Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Helikopter Belum Bisa Merapat, Jenazah Pratu Miftahul Arifin Belum Bisa Dievakuasi Hari Ini

Pratu Miftahul Arifin ditembak KKB Papua setelah mencoba mencari keberadaan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Helikopter Belum Bisa Merapat, Jenazah Pratu Miftahul Arifin Belum Bisa Dievakuasi Hari Ini
Tribunnews/Igman Ibrahim
Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (TNI) Letjen Bambang Ismawan. Letjen Bambang Ismawan mengungkap jenazah Pratu Miftahul Arifin masih belum bisa dievakuasi. Adapun helikopter belum bisa merapat ke lokasi penyerangan KKB Papua. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (TNI) Letjen Bambang Ismawan mengungkap jenazah Pratu Miftahul Arifin masih belum bisa dievakuasi. Adapun helikopter belum bisa merapat ke lokasi penyerangan KKB Papua.

Diketahui, Pratu Miftahul Arifin ditembak KKB Papua setelah mencoba mencari keberadaan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023).

Menurut Bambang, jenazah Pratu Miftahul Arifin belum bisa dievakuasi karena terkendala cuaca ekstrem. Dia pun mengungkap kondisi cuaca di sekitar lokasi penyerangan KKB Papua tersebut.

Baca juga: Kronologi Pratu Arifin Gugur: Berupaya Bebaskan Pilot Susi Air, Diserang KKB Lalu Jatuh ke Jurang

"Sampai tadi siang belum bisa diambil karena memang pertama disana cuacanya tidak menentu kadang-kadang satu hari hanya dua jam cerah abis itu tertutup kabut," ujar Bambang saat ditemui di Kawasan Monas, Jakarta, Senin (17/4/2023).

Bambang menjelaskan evakuasi dengan memakai helikopter juga masih belum bisa dilaksanakan. Sebab tak hanya cuaca buruk, kondisi medan di tempat jenazah Pratu Miftahul Arifin bukan medan yang datar.

"Jadi untuk pengambilan jenazah helikopter kan kita tidak bisa langsung merapat. Karena memang di samping cuaca kan medannya bukan medan datar. Ya itu memang kendala utama," tukasnya.

Baca juga: Kronologi Pratu Arifin Gugur: Berupaya Bebaskan Pilot Susi Air, Diserang KKB Lalu Jatuh ke Jurang

Berita Rekomendasi

Diberitakan sebelumnya, Prajurit Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna, Pratu Miftahul Arifin, gugur diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Pratu Miftahul Arifin ditembak setelah mencoba mencari keberadaan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37), di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023) sore WIT.

Setelah insiden penyerangan tersebut, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono bertolak ke Papua pada hari ini, Senin (17/4/2023).

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengatakan, bertolaknya Panglima Yudo ke Papua dalam rangka mengevaluasi operasi pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37).

Baca juga: Penyerangan KKB di Mugi-Mam: 1 Prajurit TNI Gugur hingga Panglima TNI akan Berangkat ke Papua

"Panglima TNI ke Papua dalam rangka evaluasi operasi,” kata Julius saat dihubungi, Senin pagi.

Dalam kunjungan tersebut, Panglima didampingi oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman dan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Pangkostrad) Letnan Jenderal Maruli Simanjuntak.

Yudo dan beberapa pejabat tinggi TNI itu berangkat dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada pagi ini.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas