Siswi SMK di Rembang Bongkar Pungli Berkedok Infak di Sekolahnya, Kini Mendapat Pendampingan
Siswi SMK di Rembang berani membongkar adanya pungli di sekolahnya saat Ganjar berkunjung ke Rembang. Siswi tersebut kini mendapat pendampingan.
Editor: Abdul Muhaimin
TRIBUNNES.COM - Seorang siswi SMKN 1 Sale Kabupaten Rembang, Jawa Tengah berani membongkar adanya pungli di sekolahnya.
Hal tersebut diungkapkan di depan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat sesi tanya jawab di Pendopo Kabupaten Rembang, Senin (10/7/2023) kemarin.
Siswi tersebut menjelaskan ke Ganjar di sekolahnya masih ada penarikan uang gedung sebesar Rp 300 ribu setiap kenaikan kelas.
Kini warganet khawatir dengan nasib siswi yang berani bicara tersebut, mayoritas dari mereka khawatir siswi itu mendapat perundungan dan dikucilkan
Baca juga: Oknum Kepala SMKN di Kabupaten Rembang Dicopot Buntut Pungli Berkedok Infak
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah, Uswatun Hasanah menegaskan bahwa siswa itu sudah mendapat pendampingan khusus.
"Terkait siswa yang ditanyai gubernur, saat itu juga kami langsung minta dilakukan pendampingan supaya tidak terjadi perundungan."
"Dan harus dijamin siswa tersebut nyaman dan bisa menjalankan aktivitas seperti biasa sesuai kapasitasnya sebagai peserta didik, tanpa intervensi dari pihak manapun," tandas Uswatun.
Ia juga menambahkan saat ini Kepala SMKN 1 Sale Kabupaten Rembang, Widodo, dibebastugaskan sementara dari jabatannya.
Saat itu ada sesi tanya-jawab dan Ganjar menanyakan apakah ada pungutan di sekolah.
Salah satu siswa SMKN 1 Sale mengatakan di sekolahnya ada penarikan uang gedung Rp 300 ribu per siswa saat kenaikan kelas dalam bentuk infak.
Baca juga: Siswa Curhat ke Ganjar Pranowo Ada Pungli Rp300 Ribu, Kepala SMKN 1 Sale Rembang Diberhentikan
Uswatun mengatakan, pihaknya telah memeriksa Kepala SMKN 1 Sale, Widodo, terkait kasus ini.
"Hasilnya, kepala sekolah mengakui adanya pungutan infak untuk membangun musala atau sarana ibadah melalui komite sekolah," ujar dia.
Menurut Uswatun, pungutan atau infak pembangunan musala itu dilakukan pada 2022 lalu.
Dari total 534 siswa SMKN 1 Sale, 460 di antaranya sudah membayar. Kemudian 44 siswa tidak membayar karena tergolong tidak mampu. Selanjutnya, 30 siswa tidak membayar dengan pertimbangan sudah tahun keempat.