Lima Jenderal dari TNI, Polisi dan BIN Bahas Penyerangan Mapolres Jeneponto, Begini Kesepakatannya
Salah satu yang dibahas insiden kesalahpahaman oknum TNI dari Kodam V Brawijaya dan Kodam XIII Merdeka dengan oknum Satreskrim Polres Jeneponto
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Timur Muslimin Emba
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Buntut penyerangan Markas Polres Jeneponto, 5 perwira tinggi berpangkat bintang berkumpul di Markas Kodam XIV Hasanuddin Jl Urip Sumoharjo Makassar, Kamis (27/4/2023) malam.
Mereka adalah Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso, Kasdam XIV Hasanuddin Brigjen TNI Dany Budiyanto, dan Kabinda Sulsel Brigjen TNI Dwi Surjatmodjo.
Sedang jenderal dari unsur kepolisian yakni Kapolda Sulsel Irjen Pol Setyo Boedi Moempoeni Harso dan Wakapolda Sulsel Brigjen Pol Chuzaini Patoppoi.
Mereka membahas dua insiden yang terjadi di Bumi Butta Turatea dalam beberapa hari terakhir ini.
Pertama insiden kesalahpahaman antara oknum TNI dari Kodam V Brawijaya dan Kodam XIII Merdeka dengan oknum Polri dari Satreskrim Polres Jeneponto.
Baca juga: Mapolres Jeneponto Diserang, Satu Orang Terluka hingga Kapolda Kunjungi TKP
Oknum anggota Satreskrim Polres Jeneponto memukul oknum TNI dari Kodam V Brawijaya dan Kodam XIII Merdeka.
Mereka juga membahas kasus penyerangan dan pengrusakan Markas Polres Jeneponto yang disebut dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK) yang terjadi Kamis (27/4/2023) dini hari.
Irjen Pol Setyo Boedi Moempoeni Harso, menegaskan Polda Sulsel akan menyelidiki dua kasus yang terjadi di Jeneponto.
Dua kasus itu yakni, pertama insiden kesalahpahaman antara oknum TNI dari Kodam V Brawijaya dan Kodam XIII Merdeka dengan oknum Polri dari Satreskrim Polres Jeneponto.
Kedua, kasus penyerangan dan pengrusakan Markas Polres Jeneponto yang disebut dilakukan oleh OTK, Kamis dini hari.
Hal itu disampaikan Irjen Setyo Boedi Moempoeni Harso saat menggelar konferensi pers bersama Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso di Makodam XIV Hasanuddin, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Kamis (27/4/2023) malam.
"Langkah dari kepolisian yg sudah kita lakukan tadi saya udah berangkat ke Jeneponto, sudah saya sampaikan dengan adanya kejadian pengrusakan di polres ini sudah saya tekankan ke anggota tetap moril harus tinggi," kata Irjen Setyo Boedi Moempoeni.
"Pelayanan ke masyarakat diutamakan, jangan reaktif dengan kejadian tersebut, kita tetap waspada, bertindak secara profesional untuk mengungkap kasus ini bersama dengan TNI dan POM," sambungnya.
Menurut Setyo, pihaknya dan Kodam XIV Hasanuddin telah sepakat untuk sama-sama menuntaskan kasus tersebut.
Baca juga: Berikan Dukungan Moril, Kapolda Sulsel Kunjungi Polres Jeneponto Usai Diserang OTK
"Kita sepakat dalam penyelesaian ini, ada anggota yang salah akan diberi sanksi, kabid Propam juga saya sudah perintahkan untuk bekerjasama dengan TNI untuk menyelesaikan kasus ini dengan baik," imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan Mayjen TNI Totok Imam Santoso selaku orang nomor satu di Kodam XIV Hasanuddin.
Mulai dari kesalahpahaman oknum TNI dari Kodam V Brawijaya dan Kodam XIII Merdeka dengan oknum Polri dari Satreskrim Polres Jeneponto.
Permasalahan kesalahpahaman itu telah dimediasi kedua unsur pimpinan masing-masing.
