Balita di Sikka NTT Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies, Sempat Jalani Perawatan di RS
Sang balita mengalami luka di bagian wajah. Sementara anjing yang menggigit balita malang itu mati keesokan harinya.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo
TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE - Seorang balita di Dusun Wairhabi, Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur meninggal dunia akibat digigit anjing rabies.
Sebelum meninggal, balita tersebut sempat mendapat perawatan di RSUD Tc Hillers Maumere.
Informasi yang diterima Tribun, sang balita mengalami luka di bagian wajah.
Sementara anjing yang menggigit balita malang itu mati keesokan harinya.
Baca juga: Kemenkes RI Soroti Kasus Kematian karena Rabies di Buleleng yang Naik Drastis dan Tertinggi di Bali
Berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium Balai Besar Veteriner Denpasar, anjing tersebut dinyatakan positif rabies.
Saat ini, jenazah balita tersebut masih berada di RSUD Tc Hillers Maumere.
Kerabat dari balita tersebut berdatangan di rumah duka di RT.013/RW.004 Dusun Wairhabi, Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka.
Mengenal Rabies
Dikutip dari diskes.baliprov.go.id, rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies.
Penyakit ini ditularkan melalui saliva (anjing, kucing, kera) yang kena rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka.
Penyakit rabies masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1884, ditemukan oleh Schrool (orang Belanda) pada kuda, kemudian tahun 1889 Esser W, J,. dan Penning menemukan penyakit rabies pada anjing.
Pada tahun 1894, pertama kali virus rabies menyerang manusia, ditemukan oleh EV De Haan (orang Belanda).
Baca juga: Warga di Buleleng Meninggal Setelah 2 Hari Dirawat di RS, 2 Bulan Lalu Sempat Digigit Anjing Rabies
Masa Inkubasi dan Sumber Penularan Penyakit Rabies