga laporan terbaru," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.