Siswa SMKN 1 Sale Rembang Ungkap Pungli Rp300 Ribu kepada Ganjar Pranowo, Begini Keadaannya Sekarang
Dugaan pungli berkedok infak itu terbongkar setelag Gubernur Ganjar Pranowo menanyai salah satu siswi SMKN 1 Sale.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, REMBANG - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah, Uswatun Hasanah mengungkapkan kondisi siswa yang mengungkapkan adanya pungutan liar (pungli) di SMKN 1 Sale Kabupaten Rembang.
Akibat pengakuan siswa tersebut, Kepala SMKN 1 Sale Kabupaten Rembang, Widodo diberhentikan dari jabatannya untuk sementara.
Baca juga: Siswa Curhat ke Ganjar Pranowo Ada Pungli Rp300 Ribu, Kepala SMKN 1 Sale Rembang Diberhentikan
Dugaan pungli berkedok infak itu terbongkar setelag Gubernur Ganjar Pranowo menanyai salah satu siswi SMKN 1 Sale.
Menurut Uswatun, siswa itu sudah mendapat pendampingan khusus.
"Terkait siswa yang ditanyai gubernur, saat itu juga kami langsung minta dilakukan pendampingan supaya tidak terjadi perundungan. Dan harus dijamin siswa tersebut nyaman dan bisa menjalankan aktivitas seperti biasa sesuai kapasitasnya sebagai peserta didik, tanpa intervensi dari pihak manapun," kata Uswatun.
Ia juga menambahkan saat ini Kepala SMKN 1 Sale Kabupaten Rembang, Widodo, dibebastugaskan sementara dari jabatannya.
Uswatun mengatakan, laporan terkait dugaan pungli di SMKN 1 Sale mencuat saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berkunjung ke Pendopo Kabupaten Rembang, Senin (10/7/2023) kemarin.
Saat itu ada sesi tanya-jawab dan Ganjar menanyakan apakah ada pungutan di sekolah.
Baca juga: Prabowo dan Ganjar Pranowo Diundang Hadir di Rakernas Apeksi, Bagaimana dengan Anies Baswedan?
Seorang siswa SMKN 1 Sale mengatakan di sekolahnya ada penarikan uang gedung Rp 300 ribu per siswa saat kenaikan kelas dalam bentuk infak.
Uswatun mengatakan, pihaknya telah memeriksa Kepala SMKN 1 Sale, Widodo, terkait kasus ini.
"Hasilnya, kepala sekolah mengakui adanya pungutan infak untuk membangun musala atau sarana ibadah melalui komite sekolah," ujar dia.
Menurut Uswatun, pungutan atau infak pembangunan musala itu dilakukan pada 2022 lalu.
Dari total 534 siswa SMKN 1 Sale, 460 di antaranya sudah membayar. Kemudian 44 siswa tidak membayar karena tergolong tidak mampu. Selanjutnya, 30 siswa tidak membayar dengan pertimbangan sudah tahun keempat.
"Sampai saat ini dana yang terkumpul Rp 130 juta dan telah digunakan pada 2022 untuk pembangunan musala. Pembangunan musala sampai saat ini sudah mencapai 40 persen," ujar Uswatun.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.