Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ayah Kenang Kehidupan Bripda IDF: Pernah Gagal jadi Prajurit TNI, Tak Punya Masalah dengan Kawan

Y Pandi kenang perjalanan hidup anggota Densus 88 Antiteror Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage yang tewas tertembak rekannya. Pernah gagal jadi TNI.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Ayah Kenang Kehidupan Bripda IDF: Pernah Gagal jadi Prajurit TNI, Tak Punya Masalah dengan Kawan
Kolase Tribunnews.com: TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Agus Pujianto
(Kiri) Foto mendiang Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage dan (Kanan) Y. Pandi, ayah Bripda ignatius bercerita tentang mendiang anaknya. 

TRIBUNNEWS.COM - Tewasnya anggota Densus 88 Antiteror Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage alias Bripda IDF menyisakan duka mendalaman di hati orang terdekatnya, termasuk sang ayah Y Pandi.

Y Pandi dalam kesempatannya mengenang perjalanan hidup putra kebanggannya itu.

Pria yang menjabat sebagai pejabat inspektorat Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat tersebut mengatakan, Ignatius memang sejak kecil sudah memiliki cita-cita sebagai abdi negara.

Ignatius sempat mencoba mendaftarkan diri sebagai prajurit TNI selepas lulus dari SMA Santa Maria.

Namun saat tes, Ignatius harus menelan pil pahit kegagalan.

Ignatius tidak menyerah dengan keadaan dan tetap dengan cita-citanya.

Baca juga: Ayah Bripda Ignatius Cerita Dugaan Pemicu Anaknya Tewas, Bermula Didatangi 3 Senior Mabuk

Pada tahun 2021, ia kemudian mendaftarkan diri di Bintara Polri Polda Kalbar.

Berita Rekomendasi

Berkat perjuangannya, Ignatius dinyatakan lulus.

Dirinya kemudian menempuh pendidikan Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Kalbar.

Selama 5 bulan lamanya, Ignatius digembleng menjadi anggota Polri hingga akhirnya dinyatakan lulus.

Y Pandi menyebut, anaknya lalu mengikuti seleksi Densus 88 Antiteror.

Ia berhasil menyingkirkan ratuasan peserta lainnya.

"Saya merasa sangat bangga, dari sekian ratus peserta hanya dua yang terpilih, sebagai orang tua bangga," kata Y Pandi, dikutip dari TribunPontianak.co.id, Jumat (28/7/2023).

Y Pandi melanjutkan, saat pengumuman nama Ignatius disebutkan pertama kali sebagai peserta yang lolos.

Ketika itu pengumuman disampaikan oleh Kapolda Kalbar.

Y Pandi menilai, anaknya Ignatius bisa terpilih jadi karena memenuhi kompetensinya.

"Mungkin anak saya dari sekian lama pendidikan, Anak saya boleh dikatakan mungkin cocok dan mampu," tegas Y Pandi.

Baca juga: Misteri Kematian Bripda IDF Ditembak Seniornya Terkuak, Jumat Sempat Video Call Ibunya yang Ultah

Tak punya masalah dengan kawan

Inosensia ibunda Bripda Ignatius memegang foto mendiang anaknya yang tewas diduga tertembak seniornya sesama polisi.
Inosensia ibunda Bripda Ignatius memegang foto mendiang anaknya yang tewas diduga tertembak seniornya sesama polisi. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/AGUS PUJIANTO)

Y Pandi mengungkap sosok dan kepribadian dari Ignatius.

Pemuda yang akrab disapa Dede itu merupakan anak baik dan berbakti kepada orang tua.

Ignatius selama bertugas juga tidak lupa berkabar dengan keluarga.

Meskipun sibuk, ia tetap menyempatkan diri berkirim pesan.

"Dia itu selalu chat, telpon, memberitahu tugas dimana, itu rutin setiap hari kami berkomunikasi.

(Jika) tidak sempat dia pasti chat, kalau waktu agak panjang, dia video call," tambah Y Pandi, dikutip dari TribunMelawai.com.

Bahkan Ignatius, sempat menghubungi orangtuanya di hari insiden berdarah yang menewaskannya.

Pada Sabtu, 22 Juli 2023 malam, Ignatius melakukan video call dengan sang ayah.

Ia juga mengubungi pacarnya yang berada di Pontianak hingga Minggu 23 Juli 2023 dini hari.

"Kami masih video call. Sampai kepada kakaknya juga, pacarnya juga. Kami sampai jam 1 (video call)," ujarnya.

Y Pandi menambahkan, selain baik kepada keluarganya, Ignatius juga mudah bergaul dengan kawan-kawannya.

Ignatius dikenal supel sehingga tidak pernah terlibat masalah.

Baca juga: Dugaan Bripda Ignatius Dibunuh, Keluarga: Direncanakan Matang oleh Senior dan Rekan di Densus 88

Jenazah almarhum Bripda Ignasius Dwi Frisco Sirage saat disemayamkan di rumah duka di Kabupaten Melawai, Kalimantan Barat.
Jenazah almarhum Bripda Ignasius Dwi Frisco Sirage saat disemayamkan di rumah duka di Kabupaten Melawai, Kalimantan Barat. (dok./kolase)

"Anak saya ini anaknya humanis. Sangat humanis dia.

Tidak pernah ada permusuhan dengan kawan-kawannya," imbuhnya.

Sementara terkait kasus kematian anaknya, Y Pandi meminta keadilan.

Ia berharap kasus ini diusut tuntas sehingga tidak ada Ignatius-Ignatius selanjutnya di kemudian hari.

"Kami berharap supaya kasus diungkap tuntas. Supaya tidak ada timbul kasus baru setelah anak saya, siapa lagi kedepan kan kita ndak tahu," tegas Y Pandi, dikutip dari TribunPontianak.co.id.

Terakhir, Y Pandi meyebut pihaknya akan meminta bantuan kepada tim Lembaga Bantuan Hukum (LBH) milik pengacara kondang Hotman Paris.

Tim LBH sendiri sudah mendatangi kediaman Y Pandi untuk meminta keterangan.

"Saya bersedia. Mereka mau membantu dalam mengusut tuntas kejadian yang anak kami alam," katanya.

Informasi tambahan, Bripda IDF tewas tertembak senjata saat berada di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu 23 Juli 2023.

Bututnya dua rekannya Bripda IMS dan Bripka IG ditetapkan sebagai tersangka.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunPontianak.co.id/TribunMelawai.com/Agus Pujianto/Ferryanto)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas