Kronologi Temuan 4 Kerangka Bayi di Banyumas, Lahan Pernah Berdiri Gubuk yang Dihuni Ayah dan Anak
Kronologi temuan 4 kerangka bayi di Banyumas, di lahan yang jadi lokasi penemuan pernah berdiri gubuk yang dihuni ayah dan anak perempuannya.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Pravitri Retno W
Terpisah, Ketua RT 1 RW IV Kelurahan Tanjung, Saryono, mengatakan kebun itu dulunya merupakan kolam ikan.
Di tempat itu juga berdiri sebuah gubuk yang ditempati ayah dan anak perempuannya.
"Ditinggali bapak dan anak perempuannya. Sejak saya jadi Ketua RT tiga tahun lalu, dia sudah tinggal di situ," ujar Saryono, Kamis (22/6/2023), dilansir Kompas.com.
Suryono menjelaskan, ayah dan anak itu mendirikan dan menempati gubuk itu atas seizin pemilik lahan.
Namun, kini keduanya sudah tidak tinggal di gubuk tersebut.
Kolam-kolam ikan yang sebelumnya ada juga sudah diuruk dan tidak ada lagi gubuk yang berdiri.
"Pindah dari sini belum lama, sekitar Januari atau Februari kemarin, pindah ke atas sana. Secara administrasi dia bukan warga sini," tandasnya.
Suryono menambahkan, sebelumnya, ia dan warga lainnya tak merasa curiga dengan aktivitas ayah dan anak tersebut.
Hanya saja, lanjut Suryono, keduanya dikenal tertutup.
"Mereka tinggal berdua saja, tertutup. Tapi mereka warga asli Purwokerto."
"Tapi, suami sudah tidak tinggal bareng lagi dengan istrinya, mereka lalu pindah sejak awal 2023, tapi pindahnya masih di satu keluarahan," jelasnya.
Sementara itu, Kapolresta Banyumas, Kombes Pol Edy Suranta Sitepu, menduga masih ada kerangka bayi lain.
Baca juga: Geger Penemuan 4 Kerangka Bayi di Banyumas, Jumlahnya Diperkirakan Terus Bertambah
Pihaknya pun melakukan penggalian lagi di lokasi yang sama tempat 4 kerangka bayi ditemukan, Kamis (22/6/2023).
"Akan kita gali lagi, kemungkinan ada potensi kerangka lain. (Penemuan) 3 kerangka hasilnya akan diketahui selanjutnya setelah pemeriksaan forensik," ungkapnya.
Saat ditemukan, kata Edy, kondisi tulang bayi sudah berserakan dan tidak utuh.
"Kemungkinan itu adalah bayi berusia satu hari sampai satu tahun."
"Tulang itu dibungkus, ada yang (dibungkus) pakai baju, ada juga kain pembungkus kasur hingga singlet," jelasnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunBanyumas.com/Permata Putra Sejati, Kompas.com/Fadlan Mukhtar Zain)