Temuan Mayat Korban Mutilasi di Sleman, sang Ayah Ungkap Penyebab Pembunuhan Diduga karena Dendam
Ayah korban mutilasi di Sleman, Yogyakarta mengungkap kemungkinan penyebab sang putri dibunuh karena dendam dari mantan suami.
Penulis: Rifqah
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Ayah korban pembunuhan disertai mutilasi terhadap seorang wanita yang terjadi di wilayah Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Minggu (19/3/2023) yakni Heri Parsetyo mengungkap kemungkinan penyebab sang putri dibunuh.
Sebelumnya, diketahui sosok mayat perempuan berinisial A (35) tersebut ditemukan pada hari Minggu (19/3/2023) malam di sebuah wisma penginapan di padukuhan Purwodadi, Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman.
Mayat perempuan tersebut diketahui merupakan warga Patehan, Kota Yogyakarta.
Heri megungkapkan bahwa ankanya, A maupun dirinya tidak pernah mendapat teror dari mana pun.
Ia menduga kematian putrinya tersebut terjadi karena ada seseorang yang mempunyai dendam terhadap A.
"Mungkin sama mantannya dulu, kalau perasaan saya. Pembunuhan karena dendam. Kemungkinan itu. Karena (suami) dicerai kan," jelasnya, dikutip dari Tribunjogja.com, Senin (20/3/2023).
Baca juga: Mayat Wanita Korban Mutilasi Ditemukan di Penginapan di Sleman, Pria yang Ikut Menginap Menghilang
Sepeda Motor dan 2 HP Milik Korban Diduga Dibawa Kabur Pelaku
Ayah korban A, Heri Prasetyo menduga sepeda motor serta dua unit handphone milik anaknya dibawa kabur oleh pelaku pembunuhan A.
Heri pun meminta pihak kepolisian segera menangkap pelaku yang sudah menghabisi nyawa putrinya dengan cara dimutilasi.
"Pengennya (pelaku) cepet ketemu. Intinya kan itu masalahnya ya itu satu kendaraan belum ketemu, kedua HP, HP-nya dua, dua-duannya belum ketemu, ya itu paling diambil itu nggak mungkin kalau nggak diambil," terang dia, di rumah duka, Kampung Ngadisuryan, Kemantren Kraton, Kota Yogyakarta, Senin (23/3/2023)
Heri berharap pelaku pembunuhan yang menewaskan putrinya dihukum dengan setimpal.
Dia menjelaskan, sebelumnya tak ada firasat aneh yang dirasakan olehnya sebelum A dikabarkan meninggal dunia.
"Cuma biasa-biasa aja, Ayunya yang agak lain. Kadang pergi entah apa, gitu cuma diam, kadang (nawarin) pak koe tukokke opo (pak kamu mau dibelikan apa)," jelasnya.
Sang Ayah Terakhir Bertemu A pada Sabtu Pagi