Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ayah Simpan Jasad Bayi dalam Freezer dan Balita Meninggal dalam Gendongan Ayahnya Menuju Puskesmas

Dari Kota Tangerang, Provinsi Banten, seorang ayah memasukkan jasad anak bayinya karena kondisi ekonomi keluarga.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ayah Simpan Jasad Bayi dalam Freezer dan Balita Meninggal dalam Gendongan Ayahnya Menuju Puskesmas
Wartakota
Ilustrasi mayat bayi ditemukan warga 

Jarak kebun kopi sekitar 10 kilometer dari desa. Jika berjalan kaki dibutuhkan waktu 1 jam lamanya untuk keluar dari talang itu menuju desa.

Tiba-tiba saja putrinya yang masih berusia 4,5 tahun terbangun pukul 00.00 WIB karena muntah dan buang air.

Awalnya Martadinata dan istrinya tidak panik, hingga putrinya muntah untuk kedua kalinya.

"Pada malam itu anak saya sekitar jam 12 malam terbangun tidur awalnya ia minta minum lalu ingin buang air besar, usai buang air dia masih bisa jalan dan sempat tidur lagi kemudian mengeluhkan sakit perut. Saat itu sempat diberi obat oleh ibunya setelah itu ia langsung muntah awalnya kami tidak panik tapi setelah muntah 2 kali kami panik dan berencana membawanya ke dusun," katanya.

Tanpa berpikir panjang kedua pasangan suami istri itu langsung memutuskan berangkat ke Desa walau saat itu jam menunjukkan pukul 1 malam.

Mereka tetap berangkat dengan menggunakan penerangan seadanya melintasi perkebunan kopi dengan kontur naik turun di tengah malam yang gelap gulita.

Tak ada sedikitpun rasa takut yang mengurungkan niat Martadinata dan istrinya malam itu.

BERITA REKOMENDASI

Meskipun beresiko bertemu hewan buas mereka menguatkan hati dan pikiran untuk segera membawa anak nomor duanya itu ke desa dan segera menuju rumah sakit terdekat.

Naas, baru berjalan lima menit, nyawa Balita Martadinata telah tiada. Meilani meninggal di dalam gendongan sang ayah.

"Kami pun berangkat saat itu anak saya muntah-muntah terus, belum lama kami mulai berjalan mungkin sekitar 5 menit lebih anak saya meninggal dalam gendongan saya," ujarnya.

Saat Maradinata menyadari jika Meilani telah meninggal dalam gendongannya, ia terus menguatkan hatinya untuk membawa anaknya ke desa dengan terus berjalan kaki bersama istrinya menempuh jarak 10 km jauhnya.

"Setelah sampai di jalan besar atau desa terdekat Desa Gunung Meraksa Lama di itulah saya bertemu polisi yang sedang patroli, disana saya ceritakan kepada mereka lalu saya minta diantar pulang ke Desa Landur," katanya.

Adapun Meilani telah dimakamkan di hari yang sama saat ia meninggal yakni Minggu 2 Juli 2023 di pemakaman umum Desa Landur.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas