Ibu dan Anak asal Magelang Pergi Banjarnegara Pakai Mobil Baru, Sempat Miliki Uang Ratusan Juta
Pihak keluarga menceritakan kronologi Theresia Dewi dan Okta menghilang sejak November 2021. Keduanya pergi ke Banjarnegara dengan mobil baru.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak delapan korban pembunuhan berantai dukun pengganda uang dari Banjarnegara Jawa Tengah, Mbah Slamet telah teridentifikasi.
Polda Jawa Tengah masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas 4 korban lain.
Dua korban yang telah teridentifikasi merupakan ibu dan anak yang berasal dari Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah.
Keduanya bernama Theresia Dewi (47) dan Okta Ali Abrianto (31).
Kakak kandung Theresia Dewi, Yusuf Edi Gunawan (64) mengatakan, kedua korban pergi ke Banjarnegara menggunakan mobil bermerek Honda Mobilio yang baru dibeli.
Baca juga: Fakta Terbaru Kasus Dukun Sadis di Banjarnegara, 11 Saksi Diperiksa hingga 8 Korban Teridentifikasi
Setelah pergi ke Banjarnegara, keduanya dinyatakan hilang pada November 2021.
Ia menjelaskan Theresia Dewi sempat mendapat uang sebesar Rp 360 juta yang digunakan untuk membeli mobil baru seharga Rp 75 juta.
Yusuf Edi Gunawan mengaku mengetahui hal tersebut dari cerita istri Okta Ali Abrianto yang bernama Vina.
"Terus uangnya buat beli mobil itu Rp 75 juta. Besok pamit yaitu pergi," ungkapnya, Senin (10/4/2023), dikutip dari TribunJogja.com.
Pihak keluarga tidak curiga saat korban membeli mobil baru karena pekerjaannya sebagai kontraktor yang kerap mendapat proyek.
Meski kedua korban pergi ke Banjarnegara menggunakan mobil baru, tapi ia tidak mengetahui keberadaan mobil tersebut sekarang.
Hanya kunci mobil yang ditemukan petugas dari saku celana korban Okta Ali Abrianto saat jasadnya dievakuasi.
Baca juga: Polda Jateng Sudah Periksa 11 Saksi Kasus Pembunuhan di Banjarnegara Berkedok Dukun Pengganda Uang
"Belum sempat tanya-tanya hal itu, kami kemarin ke sana nggak mikir mobilnya, sing penting adik saya ketemu, Alhamdulillah," sambungnya.
Berdasarkan pengakuan keluarga, Theresia Dewi bekerja sebagai kontraktor dan sempat mengalami masalah keuangan.