Baliho Penolakan Ojol di Jayapura Dipasang di Pangkalan Ojek, Tarif Maxim Dianggap Terlalu Murah
Setelah sejumlah pengemudi ojol menggeruduk kantor Maxim di Jayapura, kini banyak baliho penolakan terhadap ojol dipasang di pangkalan ojek.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Wahyu meminta pemerintah turun tangan terkait masalah ini karena banyak sopir bandara yang terdampak dengan keberadaan aplikasi ojek online di Jayapura.
Demo di Kantor Maxim
Kantor Maxim di kawasan Padang Bulan, Kota Jayapura, Papua digeruduk ratusan driver ojek online (ojol) pada Kamis (16/3/2023).
Para driver ojol ini meminta pihak Maxim menyamaratakan tarifnya seperti aplikasi ojek online lain.
Pendapatan mereka menurun karena Maxim dianggap memberikan tarif yang lebih murah kepada pelanggan.
Massa yang datang kemudian menyegel kantor Maxim agar tuntutan mereka dipenuhi.
Tidak hanya kantor Maxim, ratusan driver ojol ini juga mendatangi kantor Grab di Jayapura.
Kantor Grab juga disegel dengan tuntutan yang sama.
Baca juga: Ini Isi Surat KKB yang Dititipkan ke Pilot Susi Air: Minta Dunia Akui Kemerdekaan Papua Barat
Koordinator aksi demo, Supriyono, menjelaskan aksi ini dilakukan karena para penumpang di Jayapura lebih memilih memakai aplikasi Maxim yang harganya lebih murah.
"Kami memberikan tuntutan agar tarif dari ojol Maxim segera dinaikkan atau disamakan dengan ojol lainnya di Jayapura," ungkapnya, Kamis (16/3/2023).
Ia meminta pihak manajemen Maxim dapat menaikkan tarif agar persaingan ojek online di Jayapura tidak menimbulkan konflik.
"Ini merupakan langkah tegas sampai adanya titik temu, dan menemui solusi bersama," paparnya.
Tidak hanya ojek online yang mengeluhkan rendahnya tarif Maxim, tapi juga ojek pangkalan.
Baca juga: Kodam XVII Cenderawasih Sebut Kabar 2 Anggota TNI Ditembak di Distrik Beoga Papua Hoaks
Selain itu, manajemen Maxim juga diminta menutup pendaftaran driver karena sudah terlalu banyak driver ojol di Jayapura.