Terungkapnya Pungli Berkedok Infak di SMKN 1 Sale, Siswa Curhat ke Ganjar, Terkumpul Rp 300 Juta
Kronologi terungkapnya dugaan pungli berkedok infak di SMKN 1 Sale Rembang, berawal saat Ganjar memanggil 5 siswa di acara seminar di Rembang.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Garudea Prabawati
"Yang satu, enggak bayar tapi membayar gedung. Masak membayar sih? Infak pak," kata Ganjar, berdasarkan keterangan tertulisnya.
Mendengar pengakuan itu, Ganjar menyebut akan langsung mengambil tindakan tegas dan menyelesaikan persoalan tersebut.
Baca juga: Siswa Curhat ke Ganjar Pranowo Ada Pungli Rp300 Ribu, Kepala SMKN 1 Sale Rembang Diberhentikan
Ganjar juga langsung menghubungi pihak sekolah, khususnya kepala sekolah.
"Jadi, kelakuan sekolah yang mengatasnamakan atau mengganti dengan istilah lain, pungutan enggak, bayar enggak, dan diganti infak menurut saya sama saja," tegasnya.
Tak lama kemudian, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah turun tangan.
Terkumpul Rp 300 juta
Disdikbud Jawa Tengah langsung melakukan pemeriksaan terhadap kepala sekolah dan pihak bersangkutan.
Dari hasil pemeriksaan itu, Kepala SMK Negeri 1 Sale, Widodo mengakui adanya pungutan infak untuk membangun musala.
Demikian disampaikan oleh Kepala Disdikbud Jawa Tengah, Uswatun Hasanah lewat rekaman suara yang dikirimkan kepada TribunJateng.com, Selasa (11/7/2023).
"Hasilnya kepala sekolah mengakui adanya pungutan infak untuk membangun musala atau sarana ibadah melalui komite sekolah," terang Uswatun.
Dijelaskan Uswatun, pungutan atau infak pembangunan musala itu dilakukan sejak 2022.
Setiap siswa diminta membayar uang gedung Rp 300 ribu, saat kenaikan kelas dalam bentuk infak.
Dari total 534 siswa SMK Negeri 1 Sale, 460 di antaranya sudah membayar.
Sementara 44 siswa tidak membayar karena tergolong tidak mampu.