Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Turis Asing Kembali Berulah di Bali, Lepas Celana di Gunung Agung hingga Tantang Pecalang

Turis asing kembali membuat ulah di Bali, kini viral bule asal Rusia yang melepas celananya di Gunung Agung dan bule yang ribut dengan pecalang.

Penulis: muhammad abdillahawang
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Turis Asing Kembali Berulah di Bali, Lepas Celana di Gunung Agung hingga Tantang Pecalang
Instagram @chila_brazila/Tangkap layar YouTube KompasTV
Aksi wisawatan Rusia (kiri) melepas celana di Gunung Agung menuai kecaman. Di tempat terpisah, seorang wisatawan asing ribut dengan pecalang di kawasan Badung, Bali, Minggu (19/3/2023) (kanan). 

TRIBUNNEWS.COM - Wisatawan asing kembali membuat ulah di Bali, mulai aksi bule asal Rusia yang melepas celana di Gunung Agung hingga menantang pecalang di kawasan Pecatu, Badung, Bali.

Aksi wisatawan Rusia melepas celana di Gunung Agung Bali diketahui lewat unggahan Instagramnya sendiri, @chila_brazila.

Tetapi, foto itu kemudian dihapus karena menuai kecaman.

Wisatawan Rusia tersebut diperkirakan mendaki Gunung Agung bersama tujuh orang temannya tanpa didampingi oleh pemandu.

Koordinator Pendaki Gunung Agung jalur Pura Pasar Agung Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, I Wayan Widiyasa, mengatakan wisatawab tersebut dikerkirakan naik Gunung Agung pada pukul 07.00 Wita.

"Bule naik ke atas Gunung Agung berkelompok. Mereka naik tanpa melibatkan pemandu lokal, naik secara sembunyi-sembunyi."

"Kemungkinan mereka naik sekitar pukul 07.00 Wita, saat sepi. Yang bersangkutan naik lewat Jalur Pengubengan, Desa Besakih," ujar Wayan Widiyasa, Senin (20/3/2023), dikutip dari Tribun-Bali.com.

Baca juga: Ngaku Ingin Sembahyang, Rombongan Bule Tak Bayar Tiket Masuk Area Pura Lempuyang Bali

Berita Rekomendasi

Karena itu, Wayan Widiyasa mengaku pihaknya merasa kecolongan karena para wisatawan itu tidak tedaftar pada buku register.

Wayan Widiyasa menduga, wisatawan Rusia itu sudah beberapa kali mendaki Gunung Agung lantaran berani berkemah di camp puncak II Gunung Agung yang berangin kencang.

"Kita merasa kecolongan. Kayaknya bule nakal, sudah pengalaman mendaki ke Gunung Agung."

"Coba bayangkan, yang bersangkutan ( bule) berani camp di puncak II Gunung Agung."

"Saya yang sering mengantar tamu ke atas tak berani camp di puncak II. Soalnya anginnya lumayan keras," tambahnya.

Wisatawan Asing Ribut dengan Pecalang

Wisatawan asing ribut dengan pecalang di kawasan Badung, Bali, pada Minggu (19/3/2023), karena tak terima diingatkan agar berkendara pelan-pelan.
Wisatawan asing ribut dengan pecalang di kawasan Badung, Bali, pada Minggu (19/3/2023), karena tak terima diingatkan agar berkendara pelan-pelan. (Tangkap layar YouTube KompasTV)

Selain wisatawan Rusia di Gunung Agung, turis asing lainnya di kawasan Pecatu, Badung, Bali, juga berulah.

Turis itu terlibat keributan dengan pecalang setempat, Minggu (19/3/2023).

Bahkan, si turis asing melontarkan kata-kata bernada tinggi kepada pecalang karena tak terima diingatkan agar berkendara pelan-pelan.

Baca juga: Soal Gubernur Bali I Wayan Koster yang Bakal Larang WNA Sewa Motor, Ini Tanggapan Polda

Tokoh Adat Desa Pakraman Ubud, Tjokorde Raka Kertyasa, mengatakan aksi wisawatan asing yang kerap berulah di Bali, disebabkan kurangnya sosialisasi dan edukasi.

"Kita tidak bisa menyalahkan orang yang tidak tahu," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (21/3/2023).

"Kita membuka diri untuk membawa perkembangan ekonomi, tapi mereka kan harus juga diedukasi bilamana kita ingin menjaga roh Bali itu secara moralitas dan beretika," tambahnya.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Nyoman Kenak, angkat bicara terkait kelakuan bule tersebut.

Senada dengan Tjokorde Raka Nyoman Kenak juga menilai wisatawan asing berani berulah karena kurang edukasi tentang Bali.

Diketahui, banyak tempat-tempat yang dianggap suci di Bali oleh umat Hindu.

Meski demikian, Nyoman Kenak meminta pada pihak berwenang untuk menindak tegas para wisatawan asing nakal yang telah melakukan pelecehan terhadap Bali.

"Bule-bule, atau siapa pun yang tak bisa menghargai Bali, harusnya ditindak tegas. Kalau bule, ya deportasi," ungkap Nyoman Kenak, Senin, masih dari Tribun-Bali.com.

"Penindakan dilakukan untuk mendukung pariwisata Bali yang berkualitas."

"Tentu dampaknya ada, misalnya kunjungan wisman menurun, tapi kita tidak lagi ingin wisata yang menentukan kuantitas, tapi kualitas," tegasnya.

(Tribunnews.com/Muhammad Abdillah Awang, Tribun-Bali.com/Putu Supartika)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas