Dinding Bangunan Sekolah yang Rusak Akibat Gempa di Lombok Utara Dibuat dari Olahan Sampah Plastik
Pembangunan menggunakan bahan ini membutuhkan waktu yang lebih singkat karena menggunakan sistem bongkar-pasang seperti LEGO.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono kagum dengan inovasi bahan bangunan ramah lingkungan yang digunakan di sekolah SDN 4 Santong, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi NTB.
Di mana, pembangunan ulang sekolah tersebut dilakukan menggunakan bricks yang terbuat dari sampah plastik setelah sekolah itu rusak akibat terdampak gempa tahun 2018 lalu.
Ruang kelas di SD tersebut merupakan salah satu dari sejumlah sekolah yang dibangun oleh Block Solutions Indonesia berkolaborasi dengan Classroom of Hope Indonesia di Pulau Lombok.
Menurut Diaz, selain mengurangi tumpukan sampah plastik, pembangunan menggunakan bahan ini membutuhkan waktu yang lebih singkat karena menggunakan sistem bongkar-pasang seperti LEGO.
Baca juga: Ketua MPR RI Bamsoet Gandeng Investor Mancanegara Kembangkan Blackstone Paradise Di Mandalika Lombok
“Ternyata untuk membangun dinding dari ruangan kelas di sini butuh waktu lebih cepat, bahkan sampai 5 jam per ruangan kelasnya.
Pemasangan dan pembongkarannya pun mudah tanpa perekat, jadi juga mengurangi penggunaan pasir dan semen,” kata Diaz, Jumat (19/5/2023).
Setelah berkunjung ke SDN 4 Santong, Diaz melanjutkan kunjungan ke lokasi pabrik pembuatan bricks dari Block Solutions Indonesia di Mataram, Provinsi NTB yang rencananya diresmikan pada Juni, mendatang.
Country Director Block Solutions Indonesia Jimmy Hutasoit menyampaikan bahwa pembangunan pabrik ini adalah yang pertama di Asia Pasifik.
“Total kapasitas produksi di sini nantinya mencapai lebih dari 1 juta block per tahun yang setara dengan 1.800 rumah sederhana ukuran 3 meter persegi. Sampah plastik yang digunakan berarti bisa mencapai 2.700 ton per tahun,” ucap Jimmy.
Hingga saat ini, total Classroom of Hope bersama Bricks Solution sudah membangun 16 sekolah dan sedang membangun 3 sekolah lagi.
Selain sekolah, ke depannya Jimmy berharap agar penggunaan produk ini bisa dimanfaatkan untuk pembangunan perumahan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.