Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jenazah Pasutri Korban Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Diambil Keluarga

Identifikasinya dari foto korban yang ada di lubang kuburan dan baju yang dikenali oleh anaknya hingga hasil autopsi.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Jenazah Pasutri Korban Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Diambil Keluarga
ist
Dua jenazah korban dukun pengganda uang di Kabupaten Banjarnegara, Tohari alias Mbah Slamet diambil pihak keluarga. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua jenazah korban dukun pengganda uang di Kabupaten Banjarnegara, Tohari alias Mbah Slamet diambil pihak keluarga.

Jenazah teridentifikasi sebagai pasangan suami istri (pasutri) asal Lampung.

“Atas nama Irsad dan Wahyu Triningsih sudah teridentifikasi, keduanya diambil oleh anak dan pihak keluarga,” kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol M Iqbal Alqudusy, Jumat (7/4/2023).

Baca juga: Kabar Terbaru Kasus Dukun Sadis di Banjarnegara, Jasad 2 Korban Diberangkatkan ke Daerah Asal

Identifikasinya dari foto korban yang ada di lubang kuburan dan baju yang dikenali oleh anaknya hingga hasil autopsi.

Selanjutnya adalah Wahyu Triningsih, perempuan, usia 40 tahun. Dia adalah istri Irsad.

“Kedua jenazah diberangkatkan oleh Kapolres Banjarnegara menggunakan mobil ambulans ke Lampung pada pukul 14.30 WIB,” kata Iqbal.

Jumlah korban yang sudah ditemukan dari kasus penipuan berkedok penggandaan uang berujung pembunuhan oleh Tohari alias Slamet Tohari, berjumlah 12 orang. Hasil pemeriksaan jenazah, 12 orang terdiri atas 8 laki-laki dan 4 perempuan.

Berita Rekomendasi

Pamit ke Jawa Mengajar Kursus Bordir

Kakak kandung sebut korban dukun pengganda uang lebih dari setahun tidak pulang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Helmi selaku kakak perempuan dari istri Irsyad yakni Tri.

Helmi mengatakan bahwa kedua korban yang merupakan pasutri tersebut izin pamit untuk bekerja di Jawa.

Dikatakannya, bahwa korban memiliki usaha tapis di rumahnya sendiri yang berada di Dusun Simbarejo, Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran.

Helmi menyebutkan, korban izin untuk pergi ke Jawa tersebut karena ada pekerjaan untuk mengajari kursus membuat bordir.

Baca juga: Sederet Pengakuan Dukun Sadis Mbah Slamet: Uang Korban untuk Bayar Utang hingga Ingin Tobat

“Dia pamit kalau kerja di sana mengajar membuat bordir dengan upah per jam,” jawab Helmi.

Untuk kepergiannya sendiri, korban pamit pada tahun 2021 lalu.

Setelah korban pamit pergi tersebut, dirinya mengaku tak pernah berkomunikasi selama hampir setahun tersebut.

Bahkan untuk dua orang anaknya yang berada di rumah.

“Untuk komunikasi ke saya juga engga dan anaknya juga enggak,” ucap dia.

Helmi mengatakan, korban sendiri memiliki anak dua orang.

Dia mengaku mengetahui kabar adik dan iparnya tersebut telah tiada dan menjadi korban korban pembantaian oleh dukun bernama Slamet Tohari dari sang anak.

Sang anak korban mengaku bahwa mendapatkan informasi tersebut dari sanak saudaranya yang berada di Solo.

“Pas saya subuh buka berita di Google terkait kabar beritanya,” jawab dia.

Dan saat ini masih menunggu hasil dari perkembangan terkait kebenaran identitas adik dan iparnya tersebut.

Baca juga: Polisi Ungkap Jenis Racun dan Obat yang Dipakai Dukun Pengganda Uang Habisi 12 Korbannya

Sebelumnya diberitakan, Polda Jawa Tengah minta anggota keluarga korban dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah lapor ke kepolisian.

Hal itu untuk membantu Polda Jawa Tengah mengungkap identitas pasti dari 12 korban dukun pengganda uang Mbah Slamet di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Polda Jawa Tengah telah mengumumkan adanya dua warga Lampung yang jadi korban dukun pengganda uang Mbah Slamet, keduanya pasangan suami istri Irsad Wahyu Tri Ningsih warga Pesawaran.

Menurut Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi, untuk masyarakat yang merasa kehilangan keluarga supaya menghubungi polisi terutama dari daerah yang disebut tersangka.

"Tidak harus di Banjarnegara, bisa di polres wilayah kami, nanti untuk dilakukan pengambilan data antemortem," paparnya.

Kasus tersebut terbongkar berasal dari pesan WhatsApp korban Paryanto kepada anaknya.

Anaknya lantas melapor ke polisi, setelah diinterogasi, tersangka Slamet Tohari mengaku telah membunuh lima orang.

Para korbannya dikubur di lokasi sama di jalan setapak area perkebunan Dusun Balun, Wanayasa, Banjarnegara.

"Awalnya mengaku lima, setelah dibongkar ternyata ada sejumlah mayat lain," ucap Kapolda.

Polisi sejauh ini telah menemukan 12 jasad dari berbagai liang berbeda dari area kebun milik tersangka.

Dua jasad telah teridentifikasi, sisanya masih polisi dalami.

"Ada sepasang kekasih asal Palembang atas nama Mulyadi dan pacarnya dikubur di liang yang sama," ujar Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas