Banjir Lahar Dingin Semeru: Ditetapkan Masa Tanggap Darurat 14 Hari, Intensitas Hujan Masih Tinggi
Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan masa tanggap darurat bencana lahar dingin semeru selama 14 hari, intensitas hujan masih sangat tinggi.
Penulis: Rifqah
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menetapkan masa tanggap darurat usai bencana lahar dingin Gunung Semeru selama 14 hari di wilayah Lumajang.
Sebelumnya, telah terjadi bencana banjir lahar dingin di Lumajang pada Jumat (7/7/2023) sore.
Karena hal tersebut, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, menetapkan masa tanggap darurat.
"Tanggap darurat selama 14 hari, suratnya sudah saya tanda tangani. Saya menunjuk Pak Sekda untuk memimpin satgas bencana dan pendataan terus kita lakukan," ungkap Thoriqul Haq, dikutip dari YouTube Kompas TV, Sabtu (8/7/2023).
Dikatakan Thoriqul, intensitas hujan juga masih sangat tinggi dan aliran lahar Semeru tidak bisa diprediksi.
"Kita juga melihat situasi beberapa hari ini, intensitas hujan masih sangat tinggi, aliran lahar Semeru ini tidak bisa prediksi," katanya.
Akibat intensitas hujan yang masih tinggi, warga diminta untuk tetap waspada karena banjir lahar dingin masih mengintai.
Baca juga: Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru di Lumajang Putuskan Jembatan, Bibir Sungai Ikut Tergerus
Diketahui, hingga Jumat malam, petugas gabungan masih terus mengevakuasi warga yang rumahnya berada di tepi bantaran sungai aliran lahar Semeru.
Lokasi pengungsian bertempat di Balai Desa yang aman dan jauh aliran sungai untuk mengantisipasi banjir lahar susulan, mengingat intensitas hujan masih tinggi.
Sementara itu, puluhan warga yang terdampak banjir lahar hujan Gunung Semeru mengungsi di sejumlah tempat.
Sekitar 70 warga berasal dari Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, mengungsi di Balai Desa Jarit.
Pihak desa dibantu oleh para relawan dan Dinas Sosial Kabupaten setempat.
Mereka menyediakan sejumlah kebutuhan pengungsi, di antaranya makanan siap saji, popok, dan alas tidur.
Banjir Lahar Dingin Semeru Putus Jembatan Gantung Regoyo
Banjir lahar dingin Semeru di Lumajang mengakibatkan Jembatan Gantung Sungai Regoyo di di Dusun Kebondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang terputus.
Diketahui, Jembatan Sungai Regoyo memiliki panjang mencapai 150 meter dengan lebar 1,8 meter.
Guyuran lahar disertai hujan yang deras mulai mengikis bibir sungai.
Material lahar bercampur pasir dan air kemudian mengguncang Jembatan Gantung Regoyo.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh warga setempat, Ahmad Yasin (50), yang menceritakan aliran lahar awalnya menggerus tanggul sekitar jembatan.
Baca juga: Banjir Bandang Terjang Lumajang, Jembatan Penghubung ke Malang Putus, Dialihkan ke Probolinggo
Sekitar pukul 15.00 WIB, badan jembatan semakin susah dilihat dan cuaca di Kebondeli saat itu juga diselimuti kabut yang menyebabkan pandangan ke arah sungai menjadi sukar.
Kemudian, bibir sungai semakin tergerus dan suara gemuruh terdengar kencang karena lahar yang terus-terusan mengguyur.
"Putusnya (jembatan) jam berapa ya, baru-baru ini. Kami semua sudah lari," ucapnya, Jumat, dikutip dari Surya.co.id.
"Warga dusun yang tinggal di sekitar jembatan, kabarnya mulai mengungsi ke rumah-rumah saudaranya di Huntara. Di dusun ini ada sekitar 100 KK. Listrik juga sampai saat ini padam," tutur Yasin.
Hingga kini, BPBD Kabupaten Lumajang masih belum memberikan keterangan resmi mengenai runtuhnya jembatan yang rampung dibangun pada Juli 2021 itu.
(Tribunnews.com/Rifqah) (Surya.co.id/Erwin Wicaksono)