Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bocah SD di Sukabumi Meninggal Dunia Usai Dikeroyok Kakak Kelas hingga Tulang Dadanya Retak

Kapolsek Sukaraja, Kompol Dedi Suryadi, mengatakan kasus dugaan pengeroyokan MHD masih dalam penyelidikan.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Bocah SD di Sukabumi Meninggal Dunia Usai Dikeroyok Kakak Kelas hingga Tulang Dadanya Retak
TribunJabar
Ilustrasi siswa SD dan prosesi pemakaman siswa SD di Sukabumi yang mengalami pengeroyokan oleh kakak kelasnya. - Berdasarkan keterangan keluarga, korban dikeroyok oleh kakak kelasnya selama 2 hari hingga menyebabkan kejang dan meninggal dunia. 

TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Murid kelas 2 SD di Sukabumi berinisial MHD (9) tewas di tangan empat kakak kelasnya.

MHD menjadi korban pengeroyokan hingga dada dan tulang punggung MHD retak akibat disiksa selama dua hari berturut-turut di belakang sekolah dan kamar mandi.

Padahal, MHD baru saja pindah dari sekolah lain yang masih berada di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.

Baca juga: Siswa SMP di Klaten Meninggal Dunia, Diduga Jadi Korban Pengeroyokan

Kejadian pengeroyokan ini terbongkar dari pengakuan kakek korban berinisial MY (52).

MY (52) mengatakan, korban MHD (9) baru 4 bulan pindah ke sekolah tempat dirinya dianiaya.

Korban sengaja dipindahkan ke sekolah tersebut agar dekat dengan kakeknya.

"Jadi baru 4 bulan pindah kesini, tujuannya agar dekat dan sudah membikinkan rumah untuk orang tua dekat sekolah," ucapnya.

Berita Rekomendasi

Kejadian yang menimpa MHD di lingkungan sekolah dua hari berturut-turut dilakukan oleh empat bocah itu ada yang masih duduk di bangku kelas 5 SD, kelas 4 SD, bahkan kelas 2 SD.

Baca juga: Istri Bupati Sukabumi Geram Soal Bocah SD Dikeroyok Kakak Kelasnya: Perundungan di Sekolah Masih Ada

"Kejadian dari hari Senin, Selasa. Jadi dua hari itu dipukulin di lingkungan sekolah. Dianiayanya di belakang sekolah dekat dan kamar mandi (toilet)," tuturnya.

Sebelumnya, Kakek korban, MY (52) mengatakan, nama salah satu terduga pelaku inisial Az itu disebutkan saat suaranya akan menghilang akibat luka yang dialami korban.

"Ketika ditanya siapa yang melakukannya (penganiayaan), korban hanya bilang oleh inisial AZ, namun itu tidak berlanjut karena suara korban sudah tidak ada," ujarnya, Sabtu (20/05/2023).

"Sedangkan seteleh dicek di sekolahnya, ada 4 orang namanya disebutkan (sama)," tutur MY.


Pihak keluarga pun meminta pertanggungjawaban dari pihak sekolah dan orang tua pelaku.

Mengingat peristiwa yang menimpa korban terjadi saat berlangsungnya pembelajaran di sekolah.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas