Mensos Risma Bantu Pemulihan Anak Korban Rudapaksa Ayah di Blitar
Menteri Sosial Tri Rismaharini memberikan dukungan pemulihan bagi korban rudapaksa di Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Erik S
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sosial Tri Rismaharini menyambangi anak korban rudapaksa di Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Dalam kunjungannya, Risma memberikan dukungan pemulihan bagi korban.
Baca juga: Pria di Mamuju Nekat Rudapaksa Anak di Bawah Umur saat Bulan Ramadan, Korban Diancam Pakai Parang
“Kita memberikan dukungan. Sebelumnya kita melakukan asesment, ternyata lingkungannya juga cukup mendukung,” kata Risma melalui keterangan tertulis, Senin (3/4/2023).
Adapun berupa kebutuhan dasar seperti sembako, perlengkapan kebersihan, dan tambahan nutrisi, serta perlengkapan sekolah.
Sementara itu bantuan kewirausahaan berupa kuliner ayam penyet akan diberikan melalui kakak korban.
“Kami juga didukung kepala desa, bupati, petugas medis yang semua turut membantu. Harapannya penguatan ini tidak hanya bermanfaat untuk korban tetapi juga kakak atau bahkan ibunya ketika kembali dari luar negeri,” kata Risma.
Baca juga: Erika Carlina Akui Pernah Hampir Jadi Korban Rudapaksa Sopir Taksi Online saat Mabuk Berat
Tim Kemensos melalui Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak dan Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta telah melakukan asesmen terhadap korban.
Tim yang terdiri dari pekerja sosial dan psikolog juga fasilitasi korban layanan psikiater dan dokter kandungan hingga biaya persalinan.
Usai kejadian ini, Risma berharap tidak ada perundungan terhadap korban.
"Saya mohon kita semua mendukung supaya anak itu bisa kuat melanjutkan kehidupan," ucap Risma.
Baca juga: 26 Remaja di Blitar Diamankan Polisi saat akan Perang Sarung, Kini Dikirim ke Pesantren Kilat
Seperti diketahui, seorang ayah di Blitar, YK (44) beberapa kali memerkosa anaknya yang duduk di bangku kelas 6 SD hingga korban hamil.
Tindakan kriminal tersebut dilakukan saat istri pelaku atau ibu korban tidak berada di rumah lantaran bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).