Harta Kepsek di Surabaya Usai Gelapkan Uang Koperasi Rp 2,3 Miliar, Miliki Rumah Mewah dan Kos
Harta kekayaan Kepsek di Surabaya disorot usai gelapkan uang koperasi sebesar Rp 2,3 miliar. Kepsek tersebut miliki rumah mewah dan kosan.
Editor: Abdul Muhaimin
TRIBUNNEWS.COM - Rumah kepala sekolah SD Negeri di Surabaya, Jawa Timur digeruduk para guru yang menagih uang koperasi.
Kepala sekolah bernama Iskak diduga menggelapkan uang koperasi sekolah sebesar Rp 2,3 miliar.
Uang miliaran tersebut merupakan uang milik 200 guru SD yang disimpan di koperasi sekolah KPRI Tegar.
Muhammad Iskak sendiri adalah kepala sekolah yang sudah pensiun.
Iskak dipercaya menjadi ketua koperasi selama 10 tahun.
Baca juga: Sejumlah Guru di Pangandaran Diduga Gelapkan Tabungan Siswa, Ada yang Meminjam hingga Rp 200 Juta
Selama kurun waktu itu, Iskak membelanjakan dana koperasi untuk kepentingan pribadi.
Guru-guru SD marah karena kebutuhan mereka untuk tahun ajaran baru begini membengkak.
Sekitar 75 guru mewakili 200 anggota guru SD yang lain mendatangi rumah Iskak, dan sudah kesekian kali.
Kini, Pemkot Surabaya ikut memberi atensi atas ulah Muhammad Iskak yang menggelapkan dana koperasi pegawai KPRI Tegar hingga Rp 2,3 miliar.
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji hadir di tengah-tengah guru SD yang hampir semuanya PNS.
Tampak Wawali Armuji menemani para guru anggota KPRI itu untuk menagih dana koperasi kepala Ketua Koperasi Iskak di Wonorejo, Kecamatan Rungkut.
Cak Ji bersama-sama mendatangi rumah Iskak. Tampak rumah megah dengan teras luas dan bangunan lebar.
Baca juga: Jumlah Tabungan Siswa di Pangandaran yang Mandek Bertambah jadi Rp 7,47 Miliar, Para Guru Diperiksa
"Kasihan guru-guru SD itu uang deposito dan simpanan di KPRI dipakai pribadi ketuanya. Untuk bangun rumah, kosan, dan pasar. Mereka mengadu ke kami dan kami harus ikut mencarikan solusi," kata Wawali Cak Ji di tengah-tengah para guru.
Kehadiran Wawali Cak Ji pun berhasil mendatangkan Iskak di tengah-tengah guru.
Mantan kasek yang sudah pensiun ini dipercaya menjadi bendahara KPRI Tegar Rungkut sejak sepuluh tahun silam.
Persoalan penggelapan dana KPRI Rp 2,3 miliar itu sudah dirasakan sejak 2019.
Namun para guru masih berpikiran baik.
Apalagi memang Iskak juga terlihat rumahnya megah dan banyak usaha.
Selain punya kos-kosan, ia juga memiliki pasar rakyat dengan jumlah bedak puluhan.
Oleh Iskak disewakan per bulan Rp 300.000.
Baca juga: 2 Solusi Menurut Advokat untuk Kasus Tabungan Siswa SD di Pangandaran yang Belum Dibayar
Anggota KPRI tidak menaruh curiga karena Iskak adalah kasek SDN di sejumlah sekolah.
Para anggota KPRI itu makin curiga saat pertanggungjawban 2019, dana tercatat 2,8 miliar.
Setelah dicek tinggal sisa Rp 2,3 miliar.
Namun dana itu tidak ada lembaran uangnya.
Di rekening juga tidak ada.
Ternyata dibelikan tanah untuk pasar, uga untuk membangun rumah dan bikin kos-kosan.
Sementara tanah-tanah itu ada yang diatasnamakan anaknya.
Iskak punya tiga anak yang sudah berumah tangga.
Baca juga: Uang Tabungan Siswa SD di Pangandaran Tak Dikembalikan Hampir 2 Tahun, Dipinjam Guru Pensiunan
Wawali Cak Ji pun menegaskan bahwa hak para guru SD itu harus ditagih.
"Meski sudah menyatakan kesanggupan mencicil, tapi sampai kapan. Opsi solusinya adalah mengambil alih pengelolaan pasar stau kos-kosan oleh anggota. Dengan perjanjian notaris," kata Cak Ji.
Di sisi lain, Iskak juga sudah mengakui perbuatannya.
Saat ditemui, Iskak mengakui bahwa dirinya menggunakan uang milik anggota koperasi itu. Tapi sudah dia cicil untuk mengembalikan dana koperasi. Saat ini sisa Rp 2,3 miliar.
"Waktu sepuluh tahun saya jadi bendahara. Saya pakai dulu buat bangun rumah dan pasar," jelas Iskak.
Pengakuan ini membuat jengkel para guru. Seakan tidak merasa bersalah.
Anselmus bersama korban koperasi Tegar membentuk paguyuban penagih dana KPRI.
Saat menjadi bendahara, KPRI Tegar diawasi para kasek. Tapi kaseknya banyak yang pensiun hingga dana leluasa digelapkan Iskak.
Sementara Iskak sengaja tetap dijadikan Ketua Koperasi agar tidak lari keluar kota. Iskak sendiri asli Yogyakarta.
"Solusinya, pasar dan kosan diambil alih pengelolaanya oleh guru SD," kata Cak Ji.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Harta Kasek Hasil Tilap Uang Koperasi Rp 2,3 M, Punya Pasar hingga Kos-kosan, Akhir Nasib Terungkap