HUT Ke-77 Bhayangkara, Polda Aceh Revitalisasi Masjid Syiah Kuala dan Masjid Baiturrahim
Biro SDM Polda Aceh akan merevitalisasi situs budaya dan agama agar tidak mengalami degradasi/penurunan kualitas, potensi, fisik.
Penulis: Erik S
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Erik Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Menyambut hari ulang tahun ke-77 Bhayangkara, Biro SDM Polda Aceh akan merevitalisasi situs budaya dan agama agar tidak mengalami degradasi/penurunan kualitas, potensi, fisik, dan nilai keindahan oleh berbagai penyebab kerusakan.
Karo SDM Polda Aceh, Kombes Fajar Budiyanto, mengatakan situs budaya dan agama yang menjadi target revitalisasi pada momen Hari Bhayangkara tahun 2023 adalah Makam Syiah Kuala dan Masjid Baiturrahim Ulee Lheue, Banda Aceh.
Makam Syiah Kuala merupakan makam dari seorang ulama kharismatik di Aceh dan cukup ahli dalam bidang hukum.
Pernah menjadi mufti agung pada kerajaan Aceh Darussalam.
Baca juga: Presiden Jokowi dan PM Muhyiddin Yassin Tunaikan Salat Jumat di Masjid Baiturrahim
Makam tersebut banyak didatangi oleh peziarah baik lokal hingga mancanegara.
Letaknya di Gampong Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.
Untuk sampai ke makam itu membutuhkan waktu sekitar 15 menit dengan menempuh jarak kurang lebih 8 kilometer dari pusat kota Banda Aceh.
Pengunjung yang datang sangatlah ramai, jika pada hari biasa mencapai 200 orang yang berkunjung untuk berziarah.
Selanjutnya, Masjid Baiturrahim merupakan peninggalan Kesultanan Aceh.
Masjid ini didirikan sekitar abad ke-17 dengan sebutan Masjid Jami’ Ulee Lheue (dibaca “olele” dalam dialek Belanda).
Saat Masjid Baiturrahman dibakar oleh pasukan Belanda pada tahun 1873, warga Banda Aceh berbondong-bondong melaksanakan Salat Jumat di masjid ini.
Diperkirakan mulai saat itulah “baiturrahim” menjadi nama masjid ini.
Baca juga: Jalan Tol Sigli-Banda Aceh akan Tersambung Penuh Akhir Tahun Ini
Pada tanggal 26 Desember 2004, gelombang raksasa tsunami setinggi 21 meter menghantam pesisir utara Banda Aceh.
Kawasan Ulee Lheue yang berada persis di tepi laut menjadi salah satu wilayah yang paling parah terkena dampak.
Nyaris semua bangunan di wilayah ini rata dengan tanah atau hanyut terhempas gelombang ke arah pusat Kota Banda Aceh – beserta ribuan jiwa yang menjadi korban.
Ketika bencana tsunami itu terjadi, masjid ini tetap kokoh berdiri di tengah hamparan puing bangunan sekitarnya yang telah hancur.
Hanya sebagian kecil bagian bangunan yang mengalami kerusakan akibat bencana tersebut.
"Polri dalam rangka Hari Bhayangkara ke-77 tahun 2023 berharap moderasi beragama juga diperlukan sebagai solusi, agar dapat menjadi kunci penting untuk menciptakan kehidupan yang rukun, harmoni, damai, serta keseimbangan, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, bernegara maupun dalam beragama," kata Fajar, Selasa (20/6/2023).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.