Kematian Dokter Mawartih Susanty Diduga Tidak Wajar, Polisi Cek CCTV
Polri mengatakan penyidik Polda Papua juga memeriksa sejumlah saksi dan melakukan olah TKP soal kematian korban.
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polda Papua tengah mengumpulkan bukti-bukti terkait kasus tewasnya dr Mawartih Susanty yang disebut tidak wajar.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan bukti tersebut salah satunya adalah rekaman CCTV di tempat dr Mawartih tewas.
Baca juga: Polisi Selidiki Kasus dr. Mawartih Susanty yang Diduga Tewas Tak Wajar di Nabire Papua
"Tentu penyidik telah mengumpulkan bukti-bukti, salah satunya adalah kamera pengawas atau CCTV di sekitar lokasi penemuan jenazah," kata Ramadhan kepada wartawan, Kamis (16/3/2023).
Selain itu, Ramadhan mengatakan penyidik Polda Papua juga memeriksa sejumlah saksi dan melakukan olah TKP soal kematian korban.
"Polda Papua telah melakukan olah TKP sebanyak enam kali dan telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi, ada 28 saksi-saksi yang telah diambil keterangannya," ucapnya.
Lebih lanjut, Ramadhan menyebut saat ini pihaknya juga masih menunggu hasil autopsi dari jenazah dr. Mawartih guna proses penyelidikan lebih lanjut.
Sebelumnya diberitakan, dr. Mawartih Susanty, SpP meninggal di rumah dinasnya di daerah RSUD Nabire, Papua, Kamis (9/3/2023) lalu.
Baca juga: Sosok Mawartih Susanty, Dokter yang Meninggal Tak Wajar di Nabire Papua
Belum diketahui penyebab meninggalnya dr Mawartih. Namun, ditemukan tanda-tanda kekerasan.
Setelah diterbangkan dari Nabire, jenazah dr Mawartih tiba disemayamkan di rumah duka di Jl Manuruki II, Kecamatan Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan.
Diberitakan Tribun Timur, jenazah kemudian dimakamkan di Pekuburan Panaikang, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Senin (13/3/2023) siang.
Menkes Janji Transparan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pastikan kasus kematian misterius dokter spesialis paru Mawartih Susanty atau dokter Mawar di Nabire, Papua, berjalan transparan dan terbuka.
“Jaminan dari saya masalah ini akan dibuka secara transparan karena itu juga yang diminta oleh pihak keluarga. Tapi tentunya ini butuh proses sesuai aturan,” tegas Budi pada keterangan resmi, Senin (13/3/2023).
Baca juga: Seorang Juru Parkir Tewas Setelah Menjadi Korban Penusukan di Pasar Tasik Cideng Jakarta Pusat