"Permasalahan tersebut sudah ditindaklanjuti oleh pimpinan masing-masing baik dari Polres, Kapolda juga sudah hadir, dan juga dari pihak Kodam V Brawijaya dan Kodam XIII Manado itu sudah dihadiri oleh masing-masing Komandan POM Kodam," kata Mayjen Totok.
Pihaknya mengaku telah memfasilitasi pertemuan unsur pimpinan yang ada agar mendapatkan titik temu.
"Dan kita membantu memfasilitasinya dan sudah ada titik temu masing-masing akan diselesaikan diambil keterangan nanti setelah itu minta waktu beberapa hari akan disampaikan," ujar Mayjen Totok.
"Intinya kami komitmen bahwa soliditas kebersamaan yang utama antara TNI-Polri," sambungnya.
Namun demikian, Mayjen TNI Totok menegaskan belum dapat memastikan adanya keterkaitan antara insiden kesalahpahaman oknum TNI-Polri sebelumnya dengan penyerangan Mapolres Jeneponto.
Baca juga: Video Detik-detik Penyerangan Mapolres Jeneponto, Terdengar Teriakan: Maju Woi!
Pasalnya, yang terlibat penyerangan kata Mayjen Totok, masih berstatus orang tidak dikenal (OTK).
"Informasi ada dilakukan pelemparan dari orang tidak dikenal.
Saya sampaikan orang tidak dikenal, karena sampai saat ini kita masih mencari pelakunya terhadap Markas Polres Jeneponto," ujar Mayjen Totok.
"Dan setelah kejadian itu langsung cepat Kapolres, Korem 141 hadir di sana, Dandim dan beberapa pejabat dari Polres dengan dari Kodim langsung ke lokasi dan sudah diadakan koordinasi, diadakan komunikasi," sambungnya.
Mayjen Totok pun menegaskan, keterkaitan antara kesalahan pahaman oknum TNI dan Polri sebelumnya dengan penyerangan Polres Jeneponto belum dapat disimpulkan.
"Penyerangan dan pelemparan itu sampai saat ini tidak ada dugaan kaitan. Masih bicara orang tidak dikenal yang melakukan itu," tegasnya.
Pihaknya bersama Polda Sulsel pun berjanji akan menyelidiki Orang Tidak Dikenal (OTK) yang melakukan penyerangan itu guna memberikan informasi yang valid kepada masyarakat.
"Nanti pihak TNI, ada POM ada staff Intel dari Polda ada Propam, semua silahkan nanti sama-sama kita tidak lanjuti semuanya dibuka cara transparan tidak beredar isu yang sifatnya mendeskreditkan kita," imbuhnya.
Hal yang sama diungkapkan Irjen Setyo Boedi terkait kemungkinan adanya keterkaitan antara kesalahpahaman oknum TNI-Polri dan penyerangan Mapolres Jeneponto.
Menurut Setyo, untuk menyimpulkan keterkaitan itu, diperlukan adanya pendalaman lebih lanjut.
"Tadi memang udah disampaikan ke Pangdam bahwa ada kejadian sebelumnya dan sudah dalam proses oleh masing-masing kodam.
Ini juga perlu ada penyelidikan, apakah ada ekses dari kejadian sebelumnya, ini perlu pendalaman dari kita, tidak bisa serta merta ditentukan. Perlu adanya kesaksian dan bukti pendukung untuk membuktikan itu," ujar Setyo.
Sebelumnya diberitakan, terjadi kasus penyerangan Mapolres Jeneponto yang mengakibatkan fasilitas kantor dan rumah ibadah dalam mapolres rusak.
Tidak hanya itu, satu personel Polres Jeneponto Bripka Mus Mulyadi juga tertembak dalam insiden penyerangan itu.
Sebelum penyerangan Mapolres Jeneponto itu terjadi, terdapat kesalahpahaman oknum TNI-Polri.
Dua oknum TNI dari Kodam V Brawijaya dan Kodam XIII Merdeka terlibat kesalahpahaman dengan oknum Polri dari Polres Jeneponto.
Dimana disebutkan, jika salah satu dari dua oknum TNI yang terlibat kesalahanpahaman itu dipukuli oleh oknum Polres Jeneponto.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul 5 Jenderal Kumpul di Kodam Hasanuddin Setelah Markas Polres Jeneponto Diserang