Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

VIRAL Pemuda Berpakaian Warna Hijau Menceburkan Diri di Pantai Laut Selatan, Ini Sosoknya

Ada kepercayaan yang mengenakan baju hijau dan menceburkan ke pantai selatan akan diseret Nyi Roro Kidul lalu dibawa ke kerajaan gaib

Penulis: Eko Sutriyanto
zoom-in VIRAL Pemuda Berpakaian Warna Hijau Menceburkan Diri di Pantai Laut Selatan, Ini Sosoknya
Tribun Jogja/ Khaerur Reza
ILUSTRASI - Pantai Parangtritis dipandang dari atas Bukit Gupit alias Bukit Paralayang (Tribun Jogja/ Khaerur Reza) 

Dilansir dari Kompas.com, dalam perkembangannya dan mewujud dalam drama tari yang digelar sebagai pembuka Sekaten di Yogyakarta tahun 1992, serta tontonan layar lebar seperti Kutukan Nyai Roro Kidul (1979), Susuk Ratu Pantai Selatan (1980), Pembalasan Ratu Laut Selatan (1988), dan Nyi Roro Kidul (1993).

Berkembang dalam beberapa mitos Sosok Nyi Roro Kidul muncul sebagai sosok yang dihormati, sekaligus ditakuti oleh masyarakat Yogyakarta dan masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah Pantai Selatan.

Sosok Nyi Roro Kidul dipandang sebagai kearifan lokal Bambang Purwanto, seperti diberitakan Kompas.id (10/03/2018), Guru Besar Sejarah Universitas Gadjah Mada, mengajak untuk mereinterpretasi posisi Ratu Kidul, bukan hanya dalam khazanah kepercayaan.

Bambang menduga, cerita Ratu Kidul itu merupakan cara masyarakat dulu memahami realitas.

Ilustrasi Nyi Roro Kidul
Ilustrasi Nyi Roro Kidul (Tribun Kaltim)

“Di baliknya ada pengalaman empiris tentang kedahsyatan Laut Selatan Jawa,” kata Bambang (Kompas,26 Mei 2016).  

Pengalaman empiris yang dimaksud adalah tsunami besar di Laut Selatan.

Senada dengan Bambang, Eko Yulianto ahli paleotsunami dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) diberitakan Kompas.id (10/03/2018).

Berita Rekomendasi

Dalam Babad Tanah Jawa, seperti dikutip Eko, digambarkan Nyi Roro Kidul mengirimkan ombak besar jauh ke daratan.

Ratu Kidul sering meminta korban dengan mengerahkan ombak besar.

Korbannya dilempar ke darat sebagai pesan.

Hal ini menurutnya mirip peristiwa tsunami.

Hal inilah yang mengisyaratkan adanya kearifan lokal.

Sejarawan Anthony Reid dari Australian National University (2012), seperti diberitakan Kompas.id (28/07/2017) juga berpendapat, mitologi Ratu Kidul ini kemungkinan berkaitan dengan bencana tsunami.

Reid mendasarkan hipotesisnya setelah mengkaji petikan tembang dandang gula dari Babad Ing Sangkala yang ditulis pada 1738.

Reid, mendeskripsikan dalam babad ini tentang saat semua lenyap berubah jadi laut kemungkinan akan diasosiasikan dengan daya magis Ratu Kidul.

Menurut Reid Babad Ing Sangkala menguatkan kemungkinan terjadinya tsunami besar, yang melanda pantai selatan Jawa Tengah (Mataram) di tempat yang menjadi pusat perkembangan mitologi Ratu Kidul.

Alasan Tak Boleh Pakai Baju Hijau ke Laut

Sebagian masyarakat Jawa percaya jika pergi ke laut selatan tidak boleh memakai baju warna hijau lantaran akan diseret oleh sosok makhluk halus bernama Nyi Roro Kidul.

Konon sosok tersebut akan menenggelamkan orang-orang berbaju hijau.

Memakai baju hijau ke pantai memang tidak disarankan, baik itu pantai selatan, utara ataupun pantai di belahan dunia manapun.

Ada dua alasan ilmiah mengapa hal itu tidak disarankan.

Akun Instagram resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI @kkpgoid menjelaskan mengenapa masyarakat dilarang pakai baju hijau di Pantai Selatan Jawa. (Instagram @kkpgoid)
Akun Instagram resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI @kkpgoid menjelaskan mengenapa masyarakat dilarang pakai baju hijau di Pantai Selatan Jawa. (Instagram @kkpgoid) 

Perlu diketahui, bahwa pada samudra yang luas, warna air di dekat daratan berkisar antara biru, hijau dan bahkan hijau kekuning-kuningan.

Pantai Selatan termasuk Pantai Parangtritis sendiri merupakan bagian dari samudera Hindia yang dekat dengan kepulauan Jawa.

Selain itu, dilansir dari www.superadventure.co.id, warna hijau dapat membuat hiu melakukan serangan.

Para peneliti ahli melakukan riset kepada 17 spesies hiu yang ditangkap di kawasan Australia Barat dan Queensland.

Riset tersebut dilakukan menggunakan teknik micro spectrophotometry.

Dari hasil riset di Australia diketahui sel batang ditemukan sebagai reseptor cahaya paling umum pada 17 spesies hiu yang diteliti.

Sel tersebut berada dalam retina yang sangat sensitif dengan cahaya guna memudahkan penglihatan dalam gelap saat malam hari.

Namun, sel batang pada retina hiu tidak mampu membedakan warna apa yang dilihat.

Baca juga: Irfan Hakim Sebut Ikan Hias Indonesia Bernilai Ekonomi Tinggi 

Sel dalam retina yang berfungsi membedakan warna obyek disebut sel kerucut. Adapun sel kerucut tersebut tidak ditemukan pada semua spesies hiu.

Dari total 17 spesies yang dikaji, 10 spesies diantaranya sama sekali tidak mempunyai sel kerucut.

Sementara pada 7 spesies yang lain memang ditemukan sel kerucut, namun hanya satu tipe dengan sensitivitas terhadap warna hijau saja.

Alasan inilah yang menjelaskan mengapa sangat bahaya bila pengunjung pantai menggunakan warna hijau.

Pasalnya warna hijau dapat menjadi sinyal bagi hiu untuk melepaskan serangan.

Dua hal di atas menjadi alasan logis mengapa korban yang mengenakan baju hijau akan jauh lebih susah ditemukan daripada baju terang.

Bahkan tidak menutup kemungkinan akan hilang selamanya karena di serang hiu atau tidak ditemukan Tim SAR.

Oleh karena itu, saat berkunjung ke pantai, hendaklah mengenakan baju warna terang.

(tribunjateng.com/jen) (Kompas.com/Nur Rohmi Aida)

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Pemuda Sengaja Pakai Baju Hijau Tantang Nyi Roro Kidul, Begini Nasibnya, dan Kompas.com dengan judul "Mengenal Kearifan Lokal Laut Selatan, Tempat Legenda Nyi Roro Kidul dan Tribun Bekasi berjudul   Kenapa Tidak Boleh Pakai Baju Hijau di Pantai Selatan Jawa? Bukan Mistis, Berikut Ini Jawaban KKP RI

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas