Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menilik Wilayah Penghasil Tusuk Sate di Tuban Jawa Timur, Hasilkan Ribuan Tusuk dalam Satu hari

Ada satu wilayah di Tuban, Jawa Timur yang warganya bekerja sebagai pembuat tusuk sate

Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Menilik Wilayah Penghasil Tusuk Sate di Tuban Jawa Timur, Hasilkan Ribuan Tusuk dalam Satu hari
Flickr/Matt Zeth
Ilustrasi sate kambing - Ada satu wilayah di Tuban, Jawa Timur yang warganya bekerja sebagai pembuat tusuk sate 

TRIBUNNEWS.COM - Hari Raya Idul Adha 2023 tinggal menghitung hari lagi.

Idul Adha selalu lekat dengan masakan olahan daging kurban, sate salah satunya.

Nah, di Tuban, Jawa Timur, ada sebuah wilayah yang kebanyakan warganya mengais pundi-pundi uang dengan membuat tusuk sate.

Tepatnya di Gang Semangka, Kelurahan Perbon, Kecamatan Tuban, Jawa Timur.

Beberapa warga menyulap batang bambu utuh menjadi tusuk sate yang siap dijual di daerah lain.

Seorang ibu paruh baya, Raminah (52) mengaku harus bekerja ekstra saat mendekati Idul Adha.

Baca juga: Distribusi Hewan Kurban Dompet Dhuafa Sasar Daerah Terpencil, Rawan Gizi hingga Terkena Bencana

Raminah mengaku, permintaan tusuk sate meningkat mendekati Hari Raya Idul Adha ini.

Berita Rekomendasi

"Pesanan meningkat kalau mau idul adha atau hari raya kurban," kata pembuat tusuk sate, Raminah (52) kepada wartawan, Minggu (25/6/2023).

Menurutnya, tusuk sate yang diproduksi warga setempat ini banyak diambil orang lain dari kecamatan luar untuk dijual lagi.

Setiap hari, ibu delapan anak itu mampu membuat hingga 50 ikat tusuk sate.

Adapun per ikatnya berisi 90 tusuk dan dijual seharga Rp 1100 per ikatnya.

"Kalau dari kita orang ambil harga Rp 1100 per ikat, yang ambil mau dijual berapa terserah," terangnya.

Sementara itu, pembuat tusuk sate lainnya, Sumarni (62), menyatakan harus membeli bambu dulu untuk bisa memproduksi tusuk sate.

Bambu dibeli seharga Rp 25 ribu per batang, kemudian bambu dipotong-potong setinggi ukuran tusuk sate sekitar 15-20 cm.

Lalu dibelah kecil dihaluskan, kemudian diruncingkan bagian ujungnya agar memudahkan daging ketika ditusuk.

"Setelah bentuknya jadi, tusuk sate dikeringkan atau dijemur sehari agat tidak lapuk atau menjamur," ungkapnya.

Masih kata Sumarni, setelah tusuk sate jadi banyak warga atau pedagang yang ambil untuk dijual lagi.

Bahkan, tusuk sate tidak hanya dibuat untuk membakar daging. Tapi juga dibuat buket wisuda.

Adapun harga tusuk sate jika dibeli darinya yaitu Rp 1100 per ikat, namun jika dijual di pasaran sudah lebih dari itu.

"Per ikat isi 90 tusuk, tidak hanya untuk daging sekarang. Tapi anak-anak wisuda juga beli untuk membuat buket," pungkas perempuan yang sudah puluhan tahun membuat tusuk sate tersebut.

Sementara itu, seorang pembeli, Anwar menyatakan, sudah langganan kalau mau Idul Adha beli tusuk sate di sini.

Warga sekitar itu mengungkapkan, butuh beberapa ikat tusuk sate untuk dibagikan kepada keluarga.

"Di sini harganya murah, jadi kalau mau Idul Adha beli di sini," bebernya sambil meninggalkan tempat.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kisah Kampung Penghasil Tusuk Sate Tuban, Garap dari Irisan Bambu, Produksi Ribuan Tusuk Per Hari

Sumber: Tribun Jatim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas