Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tingkatkan Hasil Produksi, Anak Muda Papua Hadirkan Mesin Pengolah Sagu

Anak muda yang tergabung dalam Papua Youth Creative Hub (PYCH) menghadirkan mesin pengolah sagu bagi petani tebu.

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Tingkatkan Hasil Produksi, Anak Muda Papua Hadirkan Mesin Pengolah Sagu
Istimewa
Mesin pengolah sagu bagi petani tebu di lahan sagu Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak muda yang tergabung dalam Papua Youth Creative Hub (PYCH) menghadirkan mesin pengolah sagu bagi petani tebu di lahan sagu Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua.

Koordinator Bidang Pertanian Sagu sekaligus Sekretaris Papua Muda Inspiratif Jayapura Vitha Faidiban mengatakan sekarang ada modernisasi cara pengolahan sagu.

Pihaknya sudah menggunakan mesin besar yang dapat mengolah sagu dengan hasil yang maksimal di lahan sekitar 100 hektare.

Dengan mesin itu, pihaknya bisa memproduksi 20-25 karung berisi 30 kilogram untuk satu pohon sagu.

"Awalnya kami masih mengolah sagu secara tradisional dan menghasilkan produksi hanya lima sampai enam karung untuk satu pohon. Satu karung berisi 30 kilogram. Namun, dengan menggunakan mesin ini, kami mampu memproduksi 20-25 karung berisi 30 kilogram untuk satu pohon sagu," ucapnya dilansir, Rabu (22/3/2023).

Menurut dia, di lahan tempat mesin pengolah sagu dioperasikan, ada enam jenis pohon sagu, salah satunya pohon rondo.

Vitha mengatakan pengolahannya mulai dari penebangan pohon, pemarutan, hingga pemisahan ampas dengan sagu.

Berita Rekomendasi

Dia menjelaskan awalnya petani sagu mengolahnya secara tradisional.

Alat yang digunakan sangat sederhana seperti kapak.

"Kemudian, ada proses pangkur, tokok sampai menghasilkan bubuk sagu. Lalu, diperas lagi secara tradisional sebanyak tiga kali untuk mendapatkan pati sagu," ungkapnya.

Dengan mesin ini, pekerjaan petani sagu lebih efisien dari segi waktu dan tenaga.

Jadi, tidak banyak orang yang mengerjakan.

Baca juga: Para Menteri Jokowi Apresiasi Hadirnya Gedung PYCH, saatnya Anak Muda Papua Berkreasi

Proses pemarutan hingga pemisahan pati sagu dan ampas sangat mudah dilakukan.

"Alat ini sungguh efisien karena proses ini tak memerlukan waktu terlalu lama. Awalnya proses secara tradisional itu memerlukan waktu sekitar 1 mingguan. 
Namun, dengan mesin ini, hanya diperlukan waktu 4 jam, mulai pemarutan, pemisahan ampas dan pati sagu, hingga pengendapan," jelasnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas