Sosok Panji Gumilang di Mata Mantan Pengurus Ponpes Al Zaytun, Disebut Dekat dengan Organisasi NII
Sosok Panji Gumilang disebut dekat dengan organisasi terlarang Negara Islam Indonesia (NII). Hal ini diungkapkan mantan pengurus Ponpes Al Zaytun.
Editor: Abdul Muhaimin
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNNEWS.COM - Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat sedang menjadi sorotan karena sejumlah ajaran yang diduga menyimpang dari ajaran islam.
Sosok pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang juga dianggap sering mengeluarkan pernyataan kontroversial.
Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan mengatakan Panji Gumilang sangat berkaitan erat dengan organisasi terlarang Negara Islam Indonesia (NII).
Ken bahkan membeberkan bahwa visi misi NII mendirikan negara islam, yakni melanjutkan perjuangan DI TII Kartosuwiryo.
Baca juga: Polemik Ponpes Al Zaytun Dibahas Ratusan Kiai di Gedung Sate Bandung, Sejumlah Poin Telah Disepakati
"Itu ada 9 komandemen wilayah (KW)," ujar dia kepada Tribuncirebon.com seusai kegiatan Silaturahmi Kebangsaan di Ponpes Hidayatuttholibiin di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Minggu (18/6/2023).
Ken menjelaskan, KW 1 ada di Priangan Utara, KW 2 Jateng, KW 3 Jatim, KW 4 Makassar, KW 5 Kalimantan.
Kemudian KW 6 Aceh, KW 7 Jabar priangan selatan, KW 8 Lampung, dan KW 9 Jakarta Raya.
"KW 9 Paling eksis karena korbannya anak muda. Ada juga yang jadi pelaku terorisme, JAD, JAT. KW 9 ini di Jakarta," ujar dia.
Lanjut Ken Setiawan, Panji Gumilang sangat dekat dengan tokoh NII karena ia dianggap cerdas.
"Makanya dia ada juga lembaga kerasulan, siasat perang. Covernya perdamaian dan toleransi biar ngak ketahuan. Kelihatan propemerintah padahal aslinya tidak," ujarnya.
Baca juga: Ratusan Kiai Datangi Gedung Sate Bahas Polemik Ponpes Al Zaytun, Diundang oleh Wagub Jabar
Apalagi di balik kemegahan Ponpes Al Zaytun sendiri, kata Ken, memiliki tujuan gerakan bawah tanah untuk mendirikan negara Islam dengan modus memanfaatkan isu agama sebagai tamengnya.
"Orang yang mau belajar dimanfaatkan Panji Gumilang, UUD, ujung-ujungnya duit. Boleh mencuri, merampok, menghalalkan segala cara. Novel 'Tuhan Ijinkan Aku Jadi pelacur' itu NII. Jadi merampok orang kafir itu nggak apa kata mereka," ujar dia.
"Jadi mereka cari uang. Mereka zakatnya bukan beras tapi uang. Memberi harta itu boleh, karena nanti kalau NII dan Al Zaytun menang nanti dikembalikan," lanjut Ken Setiawan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.