Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Membongkar Motif Kasus Mutilasi di Sleman, Apa Komunitas Tak Wajar yang Diikuti Pelaku dan Korban?

Polisi pun mengungkap antara pelaku dan korban saling mengenal lantaran tergabung di sebuah komunitas di media sosial.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Membongkar Motif Kasus Mutilasi di Sleman, Apa Komunitas Tak Wajar yang Diikuti Pelaku dan Korban?
Tribunjogja/Christi Mahatma Wardhani
Polisi menunjukkan sederet barang bukti kasus mutilasi di Turi Sleman yang diamankan jajaran Polda DIY, Minggu (16/07/2023). Polisi mengungkap sejumlah fakta baru kasus pembunuhan yang disertai mutilasi seorang mahasiswa kampus swasta di Yogyakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Polisi membeberkan motif mutilasi yang dilakukan pelaku terhadap korban yang merupakan seorang mahasiswa kampus swasta di Yogyakarta.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi mengatakan, untuk menghilangkan jejak dari sidik jari korban, pelaku merebus beberapa bagian tubuh korban menggunakan panci berukuran besar yang saat ini dijadikan barang bukti kejahatan.

Pergelangan tangan dan kaki korban direbus untuk menghilangkan sidik jarinyanya. Kemudian setelah dipotong-potong bagian tubuh ini dimasukan ke plastik

"Pergelangan tangan dan kaki korban direbus untuk menghilangkan sidik jarinyanya. Kemudian setelah dipotong-potong bagian tubuh ini dimasukan ke plastik," ungkapnya saat jumpa pers, Selasa (18/7/2023).

Baca juga: VIDEO Terungkap Fakta Baru, Pelaku Mutilasi di Sleman Sempat Rebus Bagian Tubuh Korban

Sebagaimana diketahui, korban pembunuhan disertai mutilasi tersebut adalah laki-laki berinisial R (20), seorang mahasiswa asal Pangkalpinang, Bangkabelitung.

Sementara kedua pelaku yang telah diringkus polisi yakni W (29) asal Kabupaten Magelang, dan RD (38) asal Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Para pelaku sempat beristirahat di sela-sela memutilasi korban.

Berita Rekomendasi

Selanjutnya, salah satu pelaku yang berdomisili di Yogyakarta yakni pelaku W mensurvei tempat untuk membuang potongan tubuh korban.

Baca juga: Awal Mula Perkenalan Korban dengan Pelaku Mutilasi di Sleman, Tergabung dalam Komunitas Tak Wajar

Pembunuhan dan mutilasi itu dikakukan keduanya pada Selasa (11/7/2023) malam.

Di hari berikutnya, yakni Rabu (12/7/2023) para pelaku membuang potongan tubuh korban ke beberapa lokasi.

Polisi masih belum mengungkap secara gamblang terkait motif tindakan para pelaku.

"Motifnya sementara bahasa kami karena kegiatan tidak wajar, untuk lebih tepatnya kami akan periksa kejiwaan yang bersangkutan," terang dia.

Hilangkan Sidik Jari

Polisi mengungkap sejumlah fakta baru kasus pembunuhan yang disertai mutilasi seorang mahasiswa kampus swasta di Yogyakarta.

Fakta terbaru yang terungkap yakni para pelaku sempat merebus bagian pergelangan tangan serta kaki korban seusai dimutilasi.

Tindakan itu disinyalir untuk menghilangkan sidik jari korban, agar aksi kejamnya tidak terendus aparat kepolisian.

Sebagaimana diketahui, korban pembunuhan disertai mutilasi tersebut adalah laki-laki berinisial R (20), seorang mahasiswa asal Pangkalpinang, Bangkabelitung.

Sementara kedua pelaku yang telah diringkus polisi yakni W (29) asal Kabupaten Magelang, dan RD (38) asal Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Baca juga: Teka-teki Grup FB Tak Wajar Pemicu Kasus Mutilasi di Sleman, Korban Sempat Ganti Foto FB Awal Juli

Polisi pun mengungkap antara pelaku dan korban saling mengenal lantaran tergabung di sebuah komunitas di media sosial.

"Mereka tergabung di sebuah komunitas yang mempunyai aktivitas nggak wajar. Mereka melakukan kegiatan berupa kekerasan satu sama lain. Ini terjadi berlebihan sehingga mengakibatkan korban meninggal," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY FX Endriadi, saat jumpa pers di Mapolda DIY, Selasa (18/7/2023).

