Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Benteng Vastenburg di Solo Disita Kejaksaan, Penjaga Ceritakan Sejarah Kepemilikan

Inilah cerita penjaga Benten Vastenburg soal sejarah kepemilikan benteng di Solo tersebut

Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Benteng Vastenburg di Solo Disita Kejaksaan, Penjaga Ceritakan Sejarah Kepemilikan
Tribunsolo/Eka Fitriani
Benteng Vastenburg 

TRIBUNNEWS.COM - Benteng Vastenburg di Solo, Jawa Tengah disita Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Pusat.

Benteng Vastenburg disita karena merupakan aset dalam perkara tindak pidana korupsi (Tipikor) pengelolaan keuangan dan dana investasi oleh PT Asuransi Jiwasraya (Persero) atas nama terpidana Benny Tjokrosaputra.

Meskipun disita oleh negara, namun penjaga Benteng Vastenburg, Karolus Kale (80) mengaku justru senang.

Ia mengaku telah menjaga kawasan Benteng Vastenburg Solo sejak 8 Mei tahun 1990 silam.

Karolus Kale mengatakan, mengetahui terkait kepemilikan kawasan Benteng Vastenburg Solo.

Menurutnya, kepemilikan kawasan Benteng Vastenburg memang awalnya milik dua pihak yakni pemilik PT Duniatex Group, Sumitro Hartono dan juga pemilik PT Batik Keris Group Handoko Tjokrosaputro.

Baca juga: Kejaksaan Agung Sita Uang Rp 8,2 Miliar dari Perusahaan Benny Tjokro Terkait Kasus Jiwasraya

"Ini dua orang, duniatex, bagian Barat pas paving ini. Bagian Timur tahun 1992 sudah dijual menurut cerita, tapi kalau dalam benteng tahun 1992 bulan dua itu dijual pak Handoko," terang Karolus saat ditemui di Benteng Vastenburg Solo, Kamis (27/7/2023).

Berita Rekomendasi

Ia menceritakan, bahwa bagian dalam benteng dijual oleh ayah Benny kepada seorang pengusaha.

"Pak Handoko jemput saya di kantor proyek. Itu bapaknya Pak Benny, Jemput saya ke dalam benteng. Dari pihaknya Pak Roby (pemilik Halai) didampingi adik kandungnya, Pak Heri dan almarhum Pak Julianto. Ada juga istrinya," sambungnya.

"Selesai itu ke sini (Barat) tunjukkan jalan kalau dari almarhum Pak Handoko, setengah dari 8 meter jadi 16 meter tapi pelaksanaannya 12 meter, pelaksanaan diukur," tambah Karolus.

Meski sudah berusia lanjut Karolus meyakinkan bahwa dirinya masih sangat ingat dengan kejadian di Benteng Vastenburg.

"Saya tentara Brigif 6 itu, saya pensiunan Sersan Kepala (Serka), terakhir saya bagian intel. Saya sekolah intelnya di Magelang sana. Makanya saya tahu sejarahnya benteng ini bukan milik perorangan," sebutnya.

Menurutnya, jual beli ke bagian dalam dan timur benteng, Karolus menjelaskan dirinya sempat melihat sertifikat tanahnya.

"Pak Roby dalam benteng dan timur benteng tapi kenyataannya kemarin masih milik (pak Benny) tapi dalam batin saya masih saya tahu mereka hanya pakai nama tok," jelasnya.

"Pada waktu bongkar rumah kembar dua di dalam sini, saya kan jelaskan bahwa ini dulu dipertahankan oleh tentara kemerdekaan. Saya ditunjukin sertifikat, saya bilang 'saya tidak tanya sertifikat tapi kalau kalian mau bongkar ya bongkar saja ndak apa-apa'. Ditunjukkan, saya tidak mau lihat. Itu yang nunjukan Insinyur Hasan, pegang proyeknya pak Roby," imbuh Karolus.

Ia menambahkan belum pernah bertemu secara langsung dengan Benny Tjokrosaputro.

"Kalau dulu seluruhnya milik pak Handoko, bapaknya Pak Benny sendiri saya belum pernah tatap muka. Tapi kalau adeknya semua saya sudah pernah tatap muka," kata dia.

"Saya itu sebagai keamanan mengawasi 13 hektar. Dulu dipegang saya sepenuhnya. Tahun 1990 tanggal 8 Mei," pungkasnya.

Terkait penyitaan Benteng Vastenburg Solo didukung oleh Karolus karena kawasan tersebut sangat bersejarah dan seharusnya menjadi kepemilikan pemerintah bukan perorangan.

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Cerita Karolus Kale, Penjaga Benteng Vastenburg Solo, Sebut Senang Aset Kembali ke Tangan Negara

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas