Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Momen Megawati Keluhkan Ulah Bule Nakal di Bali, Perintah Gubernur Panggil Semua Kepala Daerah

Megawati mengeluh ulah bule nakal di Bali. Ia pun memerintahkan Gubernur Bali, Wayan Koster untuk memanggil semua kepala daerah se-Bali membahas ini.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Momen Megawati Keluhkan Ulah Bule Nakal di Bali, Perintah Gubernur Panggil Semua Kepala Daerah
Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Presiden Kelima RI sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bersama Gubernur Bali Wayan Koster saat acara seminar 'Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125' di Hotel The Trans Hotel Resort Bali, Badung, Bali, Jumat (5/5/2023). Megawati mengeluh ulah bule nakal di Bali. Ia pun memerintahkan Gubernur Bali, Wayan Koster untuk memanggil semua kepala daerah se-Bali membahas ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Ulah tak terpuji warga negara asing (WNA) di Bali ternyata mendapat sorotan dari Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.

Megawati sampai memerintahkan Gubernur Bali, I Wayan Koster untuk memanggil semua kepala daerah se-Bali guna membahas ulah bule nakal tersebut.

Hal ini diketahui dari viralnya surat undangan rapat dari Koster kepada wali kota dan bupati se-Pulau Bali yang beredar di media sosial.

Rapat membahas perilaku wisatawan mancanegara itu, akan digelar di kantor Gubernur Bali pada Rabu (31/5/2023) hari ini.

Dalam surat itu, kepala daerah wajib hadir tanpa mewakilkan sesuai arahan Ketua Umum PDIP itu.

Bahkan Koster diperintahkan untuk melaporkan kepala daerah yang tidak hadir kepada Megawati.

Baca juga: Gubernur Bali Akan Gelar Pertemuan dengan Bupati se-Bali Bahas Pariwisata Besok

Berikut isi lengkap surat undangan yang diteken Koster pada Sabtu (27/5/20230):

Berita Rekomendasi

Bali, Sabtu (Saniscara Pon, Sinta) , 27 Mei 2023

Nomor: B.00.005/22300/SEKRET

Sifat: Sangat Penting

Lampiran: Daftar Nama Undangan

Hal: Undangan Rapat

Kepada Yth Undangan Terlampir di Tempat

Om Swastastu,

Memperhatikan arahan Presiden ke-5 Republik Indonesia, Ibu Prof. Dr. (HC) Hj. Megawati Soekarnoputri, berkenaan dengan maraknya perilaku wisatawan mancanegara di Bali, yang tidak pantas, tidak sopan, dan berbicara kasar, serta melakukan aktivitas usaha, dan melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan, yang berdampak merusak nama baik dan citra pariwisata Bali.

Sehubungan dengan hal tersebut, Saya mengundang Saudara untuk hadir tanpa mewakili acara rapat koordinasi yang dilaksanakan pada hari Rabu (Buda Pahing, Landep), 31 Mei 2023, pukul 11.00 WITA, di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Renon, Denpasar.

Khusus kepada Walikota/Bupati se-Bali, Saya perlu menyampaikan bahwa Presiden ke-5 Republik Indonesia, Ibu Prof. Dr. (HC) Hj. Megawati Soekarnoputri menegaskan Saudara wajib untuk hadir tanpa mewakilkan.

Saya diperintahkan untuk melaporkan bagi Saudara yang tidak hadir kepada Beliau, sebagai bentuk perhatian serius Beliau terhadap berbagai perilaku wisatawan mancanegara yang mencoreng nama baik Bali.

Demikian undangan ini disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om

GubernurBali

Wayan Koster

Tembusan disampaikan kepada Yth:

1. Presiden ke-5 Republik Indonesia, Ibu Prof. Dr. (HC) Hj. Megawati Soekarnoputri

2. Arsip

Surat undangan Gubernur Bali Wayan Koster kepada seluruh Walikota dan Bupati se-Pulau Bali untuk menghadiri rapat yang membahas soal perilaku WNA nakal.
Surat undangan Gubernur Bali Wayan Koster kepada seluruh Walikota dan Bupati se-Pulau Bali untuk menghadiri rapat yang membahas soal perilaku WNA nakal. (Twitter.com)

Baca juga: Depresi, Turis Jerman Menari Tanpa Busana saat Pagelaran Tari Bali, Sandiaga: Harusnya Bisa Dicegah

Menanggapi beredarnya surat undangan untuk rapat membahas perilaku turis di Bali, Koster membenarkan hal tersebut.

Ia mengatakan, arahan tersebut sebagai bentuk keprihatinan Megawati Soekarnoputri terhadap kondisi kepariwisataan Bali yang menjadi sorotan beberapa waktu belakangan.

"Ya benar karena beliau (Megawati Soekarnoputri) sangat serius perhatian terhadap kepariwisataan Bali."

"Tapi surat ini tidak boleh beredar," kata Koster, Selasa (30/5/2023) dikutip dari Kompas.com.

