Anas Sebut Orang yang Berpikir Bisa Pisahkan Dirinya dengan Indonesia Seperti Mimpi di Siang Bolong
Dalam pidatonya Anas mengucapkan permintaan maaf bagi pihak yang berpikir bisa memisahkannya dirinya dengan Indonesia.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Erik S
![Anas Sebut Orang yang Berpikir Bisa Pisahkan Dirinya dengan Indonesia Seperti Mimpi di Siang Bolong](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/anas-bebas-121.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum sampaikan pidatonya setelah resmi bebas dari penjara setelah terjerat kasus korupsi Hambalang.
Dalam pidatonya Anas mengucapkan permintaan maaf bagi pihak yang berpikir bisa memisahkannya dirinya dengan Indonesia. Anas Urbaningrum menyebutkan hal itu seperti mimpi di siang bolong.
Baca juga: Sambut Anas Urbaningrum Bebas dari Lapas Sukamiskin, Ibu-ibu dari Semarang Berangkat Sejak Senin
"Mohon maaf kalau ada yang berpikir bahwa bisa memisahkan saya dari gerak hidup dan denyut nadi Indonesia yang kita cintai. Karena ikatan batin, rasa, nilai, semangat, komitmen dan ikatan keberanian untuk terus melangkah itu akan membuat yang berpikir seperti itu. Maaf seperti tidurnya di siang hari, tidur di siang bolong," kata Anas Urbaningrum dalam pidatonya di Lapas Kelas I Sukamiskin Bandung pada Selasa (11/4/2023) siang.
Anas Urbaningrum melanjutkan dirinya juga mohon maaf kalau ada yang menyusun skenario besar bahwa dengan dimasukkannya. Dalam waktu yang lama di penjara menganggap bahwa Anas sudah selesai.
"Skenario boleh besar, kuat, hebat. Tetapi sehebat apapun, sekuat apapun skenario manusia tidak akan mampu mengalahkan skenario Tuhan," tegasnya.
Dikatakannya bahwa dirinya selepas dari penjara ingin berpikir ke depan, sekaligus dengan permohonan maaf.
Baca juga: Bebas dari Lapas Sukamiskin, Anas Urbaningrum: Saya Tidak Ada Kamus Permusuhan
"Mohon maaf kalau ada yang berpikir saya keluar merdeka bebas ini kemudian mendatangkan atau melahirkan permusuhan atau pertentangan saya katakan mohon maaf tidak," kata Anas Urbaningrum.
"Saya tidak ada kamus pertentangan permusuhan tetapi kamus saya adalah perjuangan keadilan. Andai dalam perjuangan keadilan itu ada yang merasa termusuhi mohon maaf bukan karena saya hobi permusuhan tetapi karena itu konsekuensi perjuangan keadilan," tutupnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.