Namun, Endriadi enggan menjelaskan lebih detail terkait aktifitas tak wajar yang dilakukan pelaku dengan korban.

Namun setelah korban meninggal dunia, para pelaku panik hingga akhirnya melakukan tindakan mutilasi.

"Setelah korban meninggal para pelaku kemudian panik kemudian berniat menghilangkan jejak peristiwa tersebut. Setelah panik mereka melakukan upaya pemotongan atau mutilasi," jelasnya.

"Itu dilakukan dengan cara memotong kepala korban, pergelangan tangan, kaki kemudian bagian tubuh, hingga menguliti tubuh korban," sambungnya.

Kemudian untuk menghilangkan jejak dari sidik jari korban, kedua pelaku merebus beberapa bagian tubuh korban menggunakan panci berukuran besar yang saat ini dijadikan barang bukti kejahatan.

"Pergelangan tangan dan kaki korban direbus untuk menghilangkan sidik jarinyanya. Kemudian setelah dipotong-potong bagian tubuh ini dimasukan ke plastik," ungkapnya.

Para pelaku sempat beristiharat di sela-sela memutilasi korban.

Kemudian salah satu pelaku yang berdomisili di Yogyakarta, yakni pelaku W, mensurvei tempat untuk membuang potongan tubuh korban.

Baca juga: Terungkap Hubungan Mahasiswa Korban Mutilasi dan 2 Pelaku, Saling Kenal-Lakukan Aktivitas Tak Wajar

Pembunuhan dan mutilasi itu dilakukan keduanya pada Selasa (11/7/2023) malam.

Kemudian pada hari berikutnya, yakni Rabu (12/7/2023), para pelaku membuang potongan tubuh korban ke beberapa lokasi.

Polisi masih belum mengungkap secara gamblang terkait motif tindakan para pelaku.

"Motifnya sementara bahasa kami karena kegiatan tidak wajar, untuk lebih tepatnya kami akan periksa kejiwaan yang bersangkutan," terang dia.

Komunitas Aktivitas Menyimpang

Pelaku W (29) dan RD (38) ternyata saling mengenal dengan korban, R (20).

Mereka disebut aktif di sebuah grup komunitas media sosial.

W adalah pelaku yang berada di Yogyakarta, sementara RD berasal dari luar Yogyakarta.

RD sengaja datang ke Yogyakarta untuk menemui R bersama W.

“Setelah pelaku RD tiba di Yogyakarta, W lantas menjemput R dan mengajak berkumpul ke kos pelaku W,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi, saat jumpa pers, Selasa (18/7/2023).

Endriadi menegaskan, ketiganya tergabung dalam komunitas yang mempunyai aktivitas menyimpang atau tidak wajar.

Aktivitas tak wajar yang dilakukan para pelaku inilah yang mengakibatkan korban R meninggal dunia.

"Mereka tergabung disebuah komunitas yang mempunyai aktivitas gak wajar. Mereka melakukan kegiatan berupa kekerasan satu sama lain. Ini terjadi berlebihan sehingga mengakibatkan korban meninggal," terang dia.

Baca juga: Hilangkan Sidik Jari, Tersangka Pelaku Mutilasi Rebus Bagian Tubuh Korban

Endriadi enggan menjelaskan lebih detail terkait aktifitas tak wajar yang dilakukan pelaku dengan korban.

Seperti diberitakan, potongan kaki dan tangan kiri ditemukan di kali Bedog, di bawah jembatan Kelor, perbatasan Bangunkerto dan Wonokerto.

Sedangkan Potongan kepala ditemukan terkubur di Kali Krasak, Merdikorejo Tempel.

Potongan tulang dan organ dalam ditemukan di Kali Nyo, Bangunkerto.

Daging, organ dalam dan pakaian milik korban ditemukan di Kali Nyamplung, Jlegongan, Margorejo Tempel.

Potongan daging juga ditemukan di sungai Nglinting, perbatasan Lumbungrejo dan Merdikorejo.

Sedangkan handphone korban ditemukan di Margorejo Tempel.

Kali pertama ditemukan, potongan tangan dan dua kaki ditemukan di sungai Bedog, perbatasan antara Kalurahan Bangunkerto dengan Wonokerto, Rabu (12/7/2023).

Kemudian secara beruntun polisi menemukan potongan-potongan lain pada hari berikutnya. (Tribunnews.com/TribunJogja.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas