7 Fakta Penipuan Study Tour di Bandung: Sosok Pelaku yang Gondol Rp400 Juta hingga Respons Kang Emil
Berikut fakta-fakta penipuan study tour di Bandung yang menimpa pelajar SMAN 21 Bandung.
Editor: Endra Kurniawan
"Rabu kemarin pukul 11 malam telah diamankan tersangka berinisial ICL, dugaan tersangka kasus penipuan uang travel yang direncanakan untuk kegiatan travel anak SMAN 21 ke Yogyakarta," ujar Budi, saat ditemui di Mapolrestabes Bandung, Kamis (25/5/2023).
Saat ini, kata dia, pelaku sedang menjalani pemeriksaan mendalam di Mapolrestabes Bandung.
"Nanti kita telusuri uangnya ke mana saja, motifnya apa, sehingga yang bersangkutan menggelapkan uang tersebut, tapi hasil pemeriksaan sementara yang bersangkutan mengaku uang tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi, tapi lebih detailnya nanti," katanya.
Baca juga: Viral Siswa SMA Satu Angkatan Study Tour ke Makkah dan Madinah, Biaya Umrah Dipotong dari SPP
5. Acaman hukuman
Budi melanjutkan, pelaku terancam dijerat Pasal 372 dan 378 KUHPidana yang mengatur tentang penipuan serta penggelapan.
Pelaku pun diancam pidana di atas 5 tahun akibat perbuatannya.
"Yang pasti Pasalnya 372 dan 378, penggelapan sudah pasti, apakah nanti keterkaitan dengan yang lain, nanti setelah pemeriksaan," ujar Budi, di Mapolrestabes Bandung, Kamis (25/5/2023).
6. Sosok pelaku
Tour Manager Grand Traveling Indonesia (GTI), Jimmy Tanumihardja, memastikan bahwa oknum yang membawa kabur duit studi tour siswa SMAN 21 Kota Bandung, merupakan freelance marketing, bukan pegawai GTI.
"Itu marketing freelance. Bukan pegawai tetap," ujar Jimmy, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (25/5/2023).
Dikatakan Jimmy, sejak awal pihak sekolah diminta untuk membayarkan duit study tour ke rekening perusahaan, sesuai MoU diawal.
Namun, pihak sekolah malah membayarkan duit studi tour ke pribadi tour leader atau freelance marketing.
"Sekolahnya membayar uang ke tour leader. Keteledoran itu, kenapa pihak sekolah berani membayar uang ke tour leader. Sudah ada peraturan MoU bahwa harus ke rekening perusahaan," katanya.
Menurutnya, oknum freelance marketing yang diduga membawa kabur uang study tour senilai Rp 400 juta itu pun saling kenal dengan pihak sekolah.