MA Setubuhi Jasad Siswi SMP saat Eksekutor Pergi, Polisi: Senyum-senyum saat Ditanya Pelaku AB
MA, satu dari dua tersangka pembunuhan siswi SMP di Mojokerto sempat menyetubuhi jasad korban saat eksekutor pergi.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Salma Fenty
TRIBUNNEWS.COM - Perbuatan bejat dilakukan oleh MA (19) tersangka pembunuhan siswi SMP di Mojokerto, Jawa Timur.
Tanpa rasa berdosa, ia menyetubuhi jasad AE (15), siswi SMPN 1 Kemlagi yang telah dibunuh oleh rekannya AB (15).
Ironisnya, MA masih sempat tersenyum saat ditanya oleh AB soal perbuatan bejatnya itu.
Melansir dari Surya.co.id, dari hasil penyelidikan, MA dua kali menyetubuhi jasad korban pada Senin (15/5/2023).
Aksi bejat itu dilakukan MA di lokasi pembunuhan yakni di belakang rumah AB.
Saat melakukan aksi bejatnya, pelaku AB atau eksekutor yang menghabisi nyawa AE sedang mencari karung dan tali untuk membuang jasad korban.
Baca juga: Fakta Baru Kasus Pembunuhan Siswi SMP di Mojokerto, Jasad Korban Sempat Disetubuhi Pelaku
Demikian disampaikan oleh Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Wiwit Adisatria.
"Untuk persetubuhan hanya dilakukan MA pelaku dewasa ini, sedang pelaku anak (AB) dia tidak melakukannya."
"Karena alasannya hanya jengkel tidak melakukan persetubuhan," ujarnya, Rabu (14/6/2923).
Dijelaskan Wiwit, saat itu AB meninggalkan MA untuk menjaga jasad korban.
AB kemudian pergi untuk mencari tali. Setelah itu, ia kembali menghampiri MA.
Mirisnya, MA malah senyum-senyum mengaku telah menyetubuhi jasad korban.
"Pelaku MA ini, (keadaan) sepi tidak ada orang lain (saat) melakukan persetubuhan dan pelaku pringas-pringis (senyum-senyum) ditanya sama pelaku AB usai melakukan perbuatan itu, pelaku melakukan dua kali," ungkap Wiwit.
Kepada polisi, MA mengaku seorang diri menjaga jasad korban yang tergeletak.
Dalam kondisi itu, muncul pikiran kotor pelaku melampiaskan nafsu bejatnya terhadap korban yang sudah meninggal dunia.
"Pas saya sendiri, pingin," ujar MA.
Sementara itu, Wiwit menjelaskan, setelah membunuh dan menyetubuhi korban, kedua pelaku lantas membungkus jasad AE dan dimasukkan ke dalam karung putih.
Bungkusan berisi jasad korban itu lantas diletakkan di sepeda motor Yamaha X-Ride warna biru.
Saat hendak membuang jasad korban, kedua pelaku sempat dipergoki oleh tetangganya.
Keduanya berdalih bahwa bungkusan itu adalah sampah.
"Ketika pelaku ini hendak membuang jasad korban, yang bersangkutan sempat ditanya tetangganya terkait bungkusan karung itu dan dijawab pelaku AB, sampah," bebernya.
Kedua pelaku itu kemudian berkeliling mengendarai sepeda motor untuk membuang jasad korban.
Hingga akhirnya mereka memutuskan membuang jasad korban di parit perlintasan kereta api Desa Mojoranu, Kecamatan Sooko.
Diketahui, sebelum pembunuhan ini terungkap, korban dilaporkan hilang oleh pihak keluarga sejak 15 Mei 2023.
"Korban dibunuh pada malam itu juga saat dikabarkan menghilang pada 15 Mei."
"Dan pelaku membuang jasadnya dengan karung goni di sungai jembatan perlintasan kereta api di Desa Mojoranu," tandas Wiwit.
Baca juga: 5 Fakta Siswi SMP Dibunuh Teman Sekelas di Mojokerto: Jasad Dimasukkan Karung, Dipicu Masalah Sepele
Sosok Kedua Pelaku
Dilansir Surya.co.id, AB dikenal sebagai siswa yang bermasalah di sekolahnya.
AB bahkan kerap keluar masuk Bimbingan Konseling (BP).
Hal itu diungkapkan oleh Wali Kelas IX SMPN 1 Kemlagi, Ali Hamdi, Selasa (13/6/2023).
"Pelaku sering berurusan dengan BP sekolah untuk masalah berkelahi dengan temannya, kenakalan remaja," ujarnya.
Tak hanya itu, bersama dengan MA, mereka sering melakukan pencurian kendaraan bermotor (curanmor).
Tercatat AB dan MA sudah beraksi di 12 lokasi yakni di Jombang dan Mojokerto.
Keduanya pun pernah masuk penjara atas tindakan kriminal tersebut.
Motif Pembunuhan
AB nekat menghabisi nyawa teman sekelasnya dikarenakan dendam.
Baca juga: Sosok AB, Siswa SMP yang Bunuh Teman Sekelasnya, Sering Berkelahi hingga Curi Motor di 12 Lokasi
Ketika itu korban hendak menagih uang iuran yang telah menunggak selama dua bulan kepada pelaku.
"Jadi pelaku dendam saat dibangunkan korban menagih iuran kelas selama dua bulan belum dibayar."
"Yang setiap minggu itu adalah Rp 5.000 dan ini sampai Rp 40.000," jelasnya.
Selain karena dendam, AB ternyata juga memiliki keinginan membegal korban untuk menguasai barang berharganya.
Motif ini selaras dengan keinginan MA yang membutuhkan uang untuk servis handphone yang rusak.
"Pengakuan pelaku sebelum kami mendapat informasi bahwa kedua pelaku ini sering terlibat kejahatan yang lain. Mereka merencanakan ini," ujar Wiwit.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Surya.co.id/Mohammad Romadoni)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.