Cerita Hari Pertama Masuk Sekolah: Orang Tua Ikat Meja dan Kursi, Ada SD yang Tak Punya Siswa Baru
Cerita hari pertama masuk sekolah di sejumlah daerah: orang tua ikat meja dan kursi hingga ada SD yang tak punya siswa baru.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah cerita unik datang di hari pertama siswa masuk sekolah setelah libur panjang, Senin (17/7/2023).
Pada Senin (17/7/2023), merupakan hari pertama siswa memulai kegiatan belajar di sebagaian daerah.
Para orangtua pun terlihat begitu bersemangat di hari pertama anak mereka masuk sekolah.
Di Indramayu contohnya, orang tua rela datang subuh hingga mengikat meja dan kursi di kelas.
Hal itu dilakukan demi anaknya bisa duduk di bangku paling depan.
Ada juga orang tua yang ikut upacara karena tak tega melihat anaknya masuk sekolah di hari pertama.
Selain antusiasme para orangtua, ada juga cerita sejumlah sekolah yang hanya memiliki satu siswa baru hingga tak dapat peserta didik sama sekali di tahun ajaran baru.
Lantas seperti apa ceritanya?
Ikat meja dan kursi di kelas
Cerita unik di hari pertama masuk sekolah datang dari SD Negeri 4 Kedokan Agung, Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Para orang tua begitu antusias mengantar anaknya pergi ke sekolah di hari pertama kegiatan belajar.
Mereka datang sejak pagi buta, agar anaknya mendapat bangku paling depan.
Bahkan, mereka mengikat meja dan kursi dengan tas anak masing-masing.
Hal itu sebagai penanda bahwa bangku tersebut sudah ada yang menempati.
Karmi, orang tua siswa mengatakan, ia sengaja datang ke sekolah pukul 05.00 WIB.
Setibanya di sekolah, sudah banyak orang tua murid lainnya yang menunggu gerbang sekolah dibuka.
Baca juga: Viral Bocah Bekasi Curhat Temannya Tak Bisa Sekolah, Tawarkan Jokowi Kunjungi Bantargebang
Karmi pun ikut berebut dengan orang tua lain agar bisa mendapat bangku paling depan untuk anaknya.
"Biar kelihatan pelajarannya," ujarnya, dilansir TribunJabar.id.
Hal serupa juga dilakukan oleh Surtini. Ia juga mengikat bangku dan meja.
"Biar dapat bangku depan," terangnya.
Ikut upacara bendera
Antusias hari pertama masuk sekolah juga dirasakan orangtua di SD Negeri 1 Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Puluhan orang tua berpakaian bebas berbaris di belakang anak didik, di halaman sekolah mengikuti upacara.
Setelah mengikuti upacara bendera, mereka mengantar buah hati ke kelas, mengutip TribunBanyumas.com.
Tak langsung pulang, mereka menunggu putra dan putrinya di depan kelas.
Raip, salah satu orangtua siswa mengatakan, ia ikut upacara dan menunggui anaknya karena tak tega.
Hal itu karena, sang anak belum mengenal teman-teman baru di sekolah.
Ia berencana mengantar anaknya hingga hari kedua sekolah, Selasa (18/7/2023).
"Setelah mengenal rekan-rekannya, baru saya lepas anak saya," ujarnya, Senin.
SD tak punya siswa baru
Dibalik antusiasme orangtua di hari pertama masuk sekolah, sejumlah sekolah dasar justru harus gigit jari.
Di tahun ajaran baru, sejumlah sekolah hanya mendapatkan 1 siswa baru.
Bahkan, ada yang tidak mendapat siswa sama sekali.
Seperti yang terjadi di SD Negeri Setono, Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
SD tersebut hanya mendapat 1 siswa dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023.
Pantauan TribunJatim.com, satu siswa yang masuk dalam PPDB 2023 SD Negeri Setono itu adalah Ira.
Siswi tersebut datang dengan diantar kakeknya.
Dengan mengenakan seragam dan menggendong tas, bocah itu melangkah masuk ke ruang kelasnya.
Ira pun disambut oleh guru.
Meski sendirian di kelas, Ira terlihat tetap bersemangat belajar.
Ia mengeluarkan alat tulis seperti buku dan pensil serta memperhatikan gurunya yang mengajar.
"Sekolah sendiri, tidak ada teman. Temannya di belakang (siswa kelas 2)," ujar Ira.
Masih di Kabupaten Ponorogo, ada satu sekolah yang sama sekali tidak mendapatkan siswa baru.
Adalah SD Negeri Jalen di Desa Jalen, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.
Padahal, guru sudah mengiming-imingi iuran membayar buku hingga transportasi siswa.
Namun, upaya tersebut tak membuahkan hasil. Tak ada satu pun siswa yang mendaftar hingga hari pertama sekolah.
Baca juga: SD di Solo dan Ponorogo Hanya Dapat 1 Siswa Baru di PPDB 2023, Keluhkan Sistem Zonasi
Pantauan TribunJatim.com di lokasi, ruang kelas 1 tampak kosong, Senin (17/7/2023).
Para guru tampak menata kursi dan meja yang bakal kosong dalam setahun, lantaran tak ada siswa.
"Banyak yang kami (guru) lakukan. Kami sudah ke rumah calon wali murid."
"Memberikan seragam gratis, tabungan sebesar Rp 100 ribu untuk beli LKS, buku pendamping," ujar Kepala SDN Jalen, Dedy Ady Nugroho.
Sementara itu, sebuah SD di Kota Solo, Jawa Tengah juga bernasib sama dengan SD Negeri Setono.
SD Negeri Tumenggungan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo hanya mendapat 1 siswa baru di tahun ajaran baru ini.
Kepala SD Negeri Tumenggungan, Lely Maria mengatakan, sedianya ada dua siswa baru yang mendaftar di sekolahnya.
Namun, satu calon siswa dari jalur zonasi tersebut mengundurkan diri.
"Nggeh (iya), ini saya tidak banyak (komentar) nanti langsung ke Dinas saja."
"Untuk anak (siswa baru) akhirnya satu," ujarnya, Senin, dilansir TribunSolo.com.
Menurutnya, penyebab SD Negeri Tumenggungan hanya mendapatkan satu siswa baru karena kondisi lingkungan.
"Jauh dari perkampungan, bisa dilihat dari lingkungan sekitar."
"Utamanya adalah kondisi lingkungan perkampungan hanya sedikit."
"Jadi jumlah anak yang masuk kelas satu dari perkampungan hanya sedikit," bebernya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Handhika Rahman, TribunBanyumas.com/Budi Susanto, TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum, TribunSolo.com/Andreas Chris Febrianto Nugroho)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.