Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepsek di Gelapkan Uang Koperasi Rp2,3 Miliar, Digunakan untuk Bangun Kos hingga Lapak di Pasar

Inilah kabar terbaru soal kepala sekolah di Surabaya, Jawa Timur yang gelapkan yang koperasi senilai Rp2,3 miliar.

Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Kepsek di Gelapkan Uang Koperasi Rp2,3 Miliar, Digunakan untuk Bangun Kos hingga Lapak di Pasar
freepik
Ilustrasi uang - Inilah kabar terbaru soal kepala sekolah di Surabaya, Jawa Timur yang gelapkan yang koperasi senilai Rp2,3 miliar. 

TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru soal kepala sekolah di Surabaya, Jawa Timur yang gelapkan yang koperasi senilai Rp2,3 miliar.

Uang yang ditilap tersebut ternyata uang dari anggota Koperasi Tegar.

Kepala sekolah yang tilap uang koperasi tersebut bernama Muhammad Iskak.

Saat ini, ia menjabat sebagai Bendahara Koperasi Tegar, sebelumnya, Iskak disebut sebagai ketua Koperasi Tegar.

Selama dua puluh tahun, Iskak menjabat sebagai bendahara koperasi yang beranggotakan guru-guru PNS SD.

Selain karena pernah menjabat Kasek di sejumlah SDN di Kecamatan Rungkut, para guru itu percaya penuh karena rumah Iskak terlihat megah. Punya bisnis kos kosan dan punya persewaan lapak pasar.

Baca juga: Harta Kepsek di Surabaya Usai Gelapkan Uang Koperasi Rp 2,3 Miliar, Miliki Rumah Mewah dan Kos

"Kan sudah lama megang koperasi. Jadi kami percaya," kata Ketua Paguyuban KPRI Tegar Anselmus Kamis (22/6/2023).

Berita Rekomendasi

Namun kepercayaan ratusan guru SD itu diabaikan Iskak. Total dana KPRI itu sebenarnya sebanyak Rp 2,8 miliar. Saat dilakukan audit bersama anggota dalam pembukuan menyisakan Rp 2,3 miliar. Namun dana ini tidak berwujud.

Sebanyak 170 lebih anggota KPRI pun panik. Mereka awalnya secara baik-baik menagih uang seluruh anggota. Iskak sanggup mencicil. Namun terhenti di cicilan Rp 200 juta.

Puncaknya Rabu (21/6/2023) kemarin, para guru SD menggeruduk rumah Iskak di Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya.

Akhirnya Iskak yang sudah pensiun mengakui kalau uang Rp 2,3 miliar sudah diwujudkan bangunan rumahnya yang megah, kosan, dan lapak pasar untuk disewakan.

"Saya akan tanggung jawab. Nanti dijual. Ini sudah saya cicil Rp 200 juta," kata Iskak mengakui.

Dana itu diakui tidak digunakan sekaligus. Karena sudah 20 tahun jadi bendahara, Iskak mengakui telah mengambil sedikit-sedikit untuk mendirikan bangunan-bangunan.

"Akhirnya uang KPRI katut," ucap Iskak yang asli Yogyakarta.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas