Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Sumatera Utara Ini Minta Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah Tidak Umbar Konflik di Media

Dosen FISIP UMSU berpandangan masyarakat legowo Edy maupun Ijeck maju sebagai calon gubernur terpisah pada Pilgub 2024

Penulis: Jefri Susetio
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pengamat Sumatera Utara Ini Minta Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah Tidak Umbar Konflik di Media
Istimewa
Isu pecah kongsi (pekong) antara Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi dengan Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah atau Ijeck mengemuka. Bahkan, berkali-kali mereka saling sindir ketidakharmonisan. 

Laporan Wartawan Tribun Tangerang, Jefri Susetio

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Isu pecah kongsi antara Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dengan Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah atau Ijeck jadi pembicaraan masyarakat.

Apalagi keduanya terlibat saling sindir di media.

Pengamat politik Sumut, Shohibul Ansor Siregar mengatakan, sebenarnya pecah kongsi atau tidak harmonisnya antara wakil gubernur dengan gubernur bukanlah hal yang  aneh namun seharusnya tidak perlu diumbar ke media.

"Menjaga sikap alias tidak memperlihatkan cekcok atawa konflik ke media wujud dari kedewasaan berpolitik," ujarnya kepada media, Minggu (4/6/2023).

Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ini  berpandangan rakyat sangat legowo Edy maupun Ijeck maju sebagai calon gubernur terpisah pada Pilgub 2024.

"Sangat tidak dewasa bila Wagub memperlihatkan ketidakcocokkan ke publik.

Baca juga: Edy Rahmayadi Maju Lagi di Pilgub Sumut 2024, Begini Tanggapan Bobby Nasution

Berita Rekomendasi

Tradisi demokrasi sepanjang masa di dunia biasa tidak akur antar gubernur dan wakil, begitu juga presiden dengan wakilnya," katanya.

Ia bilang Ijeck sebaiknya tidak lagi mengumbar konflik ke media.

Mereka berdua harus ingat masyarakat yang memilih keduanya jadi dwi tunggal di Pilgub 2019.

 "Jangan memperlihatkan konflik meski tidak suka atau marah.

Ini bukan sesuatu yang aneh dalam demokrasi. Jangan perasaan sendiri saja yang dipikirkan. Perasaan rakyat itu bagaimana? Eramas itu nama kalian berdua," ujarnya.

Dia menuturkan, tidak ada dua matahari di dunia.

Begitu juga pemimpin hanya ada seorang saja. Jadi, masing-masing harus sadar diri.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas