Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tabungan Siswa di Pangandaran yang Mandek Capai Lebih dari Rp7 Miliar, Ada Guru yang Beri Jaminan

Berikut ini kabar terbaru soal tabungan siswa SD di Pangandaran yang belum dibayarkan ke orang tua siswa.

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Daryono
zoom-in Tabungan Siswa di Pangandaran yang Mandek Capai Lebih dari Rp7 Miliar, Ada Guru yang Beri Jaminan
Pixabay.com/iqbalnuril
ILUSTRASI Uang - Berikut ini kabar terbaru soal tabungan siswa SD di Pangandaran yang belum dibayarkan ke orang tua siswa. 

"Tentu, akhirnya sampai ke penyitaan aset miliknya. Tapi, pihaknya membuat dulu semacam surat pengakuan hutang (SPH) baru untuk meminta jaminan," katanya.

Sobirin juga mengaku, banyak dari orang tua yang menagih uang tabungan anaknya ke Koperasi Tugu.

"Terutama dari SD atau sekolah, dari sekolah kemudian disampaikan kepada orang tua bahwa uang tabungannya berada di koperasi. Akhirnya, orang tua juga banyak yang datang ke kita," katanya.

Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata akan membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas kasus tabungan siswa kelas 6 di sejumlah SD di Pangandaran.
Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata akan membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas kasus tabungan siswa kelas 6 di sejumlah SD di Pangandaran. (Kolase Tribunnews)

Baca juga: 2 Solusi Menurut Advokat untuk Kasus Tabungan Siswa SD di Pangandaran yang Belum Dibayar

Kata Bupati

Sebelumnya, dana yang belum dikembalikan mencapai Rp5 miliar.

Angka tersebut diungkapkan oleh Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata.

Ia mengatakan, pengembalian yang macet ada di Kecamatan Cijulang dan Parigi.

Berita Rekomendasi

"Itu total seluruhnya dari beberapa sekolah di Kecamatan Cijulang dan Kecamatan Parigi. Kalau di Kecamatan lain cukup jalan lah. Artinya, cukup lancar," ujar Jeje, dikutip dari TribunJabar.id.

Ia juga menyebutkan, apa yang menyebabkan uang tersebut belum dikembalikan ke siswa SD kelas 6 oleh pihak sekolah.

Di kecamatan Cijulang, macetnya pembayaran tersebut karena uang ada yang berada di tangan guru dan juga koperasi.

"Tapi, di Kecamatan Parigi, sekitar 99 persen berada di koperasi. Sementara saat berada di koperasi, itu disimpan pinjamkan dan akhirnya macet. Yang meminjam, itu anggota koperasi yang kebanyakan guru yang sudah pensiun," ucap Jeje.

Tak hanya itu, macetnya uang juga karena ada yang dipinjam langsung oleh guru.

Selain itu, Jeje mengatakan, pihaknya akan menyelesaikan kasus ini.

"Semua itu, kita akan selesaikan masalahnya. Tadi waktu rapat, tiga koperasi sudah siap menjual aset," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas