Jumlah Tabungan Siswa di Pangandaran yang Mandek Bertambah jadi Rp 7,47 Miliar, Para Guru Diperiksa
Jumlah uang tabungan yang belum dikembalikan bertambah menjadi Rp 7,47 miliar. Tim khusus yang dibentuk Pemkab Pangandaran telah memeriksa guru.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Menurut Jeje ada beberapa alasan para guru meminjam uang tabungan para siswa SD.
"Yaitu, akibat pandemi Covid-19 tahun kemarin dan adanya sistem penggajian PNS guru dengan sistem digital," terangnya.
Baca juga: Uang Tabungan Siswa SD di Pangandaran Tak Dikembalikan, Diduga Dipinjam Guru dan Komite Sekolah
Selain dipinjamkan ke guru, uang tabungan siswa juga disimpan di koperasi.
"Tapi, di Kecamatan Parigi, sekitar 99 persen berada di koperasi."
"Sementara saat berada di koperasi, itu disimpan-pinjamkan dan akhirnya macet. Yang meminjam, itu anggota koperasi yang kebanyakan guru yang sudah pensiun," tuturnya.
Setelah dilakukan sejumlah pemeriksaan, pihak koperasi siap menjual asetnya untuk mengembalikan uang tabungan para siswa.
"Semua itu, kita akan selesaikan masalahnya. Tadi waktu rapat, tiga koperasi sudah siap menjual aset. Targetnya secepatnya," lanjutnya.-
Koperasi Bangkrut
Sebelumnya, Kepala Bidang SD di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran, Darso mengungkapkan pihak sekolah hingga saat ini belum dapat mengembalikan uang para siswa.
Pihak sekolah menyimpan uang ratusan juta tersebut di koperasi dan bukan di bank.
"Uang ada, tapi bukan di sekolah. Uang itu ada di koperasi. Karena itu, besok kita akan koordinasi dengan koperasi juga," bebernya.
Proses pengambilan uang terkendala kondisi koperasi yang sedang bangkrut.
"Jadi, pihak sekolah menitipkan uang ke koperasi daripada di simpan di sekolah," pungkasnya
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Padna)