Meski tidak ada sanksi bagi Wali Kota atau Bupati yang tidak hadir dalam rapat, tapi Koster meminta agar kepala daerah se-Bali menanggapi hal ini dengan serius.

Adanya agenda rapat tersebut, juga dibenarkan oleh Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjokorda Bagus Pemayun.

"Masalah yang akan dibahas besok (hari ini, red) seperti ekosistem pariwisata, sistem pariwisata, dan bagaimana mengenai usaha sektor pariwisata di masing-masing kabupaten agar mulai dimonitor dan ada izin serta sesuai dengan regulasi," kata Cok pada Selasa kemarin.

Rapat koordinasi pariwisata ini juga berkaitan dengan arahan pada Seminar Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 pada Jumat (5/5/2023) lalu.

Dalam acara itu, Megawati sempat curhat tentang keluh kesahnya terkait ulah wisatawan mancanegara yang nakal di Bali.

"Semua (kasus bule nakal) termasuk itu juga melihat tata kelola kepariwisataan."

"Makanya ingin Pergub Nomor 28 Tahun 2020 tentang tata kelola pariwisata itu yang akan disampaikan."

"Termasuk standar penerimaan usaha dan SDM," kata dia, dikutip dari Tribun-Bali.com.

Tata kelola pariwisata di Bali juga dibahas karena melihat berbagai isu pariwisata yang sudah terjadi di Bali yang masih memerlukan perhatian khusus.

"Artinya dilihat dengan berbagai isu. Seperti ada villa tapi tidak ada izin. Sekarang mulai dirapikan," kata dia.

Baca juga: Banyak WNA Berulah di Bali, Wayan Koster Siapkan Kebijakan Tata Kelola Pariwisata

Kesalnya Megawati Lihat Aksi Turis Nakal di Bali

Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri didampingi Gubernur Bali Wayan Koster saat hadir dalam acara Seminar Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru, Jumat (5/5/2023).
Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri didampingi Gubernur Bali Wayan Koster saat hadir dalam acara Seminar Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru, Jumat (5/5/2023). (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda)

Sebelumnya, Megawati sempat mengeluh serta mengaku kesal dengan tindakan sejumlah bule yang berbuat semena-mena di Bali.

Hal ini disampaikan Megawati saat menjadi pembicara utama dalam seminar Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 pada Jumat (5/5/2023) lalu.

Apalagi, Megawati menyebut, para turis itu melakukan pelanggaran serta bertindak seenaknya di negara orang.

Dia lantas mencontohkan bagaimana aksi turis yang viral saat peryataan Hari Raya Nyepi di Bali beberapa waktu lalu.

"Kemarin itu saya lihat, waktu Nyepi yang buat saya ekhhhh (kesal). Apa? Dia (turis) tinggal di pinggir pantai, buat kemah-kemah kecil."

"Maaf ya, terus mungkin hanya pakai pakaian renang. Ya kan ditegur sama tiga orang pecalang, jangan berpakaian seperti itu kan lagi suasana Nyepi gitu, ngamuk-ngamuk," ungkap Megawati.

Megawati pun mengaku kesel atas sikap turis tersebut yang justru melawan pecalang.

Putri Presiden Pertama RI Soekarno ini pun sampai terbesit untuk menampar turis itu secara langsung.

"Kalau saya depan dia, saya sudah mikirnya 'tabok-tabok' suruh si pecalang, tapi pecalang kita kan baik-baik, iya gitu sabar."

"Kalau saya, sudah saya tabok orang (turis) itu," kata Megawati sambil memperagakan gerakan.

Baca juga: Anggota Komisi X DPR Minta Pemerintah Tindak Tegas WNA ‘Nakal’ di Bali Demi Lindungi Pariwisata RI

Tak hanya itu, Megawati juga kesal terhadap aksi para turis yang ugal-ugalan saat berkendara sepeda motor dan mabuk-baukan di Cafe.

"Enak aja, negara siapa ini, naik motor begitu, di cafe mabuk-mabuk. Berani nggak kalian menjalankan itu, saya tantang?"

"Ngapain, ngapain orang asik enak-enakan kayak punya negara dia apa," ujar Megawati sambil mengajak para peserta seminar.

Atas aksi para turis itu juga, Megawati juga sempat menyampaikan hal tersebut kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Menurutnya, para aksi turis itu menunjukan tak menghargai adanya kedaulatan Republik Indonesia.

"Saya bilang sama Pak Jokowi, Pak Jokowi bilang 'aduh ibu kalau sudah begitu'."

"Loh Pak, itu kedaulatan kita loh, aku bilang gitu. Enak aja, biar pulau secuplek aku bilang itu republik kita."

"Tidak boleh ada yang namanya enak, kayak jajah aja aku bilang," jelasnya.

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Fransiskus Adhiyuda) (Tribun-Bali.com/Ni Luh Putu Wahyuni Sari)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas