Setop Merokok di Kota Ini Selain Dapat Rp 750 Ribu Juga Hemat Ratusan Ribu Tiap Bulan
Pemerintah Kota Solok Provinsi Sumatra Barat memiliki program berupa insentif atau reward untuk orang yang berhenti merokok.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah Kota Solok Provinsi Sumatra Barat memiliki program berupa insentif atau reward untuk orang yang berhenti merokok.
Wali Kota Solok Provinsi Sumatra Barat Zul Elfian Umar mengatakan, kegiatan atau inovasi ini didasarkan kenyataan ada keluarga yang merokok, tapi dengan kemampuan keuangan terbatas.
"Nah kita lihat hasil setelah lakukan penelitian ternyata konsumsi rokok itu cukup tinggi pengeluaran masyarakat kita dan itu paling banyak dari keluarga kurang mampu," ujarnya saat berkunjung ke redaksi Tribunnews, Jakarta, Senin (10/7/2023).
Baca juga: Nasib Pemotor yang Ngaku Polisi saat Berkendara Sambil Merokok, Kini Dikenai Pasal Berlapis
Karena itu, pemberian insentif bertujuan agar mereka bisa mengurangi konsumsi rokok terutama yang pendapatannya terbatas.
Sehingga pendapatan mereka tersebut bisa digunakan untuk hal-hal lebih baik lagi, misal untuk gizi dan pendidikan anaknya, serta lainnya.
"Karena itu, kita memotivasi masyarakat dengan memberikan reward bagi keluarga kurang mampu yang berhenti merokok karena datanya kan ada DTKS.
Berhenti merokok kita beri reward Rp 750 ribu dan bagi kader kita yang berhasil memprospek ini, mengajak untuk berhenti merokok juga kita beri reward Rp 250 ribu," kata Elfian.
Adapun tidak hanya mendapatkan insentif senilai Rp 750 ribu, masyarakat yang memutuskan untuk setop merokok bisa hemat ratusan ribu rupiah tiap bulan.
"Dengan demikian, setelah kita teliti kurang lebih ada Rp 20 ribu per hari rata-rata pengeluaran mereka (untuk rokok), kalau bisa hemat Rp 20 ribu per hari, sebulan mereka bisa hemat Rp 600 ribu. Ini yang kita harapkan, kita berikan reward, nggak rugi juga kita keluarkan Rp 1 juta (Rp 750 ribu ditambah Rp 250 ribu untuk kader)" tutur dia.
Baca juga: Peneliti Sarankan Negara-negara yang Ingin Kurangi Prevalensi Merokok Ikuti Strategi Swedia
Lalu, bagaimana caranya membuktikan warga Kota Solok tidak lagi merokok?
"Mereka ini bagi yang ada datanya nanti kader akan mengunjungi rumahnya, ajak kalau bisa berhenti merokok. Kemudian dengan segala cara ada klinik puskemas, kita jadi klinik berhenti merokok," lanjut Elfian.
Sementara dari sisi pelaksanaan, dia mengungkapkan, pihaknya mengajak warga untuk berhenti merokok dengan cara-cara yang persuasif.
"Kemudian setelah 3 bulan mereka diajak terus, memang berhenti merokok susah, tapi melalui keluarga dan kader ajak mereka terus (berhenti merokok) melalui pendekatan kemanusiaan.
Meskipun sekarang di Kota Solok sudah tidak boleh lagi merokok dalam ruangan, tapi kan mereka merokok di luar ruangan membahayakan kesehatan orang lain, sehingga kita berikan reward Rp 750 ribu ini," tuturnya.
Elfian menambahkan, ada hasil dari program yang sudah berjalan selama 2 tahun ini, yakni banyak yang bisa punya kesadaran berhenti merokok.
"Kemudian, mereka 3 bulan dulu dilihat, dipantau, diperiksa, kalau masih merokok kelihatan, ada alatnya.
Diharapkan setelah 3 bulan, mereka berhenti merokok dan akhirnya mereka bisa simpan uangnya Rp 20 ribu sehari, mereka sehat, keluarga sehat, uang terkumpul lagi, Rp 750 ribu (reward) sekali saja dan mereka bisa berhemat (Rp 20 ribu sehari) setelah itu," pungkas Elfian.