Kisah Pilu Ibrahim, Siswa yang Belum Punya Seragam karena Uang Tabungannya Belum Kembali
Ibrahim belum memiliki seragam sekolah dan baju olahraga, karena tabungannya belum kembali.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Kasus mandeknya pembayaran uang tabungan siswa SD di Pangandaran, Jawa Barat, ternyata menyisakan keharuan.
Ibrahim Alkilipi, mantan siswa lulusan SDN 2 Kedongjajar, Pangandaran salah satunya.
Tabungannya sebanyak Rp2,2 juta belum kembali akibat mandeknya pengembalian.
Ibrahim kini melanjutkan sekolah di MTS di Kedongjajar.
Namun, hingga kini ia belum memiliki seragam sekolah dan baju olahraga, karena tabungannya belum kembali.
Sejak duduk di bangku SD, Ibrahim diajarkan ibunya untuk berhemat dan belajar menabung, mengingat kondisi keuangan keluarganya yang tak seberuntung kondisi ekonomi keluarga lainnya.
Baca juga: DPRD Buka Suara soal Uang Tabungan Siswa di Pangandaran yang Macet, Sebut Jangan Menabung di Sekolah
Ibunda Ibrahim, Armilah (57) bekerja sebagai buruh serabutan dengan upah Rp40 ribu per hari, dan Ibrahim seorang yatim.
"Hampir setiap hari anak saya menabung. Nominalnya tidak besar, kalau nabung paling sebesar Rp 5 ribu," ujar Armilah kepada Tribunjabar.id di rumahnya, Jumat (30/6/2023) pagi.
Ibrahim juga terkadang menabung dari uang yang diberikan saudara dan tetangga dekatnya.
"Kebetulan, kan, kalau disuruh apa saja dia pasti mau. Tetangga mungkin pada kasihan," kata Armilah.
Armillah berujar, celengan milik Ibrahim juga sudah digunakan untuk biaya wisuda SD.
"Celengan sudah dibongkar, uangnya buat kebutuhan biaya kelulusan wisuda. Tapi, kalau di SD sekarang malah belum cair. Padahal, buat beli seragam sekolah," ucap Armilah.
Uang yang belum dikembalikan pihak SD Negeri 2 Kondangjajar itu hasil menabung Ibrahim sejak kelas satu sampai kelas empat.
"Waktu corona enggak menabung," ujarnya.
Baca juga: Guru di Pangandaran Gelapkan Tabungan Siswa, Orang Tua Siswa Tak Punya Biaya untuk Beli Seragam
Ketua DPRD Pangandaran Turun Tangan
Ketua DPRD Pangandaran, Asep Noordin pun mendengar kisah Ibrahim tersebut.
Ia pun mendatangi keluarga Ibrahim.
Setelah tahu apa yang Ibrahim alami serta melihat kondisi ekonomi keluarganya, Asep pun memberikan sejumlah bantuan.
"Merespons situasi ini (uang tabungan mandek), kami dari fraksi PDI Perjuangan gotong-royong membantu orang tua murid," ujar Asep setelah memberikan bantuan tersebut, Jumat (30/6/2023) sore.
Asep juga memberikan saran kepada tim khusus untuk mendata, mana saja siswa yang tergolong tidak mampu dan mampu, agar pengembalian uang tabungan bisa diprioritaskan.
"Jangan sampai karena tabungan mandek, siswa tidak melanjutkan sekolah."
"Pemda pun harus hadir. Apabila ada anak tidak melanjutkan sekolah, Pemda harus menjadi garda terdepan," katanya.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunJabar.id, Padna)